Part 2

467 37 1
                                    

Gadis itu duduk di halte sambil terus menatap air hujan yang jatuh beriringan. Ia menghela nafas. Alunan lagi yang lembut terdengar melalui headset yang menggantung ditelinganya. Ia naikkan tutup kepala hoodie abu-abunya.

Ia menghembuskan bafas panjang. Diraihnya botol air mineral dari dalam tas punggungnya. Diteguknya air mineral itu perlahan.

Tin!!...Byurrrr.

Sebuah mobil tiba-tiba lewat sambil membunyikan klakson dan melaju kencang. Tubuhnya basah karena genangan air dan air mineral yang tumpah hampir seluruhnya.

"Yak! Micheosseo!" Ucapnya sambil berdiri. "Aish! Jinjja!" ia mengelap bajunya yang basah kuyup.

"Ah! Bagaimana aku..."

"Ada disini!" Seseorang berucap. Gadis itu berbalik dan mendapati seorang pemuda tengah berdiri membelakanginya dengan kaus putih dan celana rumahan.

"Neon nuguji?" Ucap gadis tadi.

Pemuda itu berbalik, "Kau memanggilku?"

"Ani. Eoh... Neo"

"Wae?"

"Neo! Kau hantu!"

"Mwo?"

"Mengakulah! Aku ini bisa melihatmu!"

"Micheosseo?!" Pria itu berbalik lalu pergi.

"Dasar sombong."

Gadis itu kembali sibuk dengan bajunya.

"Eoh Seolhyun-ah!" Seseorang berseru.

"Jaehyun-ah!"

"Mianhe. Karena mobilku kau jadi terkena genangan air."

"Gwenchana. Geundae, kenapa kau terlihat buru-buru sekali?"

"Hyung menyuruhku membeli obat di apotik karena ibuku sakit."

"Aahhh. Ka...." Jaehyun memotong kalimat Seolhyun.

"Apa yang kau lakukan disini? Udaranya sangat dingin dan kau duduk ditempat terbuka seperti ini?"

"Aku hanya mencari udara segar."

"Aahhh. Sebentar." Jaehyun melepas rompinya dan memakaikannya pada Seolhyun.

"Karena genangan dan air mineral. Bajumu jadi tembus pandang. Sekali mianhe." Lanjut Jaehyun.

Jaehyun beranjakvdan membuka pintu mobilnya, namun dihentikan oleh Seolhyun.

"Jaehyun-ah! Apa aku boleh meminta tolong?" Jaehyun kembali menutup pintu mobilnya dan menatap Seolhyun.

"Kau tahukan, kalau aku tinggal bersama kakak perempuanku. Dan sesuatu telah terjadi disana hari. Dan 'sesuatu' itu membuatku harus meninggalkan rumah. Apa aku boleh menginap dirumahmu?Hanya untuk satu malam ini saja. Kumohon." Seolhyun menatap Jaehyun memelas. Jaehyun menghela nafas pankang.

"Kita ini sudah bersahabat selama 2 tahun. Tentu saja boleh. Ayo." Jaehyun memasuki mobilnya dan diikuti olah Seolhyun. Setengah perjalanan berlalu tanpa percakapan.

"Seolhyun-ah, tadi kau bilang dirumah kakakmu ada sesuatu yang membuatmu harus meninggalkan rumahnya. 'Sesuatu' apa itu?"  Seolhyun tersentak mendengar pertanyaan Jaehyun.

"Kau benar-benar ingin mendengarnya?" Jaehyun mengangguk dengan tatapan tetap lurus kedepan.

"Aku mendapat kekerasan dari kakak dan kakak iparku. Kau ingat, 1 tahun yang lalu saat aku ketahuan mempunyai luka lebam di tanganku olehmu. Dan aku berkata bahwa itu karena aku terjadi karena aku terjatuh dari atas kasurku. Itu bohong. Luka itu akibat pukulan sapu yang dilakukan oleh kakakku. Dan suami kakakku..." Seolhyun menjeda kalimatnya. Matanya mulai berkaca-kaca. Sebelum akhirnya ia kembali melanjutkan ceritanya.

First Snow✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang