Part 23

57 7 0
                                    

"Pembohong. Kalian bertiga pembohong." ujar seolhyun di akhiri dengan tangisan. Taeyong tak tega melihatnya, ia merengkuh seolhyun ke dalam dekapannya. Tapi seolhyun dengan gerakan cepat mendorong taeyong agar menjauh.

"Apa jungwoo juga bagian dari kalian bertiga?" tanya seophyun lirih.

Hati taeyong mencolos mendengar pertanyaan seolhyun. Ia benar-benar membenci jungwoo. Karna sudah meninggalkan seolhyun. Walau ia juga bersyukur sebenarnya.

"Dia pergi karna gadis lain seol." ujar jimin lirih.

"Jungwoo meninggalkan handphonenya di kamarnya. Dan saat aku membuka handphonenya yang pertama kali ku lihat adalah sebuah rekaman suara di telephone." jelas jimin.

Jimin mengambil ponsel jungwoo yang dia simpah di laci meja keluarga. Ia menyerahkan ponsel itu pada seolhyun. Seolhyun menerimanya, dan memutar rekaman itu.

"Jungwoo, ku dengar kau akan menikah. Apa benar?"

Tak terdengar balasan dari jungwoo.

"Kenapa diam? Jadi benar?" gadis itu mulai menangis.

Lagi-lagi tak ada jawaban dari jungwoo.

"Aku menunggumu disini. Kau bilang hanya ingin menjemput seolhyun. Tapi kau malah menikahinya? Dasar berengsek. Aku membencimu. Kau namjaku jung. Ku mohon jangan menikah. Hidupku hanya tinggal sebentar lagi. Aku mohon jung. Pulanglah. Aku istrimu."

Seolhyun benar-benar menunggu jawaban jungwoo. Tapi jungwoo bahkan tidak mengeluarkan suara apapun.

"Kumohon katakan sesuatu. Pulanglah. Kau akan menjadi ayah."

Nafas seolhyun seakan tercekat mendengar penuturan yeoja di telfon itu.

"Kau hamil?" jungwoo menjawab pada akhirnya.

"Hidupku mungkin tak akan lama lagi jung. Setelah bayi ini lahir mungkin aku akan segrra pergi. Jadi kumohon pulanglah, jaga bayi kita."

"Aku akan pulang sohye. Aku akan pulang."

Rekaman suara berhenti. Seolhyun berusaha menahan air matanya namun air mata itu turun begitu saja.

"Jungwoo sudah menikah selama satu tahun. Dia awalnya kemari hanya untuk menjemputmu sebagai sahabat. Tapi dia malah jatuh cinta padamu." Jelas taeyong.

"Aku sebenarnya sangat ingin membunuhnya saat dia melamarmu hari itu. Apa lagi saar dia menciummu." tutur taeyong.

Bagaimana taeyong tau? Dia punya kekuatan saat itu. Tidak dengan sekarang. Sekarang dia hanya manusia biasa.

"Aku mengantuk. Aku akan ke kamarku." ujar seolhyun akhirnya.

"Seolhyun, boleh aku tidur denganmu? Aku merindukanmu." ujar taeyong membuat semua orang yang ada di sana terkejut.

"Ku kira kau bisa membaca fikiranku." ucapan seolhyun membuat taeyong tersenyum.

"Aku manusia biasa sekarang seol. Kekuatanku sudah hilang." ujar taeyong.

"Kurasa setelah ini akan ada pernikahan lagi." ucap jaehyun diselingin tawa mengejek.

"Siapa yang akan menikah? Aku akan membujang selamanya. Aku trauma dengan hal-hal seperti itu." ujar seolhyun sembari berjalan menuju kamarnya, diikuti taeyong di belakangnya.

Seolhyun masuk kekamarnya dan taeyong pun ikut. Taeyong menutup pintunya dan membalikkan badannya. Taeyong tersenyum saat seolhyun tiba-tiba memeluknya.

"Jangan pergi lagi, atau aku akan benar-benar mengakhiri hidupku." lirih seolhyun.

"Aku yang akan mati kalau kau pergi." balas taeyong.

First Snow✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang