Chapter 3

1.2K 56 0
                                    

Ketika aku menatap tingkah konyol kedua sahabatku, samar-samar aku melihat dia tertawa. Dengan tangan kanan yang memegangi perutnya dan tangan kiri yang sesekali menggedor-gedor meja, yang berbunyi dengan keras .Entah kapan terakhir aku melihatnya tertawa lepas.

" Kenapa dia ketawa sampe segitunya? Dasar caper" ucapku dalam hati sambil menatapnya penuh kebencian. Seketika rasa itu muncul kembali, rasa yang selama ini aku tahan dan kupendam selama bertahun-tahun. Rasa, ingin menjambak rambutnya. Semenjak persahabatan kami di resmikan untuk selasai, setiap kali aku melihatnya tanganku langsung gatal ingin sekali menjambak rambutnya yang lurus itu.

"Woy!" Panggil sesorang dengan nada yang sedikit keras dari sampingku. Mataku terbelalat, aku kaget bukan main. Ketika lagi membayangkan, sesuatu yang menyebalkan terus di kagetkan seenak jidatnya, kan nggak lucu.

"APA SIIH!!?" aku mengeraskan nadaku, seperti nada yang melawan.

Tapi aku lebih terkejut katika aku menatap orang itu, "B-b-bu.. ari???" Ucapku terbata-bata.

" enak sekali ya kamu,, malah menghayal.. lihat teman-temanmu! Sudah pada mengerjakan soal yang saya berikan! Kamu malah membuat saya tambah pusing!!" Bu ari memaki-makiku habis-habisan.

Kemudian bu ari berjalan ke depan pintu, lalu berkata, "Ya sudah, berhubung saya sudah gak kuat, sekarang kalian buatnya berkelompok. Dan berhitung mulai kamu adimas!" Suruhnya sebelum keluar meninggalkan kelas kami.

Sial, benar-benar sial.. aku harus satu kelompok sama orang yang paling menyebalkan didunia ini.
Dia mendekatiku, menarik kursi sebelah, dan duduk persis disampingku. Tidak ada kata-kata yang terucap dari mulutnya selama duduk di sampingku.dia sibuk dengan handphone-nya.
Aku , gita, dan vino sudah mengerjakan beberapa soal, sedangkan dia? Tidak Menyentuh bolpoint sama sekali. Sejujurnya aku males ngomong, tapi aku udah gak tahan lagi.

PLAK!

Aku membanting bukunya ke meja yang ada di hadapannya.

"kalo mau maen game, sana pergi!Ganggu tau'!!" Aku mulai memarahinya.

Dia tidak goyah sama sekali, malah dia mengambil headphone lalu memasangkan headphone itu ketelinganya.

Sumpah, membuatku naik darah! Aku pun menyopot paksa Headphone itu dari telinganya.

Ia berdiri dengan menatap tajam mataku,"Apasih mau lo!"katanya padaku dengan nada yang amat sangat keras. Aku memasang raut wajah nantang, dengan alis yang kunaikkan sebelah.

"Lo budeg ya?" Aku menyengir. Hal yang tak guduga ketika tangannya meraih daguku, hingga aku mendongak keatas, tepat didepan matanya, mungkin hanya berjarak 15 cm.

"Cowok seganteng dan sekeren gue, BUDEG?? Otak lo ditaruh dimana?," ucapnya, hingga aku bisa merasakan hembusan nafas yang keluar dari mulutnya setiap kali ia mengeluarkan kata-kata.

Aku tambah menaikkan tubuhku, mungkin dari mataku kematanya hanya berjarak 10 cm. Aku menyipitkan mata, "Lo pikir? Orang ganteng, keren dan beken sekalipun juga bisa BUDEG, karna itu cuma dijadikkan kedok! Dan kalo Lo ngrasa lo ganteng dan apalah itu, tapi lo bodoh, Sama aja bo'ong!".
Jari telunjuknya mendorong jidatku hingga aku goyah.

"Hahaha.. setidaknya gue ganteng, sekalipun gue bodoh, tapi nyatanya tetep masih banyak cewek yang ngejar-ngejar gue tuh!?" Ucapnya tambah songong. "Daripada lo?," tambahnya.

Apa ini saatnya untuk melakukan hal yang sedari dulu ku idam-idam kan?.
"Iya siih.. Lo ganteng(uweek).., keren (uweeeks)..,dan cool( Ooh nO!) Tapi! Hanya gue satu-satunya orang yang tau intelligence-mu seberaba!" Aku berani bukan?. "Ha-Ha.. IQ cuma..-" ketika aku ingin menambahkannya, tiba-tiba tangannya membekapku. Ku lihat seisi kelas menatap kami sedari tadi, mungkin dia malu dengan IQ yang hanya seberapa koma saja.

"Diem gak lo!" Ucapnya membisik dan mendekat ke telingaku. Tanganku berusaha meraih rambutnya hingga,

"AW!"

Aku berhasil!! Tangannya tak lagi membekapku. Aku bahagia karna dua hal, yang pertama aku berhasil membuka bekapannya, dan yang kedua, impianku untuk menjabak rambutnya selama ini telaksana juga.

"Dasar cewek sinting!!" Ucapnya padaku sebelum ia keluar dari kelas ini.

Semua mata tertuju padaku, tapi aku mengabaikkannya. Dan duduk kembali ke kursi ku.

BERSAMBUNG...

Jangan Sampai ketinggalan Vote-nya dong😢

*baca MY BADASS FANS juga ya...
Menjadi selebgram tentu menjadi sesuatu yang membanggakan bagi kita, apalagi jika mempunyai Fans yang sayang dengan kita.

Tapi bagaimana jika kita mempunyai penggemar yang berkelakuan minim?
Ikuti terus ceritanya...😉🖒

ARTI CINTA [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang