Chapter 7

757 37 0
                                    

                    ***
Ketika kami sedang menikmati makanan, tak lama muncul dua orang cewek yang duduk di seberang meja kami. Mereka ngobrol dengan nada yang keras,serasa dunia hanya milik mereka berdua,dan mau tidak mau aku harus mendegarkan semua obrolan mereka.
  Cewek A: lo kenapa si?
  Cewek B : tau,rasanya bertepuk sebelah tangan?
     A: lho..lho kok tiba-tiba tanya gitu?
     B: (cwek itu mulai tersendu**)
     A:ada apa si?
     B: ada kaitannya sama pertanyaan lo dulu
     A: yang?
     B: yap, gue akuin gue suka sama leo,sebelum lo tanya itu ke gue..
     A: leo.. leonardo?
     B: bukan.. leontino.
     A: O my... serius lo?, padahal yang gue maksud leonardo.
       "   Leontino?seperti kenal nama itu  " ucapku dalam hati.
     B: ahh lo...kalo itu si gue gak suka.., gue kira yang lo maksud dulu Leontino adael.
        Benar dugaanku. Leontino adael, saudara gue? 
     A : terus? Apa hubungan leo sama  pertanyaan lo tadi??
     B : kemarin gue nembak Leo, sampe-sampe gue kaya cewe' yang gak punya harga diri,terus dia nolak gue.. dia bilang gak mau pacaran dulu
     A: terus hubungannya sama bertepuk sebelah tangan?
     B: sebelum kesini, gue mergoki dia lagi nembak Adriana di taman..

     Aku semakin penasaran dengan apa yang ingin diceritakan cewek itu tentang kak Leo. Tapi, suara deheman dari arga membuatku menghentikannya.
    "Lo tu kepo ya, jadi cewe' " katanya.
     "Gue tu gak kepo,tapi gue kedengeran.."
     "Ya sama aja nguping, gak sopan." Ucapnya lagi
     "Ga' lo si enak, pake Earphone, lha gue?, mereka aja diseberang kita, mana deket banget lagi sama kita.. Kuping gue masih normal kali', dan juga..suara mereka amat sangat keras, mana mungkin kuping gue gak ngrespon." PenJelasanku yang panjang kali lebar.
       Arga langsung pindah tempat duduk disebelahku. Lalu ia memasangkan earphone yang satunya ke telingaku.
      "Beres kan?" Katanya sebelum melanjutkan makannya.
      Sialan, padahal yang aku jelasin kedia hanya alasan biar aku ndengerin kelanjutannya.

                     ***
        Selesai makan kami langsung pulang. Selama diperjalanan aku membayangkan gimana marahnya bunda setelah tau anak kesayangannya itu harus pulang sama cowok berandal, dan harus melakukan kegiatan bersama dia.
        " Akhirnya sampai juga.." kata arga sembari mematikan mesin motor-nya.
        Kami berada tepat didepan rumah arga. Setelah aku sadar, bulu kuduk'ku berdiri semua rasanya kaya ikut uji nyali.
        "Lo kenapa malah diem?" Tanya arga.
         "Aku.. aku bingung, gimana ngomongnya..nanti kalo dimarahi Mami sama Papi kamu gimana??" jawabku dengan nada yang ketakutan.
        " hahaha,, sante aja kali.. kita undang bokap nyokap gue kerumah lo, terus kita jelasin ke mereka." JelasnyaLalu menarikku. "Eh tunggu!" Ucapnya mendadak, " lo bilang 'Aku' - 'kamu'? Ciee.. sejak kapan lo panggil gue 'Kamu'.." tambahnya.
         Gue mikir sejenak, setelah disaring-saring. Sungguh aku pengen muntah, dan malu banget. Tapi perasaan itu masih dikalahkan oleh rasa takutku yang menyelimutiku. "Udah deh,, gue keceplosan! Lagi pula sempet ya.. mbahas itu? Gak penting." Maki-ku.
          Dengan kaki yang gemetaran dan istighfar yang selalu ku ucapkan, akhirnya aku pun duduk menghadap ke orang tua Arga. Tapi kalo dipikir-pikir rasanya tu kaya, orang dewasa kalo mau minta ijin orang tua untuk menikah. Weleh.. malah mikir itu.. sempet ya?.
        "Kalian kenapa?" Tanya tante ellen(Mami arga).
        "Masalah teknis mi.."jawab arga dengan santai.
        "Masalah teknis gimana??" Tante Ellen menunjukkan raut wajah yang cemas.
        "Em... gimana ya..?" jawabnya lagi (sok mikir).
     Ku kira cuma disekolah dia bertindak sok santai, tapi ternyata memang arga oranya santai, malah kelewat santai. Shyndromb kali ni anak ya?.
          "Gini aja mi, mending mami ikut aku ke rumah wilby. Biar kita njelasinnya enak dan gak dua kali " tambahnya.
          Akhirnya kami pun berbondong-bondong ke rumahku. Dan bunda juga nggak kalah kaget sama tante ellen ketika melihat-Ku. Sama persis sama yang tadi kubayangkan.
           "Ada apa ini?" Tanya bunda dengan mata yang melotot kearah borgol.
          "Jadi gini mi,tante.. aku sama Wilby...."(arga menjelaskan tentang hukuman Pak Pri dan Alasan mengapa borgol ini bisa memborgol tangan kami).
          Bunda sama Tante ellen saling bertatap-tatapan, kemudian menatap borgol secara bersama, lalu kembali bertatapan lagi,, dan yang terakhir menatap kami.
          "OKE!" Kata yang keluar dari mulut bunda dan tante ellen secara serentak.
           "Kapan lagi kalian bisa kaya gini..? Hampir lima-enam tahunan kalian gak pernah ngobrol. Bahkan semenjak arga sekeluarga kembali kesini lagi..kalian udah gak pernah saling main bareng. Dan selalu saja berantem, - " ucap bunda dengan semangat. "Bahkan, Wilby nggak pernah masuk kerumah arga, begitu pula arga yang gak pernah menginjakkan kaki dirumah wilby." Saut tante ellen.
"Jadi,,,KAMI BERDUA SETUJU DENGAN HUKUMAN INI!!" Ucap Mereka Kompak dan bersemangat. "Gara-gara kalian.. hubungan dua keluarga ini hampir putus tau!" Sewot tante ellen. "Betul itu, akhirnya tuhan membuat rencana yang besar untuk mempersatukan kalian kembali. Tinggal memberi kalian hidayah." Tambah bunda. "Apa-an si bun.." bibirku menyengir sebal. "Tapi, kalian jangan senang dulu! Ada syarat yang harus kalian patuhi!" Tambah bunda. "Syarat?" Tanyaku dan arga serentak. "ya, kalian jangan tidur dikasur malam ini, bahkan jangan mandi sekalipun! Meskipun kalian diberi hukuman yang aneh begini.. kalian jangan mencari kesempatan dalam kesempitan!jangan melanggar aturan dan norma agama!" Tambah bunda menasehati.
       "  Hahaha.. ya kali'.. tenang aja tan.. gak akan...aku mah orangnya kuat imannya.. gak tau tu..sama.." ucapnya sambil melirikku."Arga! Husst.." bentak tante ellen. "Huuft.. insyaallah.. aku akan menjaga kepercayaan kalian.. lagi pula siapa yang mau begituan sama arga.." ucapku dengan nada yang pelan di kalimat akhir. "APA!?!?!" Tanya mereka bertiga serentak sambil memelototi ku. "Hehehe.. bercanda kali.." kok dengar ya?.
        Penyiksaan akan segera dimulai. Dengan seragam yang bau, dan harus ku kenakan sampai besok, dan harus menanggung dosa karena tidak sholat.dan masih banyak siksaan batin lainnya. Semalaman ini kami habiskan untuk belajar. KAMI?, lebih tepatnya AKU. Kemudian kami tidur di sofa ruang tamuku. Dan yang paling menyebalkan, aku harus tidur duduk. Hingga di pagi hari kurasa pingganggu encok.
         "Wilby.. Arga.. bangun nak.." sapa bunda membangunkanku.
"Iya buuun.." jawabku sambil membenarkan tulang-tulangku. "Woy! Bangun!" Suruhku. Dia seperti mayat hidup. Bernafas tapi tak bangun-bangun. "Woy!arga!! Banguun!!" Teriakku untuk yang kesekian kali, seandainya tanganku tidak keborgol, udah ku siram pakai air dari tadi. Aku mendekat ke kupingnya, sambil berteriak lagi. Bulu matanya tiba-tiba bergerak mengagetkanku lalu ia membuka mata, tepat dihadapanku. DEG
                    ***

ARTI CINTA [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang