Sekali lagi, Author tidak bertanggung jawab bila reader mengalami mimpi buruk serta ketakutan berlebihan :v
Selamat Membacaaa!
Sorry for typo(s)
***
Baru Agung ingin menanyakan apa yang terjadi, dua kata terdengar dari ponselnya. Dua kata bagi siapa pun yang mendengarnya terdiam kaku dengan rahang yang terbuka tanpa tahu bagaimana cara mengatupkannya kembali.
"Itok meninggal."
***
"Itok ditemukan tewas berendam di bath up kamar mandinya. Ditemukan luka bekas pukulan benda tumpul pada bagian sisi kanan kepalanya dan juga luka goresan melingkar pada pergelangan tangan kanannya. Kedua tangan serta kakinya terikat menggunakan tali rafia berwarna putih. Tidak ada organ tubuh yang hilang kecuali... rambutnya. Sang pelaku menggunting kasar rambut Itok, terlihat ada luka goresan pada kulit kepala. Kemungkinan besar, sang pelaku memotong rambut Itok menggunakan pisau."
Harfan mendesah keras di akhir laporan yang ia cari tahu dari polisi yang menyelidiki kasus kematian Itok.
Setelah mendapat berita tentang kematian Itok, tanpa pikir panjang mereka langsung menuju rumah itok dan segerombol orang mencoba mengintip atau bahkan masuk untuk melihat jasad Itok. Agung dan yang lainnya sempat tidak bisa masuk ke dalam rumah karena keadaan saat itu benar-benar ramai. Mungkin tetangga yang lainnya heran mengapa ada yang tega membunuh gadis cantik seperti Itok. Apalagi selama ini Itok dikenal baik dan tidak punya dendam ke siapa pun.
Mereka memutuskan berkumpul di rumah Dafa untuk membicarakan masalah kematian salah satu sahabatnya ini. Mereka semua diam kecuali Naomi yang daritadi tidak kunjung menghentikan tangisnya.
Beberapa jam yang lalu Dini berharap tidak ada kasus pembunuhan yang menimpa sahabatnya seperti Nike. Tetapi beberapa jam kemudian, semua harapan itu kini terjadi seolah-olah Tuhan menutup telinga, saat Dini mengucapkan doanya tersebut.
"Kemungkinan besar Itok meninggal pas dia mandi sebelum dia berangkat dan kumpul bareng kita. Sang pelaku menenggelamkan Itok ke dalam bath up baru ia memotong rambutnya dan...
"Apa orang yang membunuh Itok adalah orang yang juga membunuh Nike?" tanya Dini dengan nada sendu memotong informasi yang diucapkan Agung.
Semua menoleh. Menatap wajah Dini dengan mata sembabnya dengan hidung yang merah. Bohong jika Dini tidak menangis saat Itok meninggal. Justru ia adalah orang yang pertama kali meneteskan airmata saat Kak Putri menginformasikan Itok di telepon.
"Gue nggak tahu." Agung mengangkat kedua bahunya dan duduk berhadapan di sofa seberang Dini. Pria ini memang tidak tahu. Pasalnya, kasus pembunuhan tahun lalu pun belum diketahui siapa pembunuhnya. Aparat kepolisian terlalu meremehkan masalah pembunuhan seperti ini sehingga melupakannya begitu saja. Mereka tidak ingat jika sang pembunuh yang belum tertangkap itu bisa kembali melakukan aksinya dengan liar.
"Gimana kalau habis ini, gue atau Naomi yang bakal mati?" pertanyaan Dini terdengar seperti orang yang melamun. Tapi, saat ini ia tidak melamun. Sungguh. Siapa yang bisa melamun saat tengah berduka?
"That's will never happen. Kita nggak bakal biarin itu terjadi sama kalian" Dafa melirik Naomi yang masih sibuk mencoba menghentikan tangisnya di sofa yang berada di hadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Topeng
HorrorSemua orang di dunia ini menggunakan topeng untuk menutupi kelakuan mereka yang sebenarnya. Mereka yang menurutmu baik, bisa saja bertindak buruk di belakangmu. Mereka yang menurutmu pendiam, bisa saja mereka ternyata adalah seorang psikopat profes...