13 (The Last Part)

22 5 1
                                    




Yeeeey! Nyampe juga di part terakhir HAHAHAHA

Sebelumnya mau berterimakasih buat para pembaca yang mau meluangkan waktunya untuk membaca ceritaku.

Aku juga mau berterimakasih buat temna-teman yang namanya sudah bersedia untuk dipake dlm cerita ini :v

Selamat Membacaa! Hati-hati Typo bertebaran.

Sampai jumpa di cerita selanjutnya?

Ps: Cerita baru maunya Romance/Horror(?)


***

Jika kalian pernah mendengar sebuah kalimat yang mengatakan 'ada teman yang memelukmu lebih erat supaya pisaunya menancap lebih dalam' gue sarankan, kalian harus percaya dengan quote tersebut. Entah siapa yang membuat quote tersebut, tapi semua itu terjadi mereka.

Ini sudah tiga bulan berlalu semenjak kejadian tragis dalam rumah Naomi. Setiap inci kejadiannya masih Dini ingat dan entah mengapa Dini tidak bisa melupakannya. Kejadian tersebut bagaikan roll film yang suatu saat bisa terputar kapan saja. Padahal Dini sudah berusaha kuat untuk tidak mengingatnya bahkan melupakannya. Tapi, semakin Dini berusaha melupakan, semakin dia mengingatnya.

Kini mereka dapat menjelani hidup yang lebih baik walau pun mereka semua pernah mengalami masa-masa buruk. Mereka senang, pasca insiden tiga bulan kemarin mereka masih bisa menikmati semua canda tawa.

Agung bercerita bahwa saat insiden itu, ia dan Dafa berhasil melepaskan ikatan Harfan dengan usaha menggeserkan kursi menuju kasur Naomi untuk memeriksa apakah ada sesuatu yang bisa digunakan di dalam kantung platik hitam yang dibawa Harfan. Dengan usaha, mereka berdua mencoba membuka plasik tersebut dan menemukan pisau di dalam sana. Sepertinya Harfan lupa jika ia juga membeli pisau. Setelah lepas, Agung dan Dafa turun ke bawah. Bagaimana bisa keluar kamar, sementara pintu Naomi sudah terkunci? Dafa masih menyimpan kunci cadangan kamar Naomi semenjak kejadian Dini di kamar mandi.

Mereka menelpon polisi dan ambulance. Mencoba menyelamatkan Jolang dan Naomi walau dengan harapan kecil. Sekitar 5 menit kemudian polisi beserta ambulance datang, Dafa mencoba menyelamatkan Dini yang tengah berjuang sendirian di dalam kamar mandi. Polisi terpaksa menembakkan peluru di bagian lengan Harfan untuk menghentikan pria itu yang tengah menikam Dafa menggunakan pisau.

Mereka—Dafa dan Agung—melakukan tindakan dengan tepat waktu. Setidaknya berhasil membuat kami kembali berkumpul bersama lagi seperti ini.

"Di sini yang paling enak tuh lo Gung. Nggak ada luka apa-apa," ucap Jolang yang tengah diolesi salep luka bakar oleh Agung di atas tempat tidurnya,

"Kadang nggak enak juga kali, Jol. Pas kepengen hang out, kalian semua pada ada di rumah sakit. Tapi enaknya... gue nggak nyusahin orang."

"Maksud lo gue nyusahin?!"

"Gue nggak ngomong gitu," balas Agung santai dan membuat Dini, Dafa dan Naomi yang duduk di sofa tak jauh dari mereka tertawa. Melihat perdebatan kecil yang hampir terjadi setiap mereka bertemu.

Harfan saat ini berada di balik jeruji besi dan sudah dipastikan ia mendapat balasan yang setimpal dengan apa yang dilakukannya selama ini. Dini bersyukur karena pembunuh berantai yang selama ini berkeliaran akhirnya tertangkap dan itu membuat segalanya akan menjadi lebih baik, walau itu juga berarti...dia harus kehilangan sahabatnya. Harfan juga mendapatkan penanganan khusus karena kelainan jiwa yang diidapnya. Dan menurut mereka ini akan menjadi pengalaman terbaik sepanjang hidupku karena aku mempunyai sahabat seorang psikopat. Ini keren!

Lagi-lagi suara gelak tawa terdengar akibat perdebatan kecil—kali ini Jolang bahkan memukul Agung dengan bantal karena sudah menyindirnya—perdebatan yang biasanya dilakukan Jolang dan Harfan, kini harus terganti dengan Jolang dan Agung. Tidak apa-apa jika itu semua bisa membuat segalanya menjadi lebih baik. Sahabatnya memang tidak seperti di film-film,  yang glamour, kaya, dan punya rupa yang menarik. Tapi, setidaknya merekalah yang selalu membuat tertawa. Sahabat yang baik adalah orang yang sangat kita percayai dan membuat kita tenang bersamanya. Dia menjadi tempat berbagi kelelahan, berbagi kesedihan dan tidak pernah menjual rahasia diri kita. Sahabat bagaikan roda yang terus berputar yang membuat lokomotif itu terus berjalan.

"Monika mana Nom?" itu suara Jolang

Monika atau akrab disapa Monik adalah teman les Naomi yang saat ini tinggal di Pekanbaru. Monik sampai di Pekanbaru dua minggu lalu dan ini adalah kali pertamanya mereka semua akan melihat Monika secara langsung walau Naomi sudah sering menunjukkannya lewat foto dan mereka juga sering melakukan komunikasi lewat media sosial. Bertemunya di rumah Jolang? Ya, memang di mana lagi? Karena terlalu sering menjenguk Jolang, Mereka malah berniat ingin menjadikan rumah Jolang tempat berkumpul.

"Bentar lagi juga dateng," jawab Naomi yang sedang memegang bekas lukanya.

Dan ucapan Naomi terbukti. Kenop pintu rumah Jolang berbunyi dan terlihat sosok perempuan berkulit putih masuk dan berjalan perlahan menghampiri mereka semua diiringi dengan senyuman manis. Mereka memerhatikannya sejenak.

"Ternyata Monika cantikan aslinya ya Nom" ucapan Jolang ini dihadiahi pukulan di kepala oleh Agung.

Jika seperti ini, seiring berjalannya waktu Monika akan menjadi salah satu sahabat mereka karena sering berkumpul bersama kami. Dan mungkin, Monika akan menggantikan posisi Harfan yang menghilang. Tapi, mereka harap Monika akan lebih baik daripada Harfan.

Mereka tersenyum saat Monika semakin dekat dan wajah Harfan yang telah pergi melintas di pikiran Dini. Antara senang mendapat teman baru dan juga sedih karena harus kehilangan sahabat lama. Jika seperti ini Dini jadi teringat pada sebuah kalimat motivasi yang pernah dibacanya di satu artikel.

Jangan terus bersedih pada dia yang telah pergi, tersenyumlah karena dia telah beri kesempatan untuk bertemu seseorang yang lebih baik.

"Welcome Monikaaaaa!" teriak mereka bersamaan.

***

EPILOG


Turn. 1+1 = C T 22 W 18 3 U

Turn di sini dibalik/putar. Bukan geser atau giliran. Balik di mana?Nggak mungkin balik kertasnya atau tulisannya -_- dibalik bacanya dari kanan ke kiri. Kita susun ulang.

→ U 3 18 W 22 T C min = 1+1

Turn nggak usah dibalik jadi nrut. Kalau dibalik, yakin deh kalian nggak bakal nemuin jawabannya. Turn di sini udah jadi clue.

Trus, kata min (minus) dalam bahasa indonesia artinya kurang. Sedangkan 1+1... Please, anak TK juga tau.

→ U 3 18 W 22 T C min = 2 (artinya dikurang 2)

Apanya yang dikurang? Gini, kita selesain satu-satu.
- U-2 = dua abjad sebelum huruf U adalah S

- 3-2 = 1 (Abjad ke satu adalah A)

- 18-2 = 16 (Abjad ke enam belas adalah P)

- W-2 = dua abjad sebelum huruf W adalah U.

- 22-2 = 20 (Abjad ke dua puluh adalah T)

- T-2 = dua abjad sebelum huruf T adalah R

- C-2 = dua abjad sebelum huruf C adalah A

→ SAPUTRA

Kenapa harus pakai huruf A-Z? Riddle biasanya emang gitu. Kalau nggak abjad, huruf yang ada di keyboard. Rata-rata sih gitu kecuali riddle yang level hard. Nah mungkin itu bisa pakai sandi caesar, sandi morse, sandi batu dll. Tapi kode-kode gini jan dipake buat ngodein gebetan yaaa? Takutnya bukannya dia peka, dia malah jauhin lo karena ngira lo jadi psikopat gara-gara kelamaan jomblo :'v

TopengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang