Happy Reading.
***
Mata Dafa menatap Agung yang saat ini menyandarkan tubuhnya pada sofa dan fokus pada sesuatu yang ada di layar ponselnya. Kenapa Agung berpendapat seperti itu padanya? Agung ingin balas dendam karena Dafa sempat menuduhnya sebagai psikopat? Tidak. Kali ini Agung bukan balas dendam, melainkan sesuatu yang lebih berbahaya dari kata balas dendam tersebut.
***
Seorang pria duduk sendirian ditemani setoples cemilan yang ia temukan di dapur. Kakinya ia angkat dan ditaruh di meja pendek yang berada dekat sofanya. Matanya tak lepas dari layar televisi yang menyala yang menampilkan acara komedi tengah malam seperti ini. Suara gelak tawa Jolang terdengar mengisi ruangan yang hanya dihuninya saat ini, sebelah tangannya dengan lancar memasukkan cemilan pada mulutnya. Mengabaikan beberapa cemilan tersebut yang jatuh ke lantai akibat gerakan tangannya yang terkadang terlalu cepat. Jolang mengabaikan sakit di kepalanya yang berdenyut-denyut akibat terkena pukulan remote tv dengan Harfan beberapa jam yang lalu. Saat ini ia bisa bebas menonton tv tanpa diganggu oleh sahabatnya yang sangat menyebalkan.
Harfan dan Agung izin keluar rumah untuk membeli beberapa cemilan atau mungkin makanan karena mereka berdua kembali dilanda rasa lapar. Sedangkan Dafa menemani Dini kembali ke apartemennya untuk mengambil sesuatu yang dibutuhkan Dini. Naomi(?) Gadis itu tidur, di kamarnya yang terletak di lantai atas rumah ini. Semua temannya memberikan amanat pada Jolang untukmenjaga Naomi dan tolong memeriksa keadaan gadis itu selama mereka belum juga kembali.
Jam menujukan pukul 11 malam tapi Jolang tidak berniat untuk pulang ke rumahnya karena memang, mereka semua sudah merencanakan untuk menginap di rumah Naomi mengingat besok adalah hari Minggu. Sudah jam 11 itu tandanya sudah hampir 2 jam ke empat temannya tidak juga kembali. Kemana Agung dan Harfan membeli makanan?
Tawa Jolang mereda ketika melihat acara komedi yang ia tonton sudah habis. Jolang membungkukkan tubuhnya untuk mengambil remote tv yang berada di meja dan memencet beberapa tombol, mencoba mencari acara tv lain yang bagus. Kalau bisa sih yang humor supaya sedikit menghilangkan rasa takutnya mengingat kejadian Naomi dan Dini kemarin yang bisa saja terulang lagi padanya.
Jolang mendesah keras dan melempar remote tersebut ke arah meja. Menghasilkan suara gedebuk yang lumayan keras. Tidak ada acara tv yang bagus. Rata-rata semuanya menampilkan berita atau talk show yang membuat Jolang menggidikkan bahunya karena jijik. Dan.. ah! Ada satu chanel tadi yang menampilkan seseorang tengah melakukan uji nyali. Tidak. Ia tidak akan menonton acara tersebut.
Kepala Jolang terangkat, melihat ke lantai atas di mana kamar Naomi berada. Ini sudah 2 jam semenjak Naomi tidur dan Jolang belum menengoknya. Tapi...apa perlu? Jolang berpikir, Naomi bukan lagi bocah 5 tahun yang baru belajar tidur sendiri yang harus ditengoki setiap jamnya.
Tapi kan...
Kakinya bergerak, menuntunnya ke arah dapur. Bukan menaiki tangga. Ia merasa haus dan tenggorokannya terasa gatal. Mungkin karena serbuk cemilan yang ia makan tadi menempel di tenggorokannya. Jolang membuka kulkas, mengambil sebotol air minum yang besar dan menuangkannya ke dalam gelas. Meminumnya lalu membiarkan air dingin tersebut menjelajahi mulut dan tenggorokannya saat ini. Jolang menghela napas seolah-olah ia sudah lega atas permasalahan yang terjadi(?) Jolang menutup pintu kulkas dan berjalan kembali ke ruang tv dengan segelas air dingin di tangannya untuk berjaga-jaga jika nanti ia akan haus lagi. Langkahnya berhenti saat berada di ujung anak tangga lalu kepalanya mendanga ke atas. Haruskah ia ke atas sana dan melihat keadaan Naomi?
Baru kakinya menginjak anak tangga pertama, ponselnya yang berada di meja ruang tv berdering nyaring. Memaksa Jolang membatalkan niat sebelumnya tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Topeng
HorrorSemua orang di dunia ini menggunakan topeng untuk menutupi kelakuan mereka yang sebenarnya. Mereka yang menurutmu baik, bisa saja bertindak buruk di belakangmu. Mereka yang menurutmu pendiam, bisa saja mereka ternyata adalah seorang psikopat profes...