10

33 5 0
                                    


Sorry lama update. Typo bertebaran.

Happy Reading!



***

Kini gantian tangan Agung yang bergerak di atas hvs tersebut. Menyempurnakan jawaban kode dari Dini yang belum tepat. Sepertinya Agung menyimak Dini daritadi. Buktinya ia bisa tahu jika jawaban Dini kurang beberapa langkah.

Perlahan tapi pasti, satu per satu sebuah abjad tersusun dan membentuk kata di kertas tersebut.


Saputra.


"Saputra? Harfan Sidiq Saputra?" tanya Jolang langsung setelah melihat apa yang tertulis di kertas.

Semuanya bungkam memperhatikan apa yang ditulis Agung.

"Gue yakin gue nggak salah jawab," ujar Agung dengan nada melamun. Terdiam memerhatikan tulisannya sendiri. Ia yakin ia menjawab kode ini dengan langkah yang berurutan.

Saputra. Hanya satu kata tapi membuat semuanya bingung. Bingung karena mereka tidak tahu maksud kode ini adalah siapa si pembunuh atau Saputra adalah korban selanjutnya.



"Lo emang nggak salah Gung" Suara tersebut terdengar diiringi suara pintu yag tertutup rapat. Semuanya menoleh. Melihat seseorang yang entah kapan ia datang tengah mengunci rapat pintu rumah ini dan mengantonginya, Harfan.


***


"Ini gila!" Jolang menghentakkan kedua kakinya ke lantai dengan kondisi kedua tangan yang terikat ke belakang pada kursi.

Saat ini mereka semua—tanpa Harfan—berada di kamar Naomi. Duduk di kursi yang sudah disediakan dengan kondisi tangan yang terikat kuat di belakang. Harfan yang melakukan ini semua. Dan mengapa mereka menurut? Mudah saja. Dini sanderanya. Jika dari mereka semua tidak menuruti apa yang dikatakannya, Harfan akan menembakkan pistol yang berada dalam kantong celananya ke arah Dini. Membuat gadis itu tewas dengan kepalanya yang bolong.

Mereka duduk—dengan tangan terikat—berjauhan sekitar lima langkah. Pintu kamar Naomi terkunci begitu pun dengan jendela. Sudah dipastikan mereka tidak bisa keluar lewat media mana pun. Harfan pergi. Entah kemana. Sebelum pergi, ia sempat berkata jika mereka semua harus menikmati waktu mereka yang tersisa tidak banyak lagi. Itu berarti... Harfan akan membunuh mereka bukan?

Ternyata dalang dari semua pembunuhan yang terjadi adalah Harfan. Kode yang tadi dipecahkan oleh Agung dan Dini memang benar. Saputra di sini yang dimaksud adalah Harfan Sidiq Saputra, Harfan salah satu sahabat mereka sendiri.

Harfan bilang sendiri jika ia yang sengaja menaruh kertas berisi kode tersebut di kamar Naomi karena ia sudah tidak tahan lagi jika harus membunuh salah satu sahabatnya dengan cara diam-diam. Seperti saat ia ingin membunuh Naomi dan Dini waktu itu.

Mereka tidak bisa mengubungi polisi atau siapa pun untuk meminta bantuan. Semua ponsel milik mereka berada di meja tamu yang berada di lantai bawah. Harfan yang menyuruhnya untuk menaruh semua ponsel di meja tersebut.

Saat ini mereka semua tidak bisa berbuat apa-apa. Berusaha kabur? Tidak mungkin. Harfan sudah mengunci jendela dari luar atau menahannya dengan apa pun supaya jendela tidak bisa terbuka. Mereka semua bungkam. Pasrah dengan apa yang akan terjadi. Jika ada kesempatan untuk lari, mereka pasti akan melakukan itu. Tapi jika tidak, mereka akan melihat semua temannya tewas secara bergantian dengan cara perlahan dan mengerikan.

TopengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang