9

47 4 1
                                    


Nikmati aja alurnya, gausah terlalu tegang :v santaaai.

Tebak hayo siapa psychopathnyaaa. Temukan misterinya di part ini!

Happy Reading! Sorry for typo(s)


***


"Ada yang salah di rumah ini Gung" ucap Jolang menyudahi ceritanya.

"Naomi!" seruan tersebut datang dari suara lain dan membuat semuanya menoleh. Melihat Dini yang berlarian menghampiri Naomi diikuti Dafa di belakangnya. "Lo gapapa kan?"

Naomi mengangguk sembari tersenyum tipis menjawab pertanyaan Dini. Hal membuat Jolang memutar bola matanya kesal. Lagi-lagi Naomi yang ditanya. Mengapa tidak ada satu orang pun yang menanyakan keadaan dirinya? Padahal dari tadi kerjaan Naomi hanya tidur.

"Oiya, guys." Seperti baru teringat sesuatu yang penting, Naomi merogoh kantung baju tidur yang ia kenakan dan mengeluarkan sebuah kertas yang ia lipat-lipat.

Naomi membuka kertas tersebut dan menaruhnya di atas meja. Membiarkan semua temannya melihat dan memikirkan apa maksudnya. "Gue nemu ini di kasur pas gue mau tidur tadi. Mungkin suatu saat ini bisa berguna jadi gue simpen. Ada yang tahu maksudnya apa?"

Tidak ada yang aneh di kertas hvs putih tersebut kecuali ada tulisan menggunakan spidol tinta merah. Sebuah kode.


Turn. 1+1 = min C T 22 W 18 3 U


Mungkinkah kode ini dibuat oleh si pembunuh? Dan apa maksud Naomi bahwa gadis itu menemukannya di kasur saat menjelang tidur? Itu berarti...benar pendapat Jolang jika di rumah Naomi ada orang lain.

"Otak gue nggak nyampe kalau kek gituan." Jolang menyerah mengangkat kedua tangannya di udara lalu bersandar pada punggung sofa yang empuk sembari memejamkan matanya. Ia bukan detektif. Tidak akan mengerti jika disuguhi kode-kode semacam itu. Seingat Jolang kode ini semacam kode yang berada di riddle-riddle tertentu. Memaksa si pembaca menebak pembunuh yang berada di cerita dari kode yang ditinggalkan. Dan seingat Jolang, Agung dan Dini-lah yang sering membaca cerita semacam riddle tersebut.

"Pulpen Nom!" pinta Dini.

Naomi melangkah dengan gerakan cepat menuju laci yang tak jauh dari tempatnya dan menarik laci tersebut satu per satu. Setelah ia menemukan apa yang ia cari, Naomi kembali dengan sebuah pulpen yang langsung ia berikan pada Dini.

Dini menerimanya dan menuliskan sesuatu pada kertas tersebut. Temannya yang lain hanya melihat apa yang dilakukan Dini tanpa ada yang bertanya. Membiarkan salah satu sahabatnya berpikir. Tangan Dini mulai bergerak dengan coretan aneh, abjad, angka, dan semua yang sama sekali tidak mereka mengerti. Gerakan tangannya terlalu cepat membuat tulisan yang ada di kertas sedikit sulit di baca. Seolah-olah jawaban yang ada di otaknya hilang begitu saja jika tidak dilampiaskan di kertas tersebut.

Tangannya bergerak mencoret deretan angka yang—mungkin—salah. Lalu kembali menuliskan angka, abjad, garis, titik, dan kembali mencoret. Entah apa yang tengah dilakukan Dini, tapi menurut Jolang itu semua keren. Temannya itu cepat dalam bertindak dan pemikirannya berbeda dari yang lain.

"Yah.." gumaman kecewa Dini terdengar oleh semua temannya. Gadis itu menegakkan posisi duduknya dan menggigit bibir bawahnya sendiri. Ia tidak menemukan apa pun di kode ini.

Agung merampas pulpen yang tengah dipegang oleh Dini. "Lo kurang ini Dini."

Kini gantian tangan Agung yang bergerak di atas hvs tersebut. Menyempurnakan jawaban kode dari Dini yang belum tepat. Sepertinya Agung menyimak Dini daritadi. Buktinya ia bisa tahu jika jawaban Dini kurang beberapa langkah.

Perlahan tapi pasti, satu per satu sebuah abjad tersusun dan membentuk kata di kertas tersebut.

.

.

.

.

.

Bersambung

TopengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang