Hargai penulis jangan jadi siders.
Please tinggalin jejak, paling tidak vote.
Sorry for typo(s).
Happy Reading!
***
"Din, lo nggak apa-apa, kan?" tanya Dafa terbata-bata karena napasnya. Dini tersenyum kecil dan mengangguk. Walaupun sahabatnya itu tersenyum, tapi tidak menyembunyikan raut ketakutan di wajahnya.
"Ini bukan kasus bunuh diri." Suara berat dari seseorang itu membuat Dafa menoleh.
"Bunuh diri? Apa? Siapa yang bunuh diri." Dafa sama sekali tidak mengerti dengan apa yang tengah dibicarakan.
Agung menarik napas panjang dan menoleh ke apartemen yang berada di belakangnya.
"Lo tau Kristin? Anak kelas 12 IPA 1 yang berprestasi itu? Jam 1 tadi salah satu penghuni apartemen menemukan kalau Kristin tewas. Polisi mengira ini kasus bunuh diri dengan terjun dari apartemennya yang terletak di lantai 7."
"Kristin bunuh diri?" tanya Dafa tidak percaya sembari membayangkan Kristin Anggrek yang sangat berprestasi itu memutuskan untuk bunuh diri.
"Sayang banget, ya? Padahal dia pinter, baik lagi." Jolang menimpali dan matanya menoleh ke tempat yang saat ini tengah dikerubungi para polisi maupun tim dari ambulance. Pihak kepolisian mungkin sedang bertanya kepada saksi yang melihat. Di depan mereka, seorang wanita tergeletak tak bernyawa dan tubuhnya ditutupi oleh beberapa koran.
Semuanya diam. Memerhatikan beberapa polisi atau pun penghuni apartemen ini berlalu lalang. Sebagian ada yang diam di tempat, atau pun mencoba menjadi orang yang—sok—tahu segalanya tentang semua ini. Harfan masih berdiri di sana. Berbicara dengan seorang polisi, membicarakan sesuatu yang tidak bisa di dengar teman-temannya.
"Lo nginep di rumah gue aja Din, untuk sementara waktu." Suara itu membuyarkan lamunan Mereka. Dafa menoleh dan melihat Naomi dengan wajah ngantuknya berbicara kepada Dini. Semua orang di sini pasti terpaksa menahan kantuknya beberapa jam hanya karena kasus ini.
Dini mengangguk tidak melawan.
Suara derap langkah kaki terdengar, semuanya menoleh dan mendapati Harfan menghampirinya dengan tangan kanan yang terangkat memijit pelipisnya. "Gue minta keterangan lebih lanjut ke polisi soal kematian Kristin. Ini kasus bunuh diri."
Dengan cepat, Agung menepis perkataan Harfan. Terlalu cepat bahkan sampai membuat semua temannya curiga. "Ini pembunuhan. Bukan kasus bunuh diri."
Harfan menanggapi ucapan Agung dengan kening yang berkerut tidak mengerti. Lain halnya dengan Dafa, pria ini menatap Agung dengan mata menyipit. Menaruh kecurigaan besar pada Agung.
"Lo tahu dari mana ini kasus pembunuhan? Sedangkan polisi yang udah menyelidikinya bilang ini kasus bunuh diri."
Pertanyaan Dafa belum terjawab karena setelah itu suara jeritan histeris terdengar dari Ibu Kristin yang baru saja datang dan melihat anaknya tewas mengenaskan.
***
Kematian Kristin pagi buta tadi menghebohkan sekolah saat pagi harinya. Semua siswa dan siswi sibuk membicarakan soal kematian Kristin yang tidak diduga sebelumnya. Mereka sangat menyayangkan, seorang siswi berprestasi seperti Kristin harus mengakhiri hidupnya dengan cara terjun dari lantai 7 apartemennya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Topeng
HorrorSemua orang di dunia ini menggunakan topeng untuk menutupi kelakuan mereka yang sebenarnya. Mereka yang menurutmu baik, bisa saja bertindak buruk di belakangmu. Mereka yang menurutmu pendiam, bisa saja mereka ternyata adalah seorang psikopat profes...