Hargai penulis :) jangan jadi siders.
Please tinggalin jejak, paling tidak vote.
Sorry for typo(s).
Happy Reading!
***
"Ada apa Fan?" tanya Naomi dengan wajah penasaran dan panik seperti Dini.
Jantung Dini berdegup lebih cepat dari biasanya. Pikirannya kini mengarah pada percakapannya dengan Dafa. Percakapannya mengenai deja vu yang ia alami. Jangan bilang jika....
"Ma'am Olyv tewas di ruang aula."
***
Setelah kemarin Lastria Haraito ditemukan tewas di bath up kamar mandinya. Kini Ma'am Olyv yang notabene-nya adalah guru bahasa Inggris ditemukan tewas di ruang aula sekolah dengan keadaan yang lebih mengenaskan.
"Kelima jari di tangan kanannya putus dan berserakan di sekitar tubuhnya yang sudah tewas. Kertas milik anak didik yang ia ajar berserakan di sekitar aula dengan percikan darah terlihat jelas di kertasnya." Dafa menggumamkan kalimat ini sejak lima menit yang lalu.
Semua tampak bungkam dengan tatapan ketakutan dan wajah pucat miliknya. Mereka sedaritadi memilih diam mendengarkan Harfan memberikan informasi mengenai tewasnya Ma'am Olyv yang saat ini diucap ulang oleh Dafa.
Bagaimana mungkin Ma'am Olyv bisa tewas? Padahal dua hari yang lalu beliau baru saja menegur Naomi dengan serentetan kata-katanya yang tidak ada habisnya. Dini mencoba mengatur napasnya yang saat ini tidak sesuai temponya. Ia benar-benar tidak menyangka jika Deja vu-nya menjadi kenyataan. Obrolan pagi tadi, sampai ada yang tewas hari ini. Itu semua...benar-benar terjadi.
"Kapan Ma'am Olyv dibunuh? Kenapa baru ketahuan sekarang?" tanya Naomi dengan raut wajah panik dan takut.
"Yang gue denger Ma'am Olyv dibunuh tadi pagi. Trus soal kenapa baru ketauan sekarang..., gue nggak tahu. Mungkin aja karena aula ada di lantai atas dan jarang dipakai. Jadi, baru ketahuan sekarang," jawab Harfan seolah tahu segalanya.
"Sebenernya tadi pagi gue...,"
"Nggak ada yang mau diomongin lagi, kan?" Dafa sengaja memotong kalimat Dini. Dafa yakin gadis itu ingin memberi tahu ke semuanya tentang deja vu yang ia alami. Bukannya melarang, Dafa hanya tidak ingin Harfan, Jolang, Naomi menyalahkan Dini karena ia tidak lebih dulu memberi tahu tentang deja vu-nya.
Dari mana Harfan tahu Ma'am Olyv tewas? Ketika Harfan memesan makanan di kantin dan tidak kunjung balik, kemungkinan besar pria itu mengikuti beberapa murid yang bergerombol menuju aula dan mencoba mencari informasi sebanyak-banyaknya yang akan ia saring untuk para sahabatnya. Harfan memang satu-satunya dari mereka semua yang mempunyai rasa penasaran dan tekad yang kuat.
Semua berdiri dari kursinya, berjalan keluar kelas dengan langkah yang diseret. Mereka yakin di sekolah ini hanya ada mereka saja. Kemungkinan para murid sudah pulang karena dipulangkan. Ini terbukti dari suara tapak sepatu mereka yang menggema.
Saat Dafa sudah berada di luar ruangan, tiba-tiba saja langkah kaki Dafa berhenti. Tatapan Dafa menerawang seolah-olah ia baru mengingat sesuatu. Temannya yang lain yang berada di depan Dafa menoleh dan mendapati gerak-gerik aneh dari Dafa.
"Ada apa, Daaf?" tanya Jolang dengan kening yang sedikit berkerut.
"Agung mana?" tanya Dafa dengan suara tercekat tanpa menjawab pertanyaan Jolang. Temannya yang lain memandangnya aneh. Bahkan Harfan yang sudah beberapa langkah di depan kini berjalan menghampirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Topeng
HorrorSemua orang di dunia ini menggunakan topeng untuk menutupi kelakuan mereka yang sebenarnya. Mereka yang menurutmu baik, bisa saja bertindak buruk di belakangmu. Mereka yang menurutmu pendiam, bisa saja mereka ternyata adalah seorang psikopat profes...