11

29 4 0
                                    


Hargai penulis jangan jadi siders.

Please tinggalin jejak, paling tidak vote.

Sorry for typo(s).

Happy Reading!


***


"Hm, sorry Jol" Harfan berjalan perlahan ke arah Jolang. Membiarkan sepatunya menghasilkan bunyi ketukan pada lantai kamar Naomi. Ketukan sepatu psikopat yang biasanya ada di dalam film. Tapi kali ini bukan di dalam film. Ini semua nyata.

"Lo harus jadi korban gue yang pertama. Karena gue pengen lo yang pertama mati di depan teman-teman lo."

Jolang memberontak saat Harfan menghampirinya. Dan menjerit histeris saat cairan yang Harfan pegang menetes pada lengan kulitnya.

"Asam sulfat..." gumam Dafa setelah hidungnya mencium samar dari cairan yang perlahan diteteskan pada kulit Jolang.

Setahu Dafa, asam sulfat bersifat korosif dan penarik air yang kuat yang dapat menyebabkan kulit seperti terbakar. Jika seperti ini, mereka semua akan mati jika terlalu banyak menghirup bau asam sulfat karena biasanya senyawa ini hanya boleh dilakukan di dalam ruang asam. Entah darimana Harfan bisa mendapatkan senyawa keras tersebut. Tapi yang jelas, senyawa tersebut tidak diperjualkan secara bebas.

Harfan meneteskannya perlahan. Satu tetes-satu tetes. Pertama dari lengan Jolang yang terikat ke belakang. Lalu merayap ke seluruh lengannya. Setelah sebelah tangan Jolang tersiram, kini gantian tangan yang lain. Ia lakukan dengan cara perlahan.

Jolang tidak dapat melakukan apa pun kecuali berteriak, dan memberontak. Hanya dua hal yang bisa dilakukan olenya. Sementara yang lain? Sama. Berteriak meminta menghentikan tindakan tersebut pada Harfan sembari menyelipkan kata-kata kasar.

Perlahan tapi pasti lengan Jolang mulai memerah seperti melepuh. Bahkan saking panasnya, ada beberapa centi bagian kulitnya yang mengelupas dan menonjolkan bagaimana merahnya daging di dalam kulit tersebut. Harfan yang melakukan ini hanya tertawa puas seolah hal ini adalah hal yang paling menyenangkan dalam hidupnya.

Harfan menggoyang-goyangkan botol cairan tersebut untuk mengetahui isinya. Dari suaranya, isinya masih lumayan banyak. "Gue capek Jol. Kalau ngurusin lo mulu, nanti yang lain gak kebagian waktu."

Dengan gerakan tanpa dosa, Harfan menyiramkan sisa cairan tersebut ke atas kepala Jolang. Menyebabkan pria itu kembali menjerit histeris serak karena ia terlalu banyak menjerit. Cairan tersebut mengalir sampai ke wajah Jolang, memperlihatkan luka melepuhnya di bagian yang dialiri tersebut. Jolang memberontak, menangis menjerit histeris saat cairan tersebut mengalir mengenai wajahnya, turun ke leher bahkan sampai ada yang masuk ke dalam bajunya.

Tidak tahan dengan rasa sakitnya, Jolang memberontak liar sampai akhirnya suara gedebuk keras terdengar. Suara ia terjatuh bersama kursi-kursinya. Harfan melepaskan tali yang mengikat tangan Jolang dan membiarkan sahbatnya itu meringkuk di lantai sembari merasakan sakitnya karena jika seperti ini, Jolang akan mati secara perlahan.

Naomi berteriak histeris saat melihat Harfan kini berjalan ke arahnya.

"Gue denger, tadi lo yang teriak paling kenceng." Harfan melepaskan ikatan pada kursi dan kembali mengikat tangan Naomi kuat. Memaksa gadis itu berdiri dengan menjambak rambutnya kuat.

Dini menjerit. "Harfan! Lo nggak boleh ngelakuin hal buruk ke Naomi! Harfan!!" histeris Dini saat Harfan kembali menarik rambut Naomi kuat karena gadis itu tidak menuruti ucapannya.

TopengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang