Kami sudah sampai ditaman dan kami bejalan sambil begandengan tangan dan kami tak menyadari itu. Tiba tibaa....
"Heh,ngapain sih pegang pengangan disini!?!"teriak shasya. Ternyata shasya cemburu sama rara dan melepas paksa tangan mereka yang bergandengan.
"Auuhh sakit sya!"teriak rara kesakitan tangan nya dilepas paksa oleh shasya karena gelang shasya menggores punggung tangan rara hingga berdarah.
"Ehh,sya! Lo apaan sih,terserah kita dong mau gandengan,kenapa lo yang ribet?!" teriak arief sambil mendorong shasya dan beralih pandangan ke rara.
Rara prov on..
Tangan gue sakit gara gara gelang shasya.. Ihh rese tu anak alay.
"Heh beb arief,kenapa jalannya harus sama rara,kemaren kemaren giliran shasya yang ngajak bebeb langsung nolak mentah mentah"ucap shasya panjang lebar.
"Yuk ra,kita ke rumah sakit."ajak arief sambil menarik tangan gue.
Gue bisanya pasrah karena arief menarik tgn gue. Tiba tiba saja gue gak sadarkan diri.
Rara prov of.
Rara tak sadarkan diri alias pinsan di pundak arief dan arief pun langsung menggendong rara dan membawanya ke rumah sakit.
Dirumah sakit..
Arief langsung membawa rara ke ruang ICU dan mendapat perawatan.
"Mas suaminya buk rania?" tanya dokter.
"Gak dok,saya temennya. Gimana kondisi rara dok?"tanya gue balik.
"Buk rara cuma kecapean aja,dan kurang makan. Dan buk rara punya phobia sama darah"
Ucap dokter."Ini pasti gara gara gelang shasya tadi,gue gak bisa tinggal diam"ucap arief dalam hati.
"Ya udah,dijaga buk raranya jangan sampai kecapean dan jangan smpai dia melihat darah karena dia bisa lemah dan pinsan" jelas dokter sambil meracik obat untuk rara.
"Ni mas obatnya,diminum 2 kali 1 hari setelah makan" ucap dokter.
Dan rara pun langsung sadar dari pinsannya.
Rara prov on...
"Ggu..guue ada dimana?" tanya gue kepada diri sendiri. Bau obat yang mendominan di ruangan itu,catnya warna putih.
"Ehh ra,lo udah sadar? Ada yang sakit ga?" tanya arief dengan nada panik.
"Guu..guee ada dimana rief?" tanya gue langsung memegang tangan arief.
"Udah lo tenang aja,lo sekarang lagi dirumah sakit,tadi lo itu pinsan ditaman." jelas arief sambil memegang erat tangan gue.
"Makasih ya rief,lo udah bawa gue kesini. Maaf juga ya kalo gue ngerepotin lo" ucap gue sambil duduk diatas tempat tidur itu dan arief membantu.
"Ga usah minta maaf,kan gue yang bawa lo jalan jalan ya lo tanggung jawab gue lah" jelas arief sambil memegang tangan gue.
"Makasih sekali lagi rief. Gimana kata dokter,gue gapapa kan?" tanya gue ke arief atas kondisi gue.
"Lo gapapa,cuma kecapean aja,ni obatnya. Yuk kita pulang" ajak arief sambil membantu gue berjalan.
Diparkiran rumah sakit...
"Kita mau kemana lagi?" tanya arief.
"Ya pulang lah,masa mau lanjutin lagi ntar lo nya tambah kecapean" ucap arief sambil membawa motonya ke gue.
"Yuk naik,kita pulang ya sekarang" ucap arief,dan kami pun pulang.
Rara prov of...
***
Kringg!!
Bel alarm jam beker berbunyi,dan rara langsung mematikan alarm tsb dan langsung beranjak dari kasur yang berantakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kenangan Terindah
RomansaKenangan yang indah akan menyakitkan karena terlalu indah. Kenangan buruk juga akan menyakitkan karena terlalu buruk.