"Ya allah,makasih karena engkau telah mengirimkan orang yang baik" ucap rara berdoa dan berterima kasih kepada allah.
Kemudian rara pun melihat jam yang ada di tangan kiri nya. Jarum jam berjalan di pukul 18.00 wib. Hampir magrib dan rara pun semakin takut.
"TOLONG!SIAPA PUN TOLONG GUE!" teriak rara dan rupanya terdengar oleh preman.
"Heh! Ngapain teriak teriak? Gak sabar?" tanya preman itu menggoda dan naik ke atas ranjang dimana rara diikat.
"Mau ngapain lo hah?" ucap rara memberontak.
Preman tersebut mau mencium rara,jarak mereka sangat dekat. Kurang dari 2cm dan...
Bruukk!
"Aww,botak tolongin gue!" teriak preman tersebut.Setelah rara melihat siapa yang memukul preman itu,rara tertegun dan yap! Benar! Dialah arief. Rara segera memberontak minta dilepaskan ikatan yang ada di tangan dan kakinya. Dengan secepat kilat arief membuka ikatan tersebut dan ingin membawa rara keluar melalui jendela.
Saat hampir jalan ke jendela,tiba tiba kawanan preman tersebut mengampiri rara dan arief. Preman tersebut menyodorkan sebuah pistol berwarna hitam dan ingin menembak arief dan rara tapi tembakan preman itu meleset. Preman itu menembak kaca jendela hingga pecah.
Arief dan rara pun langsung memanjati jendela pecah tadi dan akhirnya berhasil keluar dari gubuk itu. Ternyata kesensaraan rara tak berakhir begitu saja,kawanan preman tersebut mengejar mereka. Mereka lari sekuat tenaga hingga sampai di hutan yang tidak mereka ketahui. Mereka mulai melihat ke belakang,ternyata kawanan preman tersebut masih mengejar mereka.
Mereka berlari lagi sampai akhirnya melihat gubuk ditengah hutan itu dan mereka memasuki gubuk itu. Arief pun melihat dari jendela ke arah luar,kawanan preman tersebut sudah tak tampak. Arief menghela nafas.
"Huhhh...akhirnya"ucap arief sambil me lap peluh yang ada di pelipisnya. Ia lihat rara sudah tak ada disampingnya. Kemana dia? Arief langsung me cek semua ruangan di gubuk itu. Ternyata rara ada di sebuah ruangan,entah itu ruangan apa. Rara duduk di kursi dan menatap kearah arief berdiri di depan pintu.
"Rara,lo kenapa?" ucap arief sambil menghampiri rara tapi rara menjauh selangkah.
"Kenapa ra?" tanya arief lagi sambil maju selangkah,rara pun menjauh selangkah. Lalu rara menangis.
"Kenapa nangis ra? Lo ga papa kan? Gak diapa apainkan sama preman tadi?" tanya arief berturut turut.Tampak raut wajah arief cemas akan keadaan rara. Rara tetap saja diam.
"Ra,lo kenapa? Ada masalah? Cerita sama gue?" ucap arief semakin panik.
"Rief,lo jujur sama gue" ucap rara.
"Jujur apaan?" tanya arief dengan raut wajah bertanya.
"Gak usah belaga bego deh lo..! Ini apaan?!" ucap rara emosi sambil menunjukkan buku diary punya arief.
"It..mm..itu..eee.."ucap arief terbata bata.
"Jawab!" ucap rara sambil membanting buku diary tersebut ke lantai.
Bruukk!
Arief hanya terdiam. Suasana diruangan tersebut hening,tenang.. Mereka berdua sama sama terdiam,lenyap dalam kesepian. Luka terlalu sakit. Suasana ruangan hening itu pecah akibat tangisan rara.
"Hu..huhuhu.." ucap rara sambil menjatuhkan dirinya kelantai. Arief hanya diam. Terpaku. Menunduk.
"Jawab gue rief huhuhu" ucap rara sambil menatap arief.
"Maafin gua ra,gua lakuin ini demi lo ra,gue..."ucap arief terputus.
"Gue apa?! Jawab!" ucap rara memaksa arief mengatakan yang sejujurnya.
"Gue terpaksa ra,gue dipaksa sama shasya buat pacaran sama dia supaya dia gak gangguin lo lagi"ucap arief.
Rara hanya diam. Terpaku.
"Kenapa lo lakuin semua ini untuk gue?" tanya rara mereda emosinya.
"Karna gue..gue..su..suka sama lo ra" ucap arief penuh keseriusan. Rara hanya tertegun.
"Suka sama gue?" ucap rara penuh tanda tanya.
"Lo mau gak...jad..jadi...pac..aduhh gak jadi" ucap arief menunda apa yang ingin disampaikannya.
"Arief" ucap rara kemudian berdiri berhadapan dengan arief. Arief hanya diam.
"Seharusnya lo gak usah ngelakuin ini demi gue,gue ga papa kok disakitin sama shasya, dijailin sama shasya" ucap rara
"Tapi gue sayang sama lo ra. Gue cinta sama lo" ucap arief terus terang.
Rara mulai tersenyum. Rara mulai melirik jam tangan coklat yang ada di tangan kirinya. Jam 23.25? What?
"What? Gimana pulangnya?" ucap rara yang bikin arief kaget.
"Ada apa ra?" tanya arief.
"Gue pengen pulang rief. Lo tadi ke sini sama apa?" jelas rara
"Sama motor. Emang napa?" tanya arief.
"Yuk pulang,udah jam segini" pinta rara
"Motor gue di dekat rumah preman tadi,trus gimana? Balik ke situ lagi?" tanya arief.
"Yahhh.. Ept tunggu" ucap rara sambil mengambil tasnya.
"Yhaa lowbat lagi" ucap rara
"Sama hp gue juga lowbat. Kok sama ya? Jangan jangan jodoh." ucap arief mulai gombal.
"Ihh,apaan sih? Lagi repot juga masih aja gombal" ucap rara malu malu.
"Ra" ucap arief.
"Ya rief?" tanya rara
"Lo mau gak jadi pacar gue?" ucap arief secepat kilat.
"Hah! Paan? Gak denger gue. Ngomong tu jangan ngebut rief,kaya dikejar polisi aja ngebut ngebut" ucap rara
"LO.MAU.GAK.JADI.PACAR.GUE?" ucap arief
Rara terdiam.
Halo say say..
Typo? Sorry.
Udah lama gak post nih cerita. Tetap setia ya sama cerita gue.
Gantung? Sorry.Jangan pelit pelit voment guys....
Thank for reading me novel.
See you next part!

KAMU SEDANG MEMBACA
Kenangan Terindah
RomanceKenangan yang indah akan menyakitkan karena terlalu indah. Kenangan buruk juga akan menyakitkan karena terlalu buruk.