Dalam waktu 10 menit saja 2 white board yang ada didepan kelas langsung penuh dengan rumus rumus fungsi.
"Untuk pertemuan kali ini cukup sampai pada fungsi linear dulu, pertemuan selanjutnya kalian kerjakan buku Kalkukus edisi 9 jilid 1 section 3 no 1 sampai dengan 38, tulis tangan dikertas hvs ukuran A4 dibagi 2!" ucapan guru mata kuliah kalkulus Riasi 5 menit sebelum kelas dibubarkan.
"Apalagi ini? Pertemuan pertama mengajar sudah seperti kereta ekspress saja, menerangkan hanya dengan berbicara pada papan tulis dan membalikan badan dalam 2 detik saja untuk mengatakan ya toh? Oh ya ampun bagaimana hidupku kedepannya ..." Riasi sangat mengeluh dengan dosennya yang satu ini.
Riasi langsung pergi ke kantin kampus untuk menyantap makan siangnya, tentu saja dengan ketiga sahabatnya, Nisya, Bunggi, dan Anit. Yeah... Mereka memang selalu bersama kemana mana, bahkan seperti 125 mahasiswa Fisika dalam satu angkatan, seolah hanya mereka bertiga saja yang bisa Riasi temukan.
BRRUUKKK
"Ah maaf pak, sungguh saya tidak sengaja pak. Saya kira dibelakang saya sedang tidak ada siapa siapa, sungguh saya minta maaf" Riasi langsung meminta maaf pada Dosen yang baru saja ia siram kemejanya dengan jus mangga yang baru saja ia beli.
Sungguh berdebar hati Riasi, bagaimana tidak hatinya sangat cemas, dosen yang baru saja ia siram adalah Koordinator Mahasiswa di jurusannya, yeah di Jurusan Fisika.
"Dengar baik baik ya anak muda, jika lain kali kamu berjalan tolong berjalanlah dengan benar. Jika saat kau hendak berbalik arah, mohon gunakan sudut 180° agar kamu tahu benar dibelakangmu ada siapa yang sedang mengantri juga!" Sungguh sangat bisa dipastikan, dosen yang satu ini sangat angkuh dengan berbicara membawa bawa sudut seolah dirinya sedang mengajarkan terapan fisika dasar pada muridnya.
Tanpa menunggu lebih lama lagi, Riasi langsung berlari keluar kantin setelah dosen itu selesai berucap.
"Mampus, bagaimana dengan proposal yang kemarin baru saja kuberikan padanya. Dia pasti tidak akan menandatanganinya, karena dia marah padaku. Dan.. Dan.. Kating pasti marah padaku karena aku telah membuat event besar pertama di tahun ini harus terancam gagal karena kesalahanku. Oh tuhan, tolonglah... jangan beri aku masalah dalam hal ini" Riasi tidak henti hentinya berdo'a dalam hatinya, semoga keberuntungan masih berpihak padanya.
~~~
HANADDIN POV
"Ri.. Bagaimana proposalnya? Kapan kamu akan mengambilnya? Besok kita sudah harus menyebar undangan pada sekolah-sekolah, agar mereka bisa segera mempersiapkan diri untuk perlombaannya. Setidaknya sekolah-sekolah di daerah Bandung harus selesai mendapat undangan dalam minggu ini. Bisakan kau mengambilnya sore ini?" pertanyaan Hanaddin seolah membentur hati Riasi dengan rasa takut dan cemas.
"Bagaimana ini, sungguh aku tidak ada keberanian untuk menemuinya hari ini, terlebih kejadian tadi siang aku yakin masih belum ia lupa" Riasi berkata sendiri pada dirinya.
"Tapi kak, apa sebaiknya kakak saja yang-"
Ucapan Riasi terpotong oleh satu suara yang terdengar dari arah belakangnya.
"Riasi. Masuk ruangan saya sekarang juga!" ya ini adalah suara Dosen Koordinator Mahasiswa Riasi yang memang tampan dan digilai hampir oleh setiap mahasiswi di jurusan fisika. Dia memang merupakan dosen favorit di jurusan yang Riasi pilih.
"Mampus.. Mampus kamu Ri, lihat sekarang sebelum kamu merengek meminta bantuan dari kakak tingkatmu dia sudah memanggilmu untuk memakanmu di ruangannya nanti" Riasi berucap lirih tanpa ia sadari Hanaddin masih bisa mendengar ucapannya walau dengan samar samar saja.
"Kenapa Ri? Kamu barusan ingin mengatakan apa padaku?" pertanyaan Hanaddin membuyarkan lamunan Riasi.
"Em.. Ah.. tidak tidak kak, bukan apa apa. Aku akan berikan proposal itu pada kakak sore ini, aku akan mengambilnya dulu sekarang" ucap Riasi yang langsung pergi tanpa menunggu terlebih dahulu lawan bicaranya itu memberi tanggapan akan apa yang ia ucapkan.
~~~
TOK TOK TOK !!!
TBC..
Hmm bagaimana ya nasib Riasi setelah ia masuk keruangan dosennya itu? Apakah dia dimaki atau bahkan langsung dirobek depan matanya proposal yang ia berikan pada dosen itu 3 hari yang lalu...
Penasaran gak?
Jangan lupa klik bintangnya ya, dan ikutin terus kelanjutannya biar gak penasaran lagi ;)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lecturer is My Husband [Slow Update]
Romance"Rumus-rumus dalam duniaku tidak pernah aku pecahkan dengan mudah, aku selalu salah menghitung, dan dugaanku selalu meleset, ini membuat aku merasa aku tidak berbakat dalam keilmiahan ini. Aku merasa bahwa darah sastra yang kumiliki terbelenggu, han...