"What? Apa ini? Kimia lagi... Matematika lagi... Biologi lagi... Hmm dan apa ini? Buku semacam matematika, tapi isinya tentang integral dan turunan semuanya. Sungguh penjara macam apa yang mengurungku sekarang, dari SMA sampai sekarang kuliah selalu saja dunia seperti ini yang ku alami. Sungguh aku merasa tidak beruntung dengan pilihan Bunda" gerutu Riasi setelah dirinya mendapat kiriman paket buku dari ibunya untuk bahan ajar selama satu semester di tempat kuliah barunya.
RIASI POV
Ya aku adalah Riasi Putri Mulyana, seorang mahasiswa baru di Jurusan Fisika disebuah Universitas ternama di Indonesia. Boleh dibilang aku ini memang tidak terlalu cantik, tidak styles, dan juga tidak sangat pintar, namun tidak bodoh juga. Tapi aku memiliki sedikit kelebihan dalam hal berbicara, karena aku sangat menyenangi kegiatan semacam debat sehingga aku cukup terkenal dikalangan para kating jurusan saat masa ospek.
Hmm...
Namun dengan itu mau tidak mau aku menjadi mendapat tuntutan untuk selalu mengikuti semua kegiatan di himpunan jurusanku. Yeah.. Mereka memang tidak memaksa, tapi nuraniku menjadi sedikit membebani otakku saat isi kepalaku menolak sebuah kepanitiaan dengan alasan takut tidak pandai membagi waktu. Tapi ujung ujungnya ya memang aku selalu saja kembali memilih seksi acara atau seksi humas didalam sebuah kepanitiaan.~~~
"Hai.. Riasi. Senang aku bisa mendapat surat cinta darimu saat penutupan ospek kemarin. Aku merasa kau sungguh menulisnya dengan sepenuh hati" ucap seorang Pria berambut jatuh, berwajah tampan, berkulit hitam manis, dan berpenampilan keren.
Ya.. Itu adalah kakak tingkat Riasi yang bernama Hanaddin, yang satu minggu kebelakang Riasi kirim surat cinta sebagai tugas akhir ospek mereka.
"Aku hanya bingung saja harus pada siapa aku mengirim surat itu, aku belum kenal banyak orang disini, aku hanya kebetulan saja selalu kakak yang ada pada saat aku butuh. Maaf jika itu membuatmu malu" permintaan maaf dari Riasi sebagai ganti karena saat pengumuman surat cinta terbaik dirinya harus membacakan surat itu didepan banyak orang. Dan mungkin saja itu membuat kak Hanaddin yang berstatus sebagai jendral angkatan merasa malu.
"Tidak malu, hanya mungkin kau memang sedikit prontal untuk seorang perempuan. Hmm tapi tak apa itu tidak akan masuk catatan buruk dikampus, malah kau terbilang kreatif untuk itu. Sudahlah... Pergi sana! Kelas kalkulusmu akan masuk sebentar lagi" ucapan Hanaddin sedikitnya mengobati rasa malu Riasi saat itu.
Riasi kemudian berlari menuju ruang E-406 untuk memulai kuliah perdanya.
...
TBCJangan lupa like and komen ya, dan terus ikuti alur ceritanya.
Di chapter 3 akan datang Dosen Rupawan yang akan menemani pembaca menikmati story My Lecturer is My husband sampai ending ;)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lecturer is My Husband [Slow Update]
Romantizm"Rumus-rumus dalam duniaku tidak pernah aku pecahkan dengan mudah, aku selalu salah menghitung, dan dugaanku selalu meleset, ini membuat aku merasa aku tidak berbakat dalam keilmiahan ini. Aku merasa bahwa darah sastra yang kumiliki terbelenggu, han...