"Dia belum pulang?"
Sungra melangkah perlahan dan menghidupkan saklar lampu.
Matanya berpendar menyapu seluruh isi ruangan.
Hampa.
Kemana dia pergi?
Menghela nafas panjang, gadis itu berlalu pergi menuju kamar.
Sungra melempar tasnya ke sembarang arah usai menemukan ponsel di dalamnya.
Haruskah ia menelfon Sehun untuk menanyakan keberadaan pria itu? Tapi... untuk apa? Toh Sehun tidak perduli.
Lalu, apa nama perasaan Sungra saat ini? Khawatir? Tidak, tentu tidak. Dia hanya... ingin bertanya.
Benar.
Apa salahnya bertanya kepada suamimu sendiri?
Tapi, semua itu 'kan hanya status. Sehun pasti terganggu jika Sungra menghubunginya, bukan?
"Aish!"
Sungra menjambak rambutnya frustasi.
Ingin sekali ia memecahkan kepalanya yang terlalu banyak berpikir. Pikiran bisa menolong tapi tidak jika digunakan berlebihan.
Gadis itu akhirnya terduduk lemas di sofa dengan pikiran yang sulit dikendalikan. Entah sudah berapa kali lock di ponselnya terbuka lalu tertutup kembali.
"Apa dia semarah itu?" tanya Sungra pada diri sendiri.
Perlahan ponsel gadis itu turun dari pandangannya. Matanya menilik ke segala arah dengan cemas. Berpikir.
Sungra menutup wajah dengan kedua tangan. Bukan rasa malu tapi rasa bersalah.
Ya, rasa bersalah.
"Haruskah aku minta maaf?"
Entah sudah berapa kali Sungra berdialog dengan dirinya sendiri, belum lagi ditambah dengan yang ada dalam pikirannya.
Tiba-tiba Sungra berdiri tegak saat ponsel itu berdering nyaring, menampilkan nama Oh Sehun disana.
Sungra hanya menatap ponselnya.
"Aku akan mengangkat saat dering kelima," ucapnya.
Satu detik kemudian.
Matanya langsung tertutup rapat dan mendesis, "Persetan dengan harga diri."
.
.
.
"Kau belum tidur?"
Suara berat Sehun menyadarkannya kembali ke permukaan.
"E-eoh? Belum."
Sungra menyumpahi bibirnya. Astaga, kenapa dia jadi gagap begini? Sialan.
"Tidurlah. Ini sudah larut, Sungra."
Hening.
"Halo? Sungra? Kau sudah ti-"
"Kau dimana?" potong Sungra dengan suara rendah.
Terdapat jeda beberapa saat sebelum Sungra mendengar suara hembusan nafas, seolah ia tahu jika di seberang sana pria itu sedang melepas senyumnya.
Sungra menggigit bibir bawahnya pelan.
Bodoh. Makinya dalam hati.
"Cina."
Satu kata itu berhasil membuat Sungra bingung namun dua detik setelahnya perasaan lain muncul begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sehun, I'm Pregnant
FanfictionBiasanya perbedaan akan saling melengkapi. Tapi, mereka terlalu sama dan harus menghadapi pernikahan ini. Apakah mereka akan sadar dan melihat cerminan diri masing-masing atau saling memecahkan satu sama lain?