Tubuh Sehun kaku beberapa detik. Matanya menatap lurus kearah gadis itu, tanpa ekspresi apapun.
Han Yesoo. Gadis itu terdiam beberapa saat, menilik arti wajah pria di hadapannya, namun, nihil. Ia tak menemukan apapun selain kekosongan.
Dan entah kenapa Yesoo merasa sedih dibuatnya.
Gadis itu mengambil nafas beberapa detik secara perlahan, mencoba menenangkan diri yang rasanya bisa melompat ke pelukan pria itu kapanpun.
Sehun masih bergeming di posisinya. Pikirannya bergerilya kemanapun yang dia suka. Pun, jantungnya terasa ingin meledak sekarang.
Sehun membuang nafas kasar. Jengah. Gadis itu terlalu bisu saat ini. Harusnya ia yang membuka suara lagi usai jeda panjang tiada henti.
"Jadi?"
Suara beratnya mengembalikan Yesoo ke permukaan sadarnya. Matanya mengerjap dua kali secara cepat dan tersenyum tanpa sadar.
"Ah!"
Yesoo memekik kecil, tertahan, seolah tertawa dengan kebodohannya sendiri.
Gadis itu mengusap wajah dengan satu tangan dan beralih menyisir rambutnya ke belakang.
"Maaf. Aku bingung harus berkata apa. Berbicara sepatah katapun aku merasa tak sanggup."
Sehun spontan tertawa sinis.
"Kenapa? Aku bicara jujur. Aku melihat pria yang mirip dirimu dan setelah kudekati lagi, ternyata kau. Hal pertama yang kuinginkan adalah memanggilmu," ucap Yesoo tenang masih diiringi senyum.
Sehun masih diam tanpa berkata apa-apa. Matanya terus menatap lurus kearah Yesoo.
"Apa aku salah? Hm?"
Lagi. Untuk ketiga kalinya Yesoo bersuara dan pria itu masih saja membuatnya serba salah.
"Apa.....ini hukuman untukku?"
.
"Apakah diammu menjadi hukuman akhir untukku?"
Suara Yesoo makin memudar di akhir kalimatnya. Kedua mata gadis itu menurun ke bawah. Mengatur nafas. Sebisa mungkin terus tersenyum.
"Sehun. Kau tak bisa membisu seperti ini. Bicaralah. Hm? Haruskah aku me-"
"Sudah bicaranya?"
Sehun memotong perkataan Yesoo.
Kedua tangan pria itu bersembunyi dibalik saku tiap sisi celananya. Menahan diri.
Mata besar Yesoo kian melebar, menatap pria di hadapannya penuh rasa tak percaya. Ia tak pernah diabaikan seperti ini. Tidak sebelum masalah perihal.... lagi, hatinya terasa sakit. Mata gadis itu sedikit demi sedikit berair dan perlahan bayang diri Sehun pada mata Yesoo kian nampak.
Yesoo membuang nafasnya. Menyerah.
"Arraseo," bisiknya pelan.
Kedua bahu gadis itu turun bersamaan dengan bahagianya beberapa saat lalu.
Mata Yesoo memandang ke segala arah, tak fokus.
"Terima kasih untuk waktu singkatmu," "pergilah."
Habis kata dari bibir cantik gadis itu, Sehun berbalik pergi dengan langkah besar-besar meski tetap terlihat biasa saja.
Cairan bening itu mengalir dari satu sudut matanya.
Bahkan Sehun sama sekali tak berbalik.
Gadis itu mengepalkan kedua tangan dengan kuat di tiap sisi tubuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sehun, I'm Pregnant
FanfictionBiasanya perbedaan akan saling melengkapi. Tapi, mereka terlalu sama dan harus menghadapi pernikahan ini. Apakah mereka akan sadar dan melihat cerminan diri masing-masing atau saling memecahkan satu sama lain?