Sungra menarik selimut lebih keatas menutupi seluruh bahunya. Bukan karena suhu pendingin ruangan yang membuatnya menggigil melainkan karena pikirannya yang mulai bercabang kemana-mana.
Pasti seperti ini. Setiap ada masalah, selalu seperti ini. Mereka akan berakhir di tempat tidur dan lama-lama Sungra membencinya. Tidak ada yang pernah selesai, semua menggantung begitu saja dan membuatnya kesal setengah mati.
Dan yang lebih parahnya, Sungra ditinggalkan begitu saja. Pria itu sudah pergi bekerja dari pagi tadi. Seolah membiarkannya. Sebenarnya tak ada yang salah dengan ini semua. Tapi dia baru selesai dengan sakitnya dan malah diacuhkan begitu saja.
Gadis itu menghela nafas berkali-kali untuk menenangkan diri.
Semuanya akan baik-baik saja.
Dua, tiga, hingga berkali-kali diulangnya pikiran itu seolah sugesti yang akan menyelamatkannya.
Kenapa Sehun terlambat pulang saat itu, kenapa wajahnya penuh rasa bersalah, kenapa mata pria itu selalu diselimuti dengan sorot kesepian.
Sungra tahu semuanya hanya dalam sekali lihat.
Gadis itu lagi, pikirnya.
Siapa lagi wanita yang bisa membuat jantung Sehun kebat-kebit selain gadis itu?
Hati Sungra terasa jatuh ke dasar yang paling dalam. Selalu begini rasanya.
Diraihnya ponsel di nakas di samping tempat tidur.
"Chanyeol, aku ingin berbicara denganmu."
***
"Selamat atas pernikahanmu, Chanyeol. Tapi, serius. Aku tak memiliki banyak waktu."
Chanyeol terkekeh, dirasa cukup baginya untuk menyombongkan cincin untuk pernikahannya dan Nayeon. Pria itu berdehem sebentar, mencoba mencari celah keseriusannya sendiri.
"Aku ingin cerai."
Belum sempat Chanyeol membalas perkataan adiknya itu, ia justru dikejutkan dengan sebuah visi yang dilontarkan Sungra.
Chanyeol menarik satu alisnya keatas.
"Kau serius?"
"Ya."
"Kenapa?"
Butuh beberapa waktu untuk Sungra menjawab pertanyaan itu. Intinya, semua perasaannya bercampur dan berkecamuk dalam hatinya terus-menerus.
Chanyeol melipat kedua lengannya di depan dada.
"Hey, aku baru saja mau menikah dan kau ingin bercerai dari suamimu? Apa kau gila?"
Sungra membisu.
"Ya Tuhan, Park Sungra! Niatmu sungguh keren sekali tapi aku akan sangat berterima kasih jika kau masih mau memikirkan pemikiran orang lain mengenai keluarga kita."
"Memangnya ada apa dengan keluarga kita?"
"Kau masih mengandung dan usia kandunganmu sudah empat bulan, tentu berita ini sudah tersebar kemana-mana, dan tiba-tiba saja kau ingin berpisah dari suamimu? Lalu bagaimana dengan anak kalian? Gila!"
Sudah dua kali Chanyeol tanpa sadar mengumpat di hadapan Sungra. Bukan apa-apa. Tapi, manusia memiliki kesensitifan meskipun itu termasuk masalah orang lain. Jadi, demi keluarga dan anak yang ada di kandungannya, Chanyeol meminta Sungra untuk menahan diri.
"Dia sudah seperti terikat dengan gadis itu dan kau tahu siapa maksudku. Sudahlah, jangan memaksanya, jangan memaksaku, jangan memaksa siapa-siapa. Mari kita akhiri semuanya dengan tenang karena demi Tuhan aku sudah muak dengan semua ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sehun, I'm Pregnant
FanfictionBiasanya perbedaan akan saling melengkapi. Tapi, mereka terlalu sama dan harus menghadapi pernikahan ini. Apakah mereka akan sadar dan melihat cerminan diri masing-masing atau saling memecahkan satu sama lain?