Cukup tujuh menit dan lima belas detik untuk membuat Keanu menyesali keputusannya kembali ke Indonesia. Perjalanan keluar dari pesawat hingga pintu keluar bandara adalah bukti nyatanya. Betapa meskipun ia telah menginjakan kaki di kota yang katanya paling megah di Indonesia namun sifat bar-bar masih ia temukan dimana-mana. Mulai dari menyerobot antrian, membuang sampah sembarangan hingga sifat acuh dari semua orang akan peraturan. Membuat Keanu tidak membutuhkan waktu lama untuk segera rindu dengan Melbourne. Namun ia telah meninggalkan wajah Melbourne jauh-jauh dibelakang punggungnya. Demi janji terhadap dirinya sendiri dan juga demi mimpi yang telah ia rancang sedemikian rupa. Membuat Keanu siap menghadapi apapun yang telah dipersiapkan kota Jakarta untuknya.
"Satu kalimat dari kamu akan membuat segalanya menjadi lebih baik. Satu kalimat yang membuat aku nggak perlu setersiksa seperti ini. Satu kalimat saja! I still love you, can you Keanu?" ucapan itu kembali berdengung di kepala Keanu.
Nyatanya jarak ratusan kilometer tetap tidak mampu menghilangkan suara kepala wanita itu dari Keanu. Hantu dari sudut pikirannya yang membuat perjalanan dari Melbourne menuju Jakarta tak ubahnya rentetan siksa. Keanu semakin tidak mengerti, mengapa masalah hati bisa menjadi serumit ini? Tapi Keanu berusaha membiarkan kenangan akan wanita tersebut selamanya menjadi hantu dari sudut pikiran yang ia tinggalkan jauh di Melbourne. Memilih mengalihkan perhatian pada kopernya yang mendadak terasa berat. Meskipun telah berusaha membawa barang seminimal mungkin namun tetap saja Keanu harus susah payah menyeret kopernya. Membuat ia sekilas menduga bahwa ada seekor Kangguru yang tersesat masuk ke dalam kopernya. Namun pikiran gilanya segera tergantikan dengan pikiran lebih masuk akal lainnya. Bahwa Andrew, sahabatnya di Melbourne memasukan oleh-oleh secara diam-diam. Karena Andrew pasti tahu bahwa Keanu sudah jauh-jauh hari meminta – setengah memaksa untuk tidak dibawakan apapun ketika kembali ke Jakarta. Namun Keanu yakin pada detik-detik akhir sebelum koper tersebut dibawanya ke bandara, dengan kecepatan tangan semahir pencopet Pasar Minggu, Andrew memasukan barang-barang tersebut kedalam kopernya. Ingin sekali Keanu segera menelpon Andrew untuk mendampratnya karena membuat perjalanan kembalinya terasa berat.
Setelah berhasil menyeret koper tersebut sampai ke pintu keluar bandara, Keanu segera mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Berusaha menemukan pandangan familiar diantara puluhan orang yang berada disana. Dua orang yang telah berjanji akan menjemputnya secara khusus di Bandara. Hingga kemudian pandangan Keanu tertumbuk pada dua orang yang terlihat membawa sebuah kertas besar. Keanu tercekat ketika membaca tulisan besar yang berada di kertas tersebut:
MR. ANU
WELCOME TO JAKARDAAAH!!
Mr. Anu? Ringgo keparat! Keanu hanya bisa merutuk di dalam hati. Ia tahu benar pelaku dibalik penulisan nama itu. Sambil menyeret koper besar miliknya sekaligus disempurnakan dengan wajah masam, Keanu dengan langkah tergesa-gesa menghampiri kedua orang tersebut. "Tolong, tuan dan nona. Kedua orang tua saya memberi nama Keanu Ardimas Pramundito itu hasil perenungan lama yang diselingi dengan konsumsi aspirin secara berlebih. Dan kalian seenak ubun-ubun menggantinya menjadi Anu?" jelas Keanu dengan nada tidak terima.
"Hey, jangan lupa ada tulisan 'Mr.' ya kan?" pria tersebut menyahut dengan santai.
"Dude, itu nggak ngrubah apapun." Jawab Keanu ketus.
"Itu seratus persen idenya Ringgo." Kini giliran wanita yang disamping Ringgo menjawab.
"Lu emang pantes masuk penjara karena melakukan Pencemaran Nama Baik, tahu nggak?" Keanu menunjuk ke arah wajah Ringgo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kedai Cinta
General FictionApa itu Cinta? Pertanyaan paling absurd di muka Bumi ini coba dijawab oleh tiga sahabat. Ringgo, Arina dan Keanu. Bukan dengan cara biasa. Namun dengan membuka sebuah kedai unik bernama "Kedai Cinta". Di Kedai ini dipenuhi dengan menu unik seperti C...