11. Setelah Kedai Tutup

87 7 6
                                    


Dering handphone itu membuat Ringgo tersadar dari tidurnya. Dengan panik, ia segera mengambil handphone yang ada selalu ia simpan di balik bantal tempat tidurnya. Sebuah nomor yang belum terdaftar membuat Ringgo tidak bisa mengira siapa gerangan yang menelponnya sepagi. Akhirnya karena tidak memiliki pilihan lain, Ringgo segera mengangkat panggilan tersebut dengan keadaan masih setengah sadar.

“Sayang, kok dari tadi malem nggak nelpon?”

Sayang? Kata tersebut membuat Ringgo berusaha sekuat tenaga untuk memeras memorinya agar bisa mengingat siapa orang ini. Namun kondisi otak Ringgo yang masih belum sepenuhnya sadar membuatnya kesulitan untuk mengingat. Apalagi mengingat banyaknya wanita yang memanggilnya dengan sebutan “sayang” tapi mempertanyakan langsung tentunya adalah sebuah petaka. Karena akan membuatnya bisa kehilangan wanita yang satu ini. Akhirnya Ringgo mengandalkan jurus terakhirnya yaitu mengira.

“Iya, tadi malam sibuk banget nih, Felin.” Ringgo berusaha membuat suaranya senormal mungkin. Sambil berharap bahwa tebakannya ini tepat.

“Felin?” wanita di ujung telepon tersebut langsung membalasnya dengan nada tinggi.

Ringgo langsung menepuk jidatnya. Menyadari bahwa tebakan pertamanya pasti salah.

“Bercanda kok … maksudnya Linda.”

“Linda??” nada dari wanita tersebut semakin tinggi.

Sebelah tangan Ringgo seketika menggaruk rambut gondrongnya yang tidak gatal. Ia kembali berusaha untuk memaksimalkan memorinya untuk mengingat identitas wanita satu ini. Tapi otak dan memorinya benar-benar sedang mengkhianati Ringgo. Hingga ia hanya mencoba menebak dari nama wanita yang selama ini dekat dengannya dan masih menempel di otaknya.

“Maksudku … Jenny.” Suara terakhir dari Ringgo terdengar lemah.

“Apa? Jenny?”

Tebakannya yang salah lagi membuat Ringgo langsung menepuk-nepuk kepalanya sendiri ke bantal. Merutuki kesadaran dan kemampuan memorinya yang tak kunjung penuh. Akhirnya karena sudah tidak tahan lagi, Ringgo memutuskan untuk menanyakannya langsung.

“Jadi kamu gebetanku yang namanya siapa sih?”

“SELLY! KITA PUTUUS!” wanita tersebut langsung menutup telepon tersebut dengan kasar.

Ringgo hanya bisa menghembuskan nafas panjang. Menyadari bahwa ia baru saja kehilangan satu mangsa dari jaring laba-labanya sebagai Casanova. Karena masih dihantui rasa penasaran dengan sosok wanita tersebut, Ringgo memutuskan untuk bangkit dari kasurnya. Tujuannya yaitu untuk melihat sebuah tabel di tembok yang ia kreasikan sendiri. Dengan sebuah papan putih kecil dan ia tulis sendiri dengan spidol. Disanalah tertulis setiap wanita yang sedang, telah atau akan menjadi targetnya.

            RINGGO GITU LO

NAMA      STATUS          TARGET

Felin      Pacaran         3 Bulan

Linda      Gebetan         1 bulan

Jenny       Mantan        Lagi CLBK

Ulpa        Pacaran      Sampai bosen

Risa        Pacaran         Baru jadian

Selly      Gebetan       Pasti Jadian

Setelah melihat tabel tersebut, Ringgo baru mengingat wanita yang menyebut dirinya sebagai Selly tersebut. Ia adalah wanita yang Ringgo kenal lewat media sosial. Dan setelah mengeluarkan berbagai jurus akhirnya wanita terkapar di pelukannya. Namun karena kelalainnya untuk memasukan nama dari kontak Selly di handphonenya membuat Ringgo hanya bisa menarik nafas karena hilang sudah kesempatan untuk menambah stok pacar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 11, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kedai CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang