#4.Bimbang.

77 16 2
                                    

Berita tentang hubungan antara Ray dan Kanaya telah gempar dikelas, akibat  kehebohan teman-teman Ray dan juga Caca akhirnya seisi kelas pun mengetahui fakta baru bahwa Kanaya kini 'bersama' dengan Ray.

"Vi tinggal lo nih yang belom," sahut Caca menaik turunkan kedua alisnya.

Viona memutar bola matanya, bosan mendengar rangkaian kata tersebut.

"lagian vi, lo tuh udah ngejomblo 3 taun lebih vi,3 taunn, lo gak kepikiran nyari cowo lain apa? dari pada lo nunggu yang gak pasti gitu?gue sih ogahh!" lanjut Caca seraya menyesap susu ultra kesukaannya.

"nahhh setuju banget, vi cobadeh ya lo aduh udah deh stop nunggu diaa siapa?refki?rizki?--"

"Reffi naayy." kata Vio membetulkan.

"ah ya pokonya itu, pikir deh vi kalo dia sayang sama lo dia gaakan tega bikin lo nunggu, dia itu cuma bayangan semu yang lewat semaunya,cuma buat bikin lo  terbang trus dia jatohin lagi, hey are you insane?" dengan mimik wajah bingugnya.

'dia itu cuma bayangan semu yang lewat semaunya.'

Viona memang telah lama dekat dengan lelaki bernama Reffi ,terhitung hampir setahun lebih ia menunggu kepastian darinya tentang hubungan mereka. Dan entah sampai kapan ia akan bertahan untuk menunggu datangnya kepastian itu.

Beep...beep!

Matanya melebar , Viona mengedarkan pandanganya ke setiap sudut kantin, tak menyangka bahwa ia sedang di awasi oleh seseorang, D siapa D?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Matanya melebar , Viona mengedarkan pandanganya ke setiap sudut kantin, tak menyangka bahwa ia sedang di awasi oleh seseorang, D siapa D?

Dimas?

***

BRUKK!

Seseorang tidak sengaja menabrak bahu Kerrel,buku-buku yang ia bawa berserakan di trotoar tempat mereka bertabrakan, Kerrel ikut membantu menunguti buku-buku lelaki itu.

"nih bukunya, gapap--" seraya menegakan kembali tubunya sehabis membungkuk beberapa menit untuk mengambil buku-buku itu, dan melihat siapa orang yang baru saja menabraknya.

"lah anjir elo ref, gue kirain siapa, kalo jalan matanya dipake bego biar ga nabrak orang." lanjut Kerrel dengan sedikit tawanya.

"elah nabrak bahu doang alay lo." respon lelaki itu.

Mereka pun berbincang sebentar mengenai sekolah masing-masing dan sedikit membicarakan masa-masa dulunya ,dimana mereka sering bersama.

ting nung!

Obrolan mereka terhenti sebab ponsel yang berada di saku kemeja sekolah lelaki itu berbunyi. Satu pesan masuk.

I choose, Kerrel.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang