#7.Started

31 11 0
                                    

Kanaya tidak merespon apapun,ia malah sibuk dengan ponselnya. Yang terbesit di pikirannya saat ini hanya melarikan diri dari tempat itu dan mencari tempat yang pas untuk menenangkan pikirannya.

"Eh nay bukannya tadi lo mau ke toko buku ya,yuk nay keburu ujannya deres."

Kanaya sempat berfikir, sejak kapan ia mengajak Viona ke toko buku? untuk apa? Ah Kanaya menyadari kalau ini pasti hanya alibinya untuk melarikan diri dari kedua lelaki itu.

"ehh iya sampe lupa gue ya ayo deh."

Kanaya memang benar-benar sahabat yang bisa diandalkan.

"Dim, rel gue duluan ya byee." ujar Viona
seraya menarik lengan Kanaya menjauh.

Viona mempercepat langkahnya, entah ia berjalan ke arah mana yang penting difikirannya adalah menjuah dari tempat itu.

"vi tunggu dong, vi." panggil Kanaya mencoba mensejajarkan langkahnya.

"viona ih tukang basonya disana ko kesini sih!"

Viona menghentikan langkahnya dann berbalik menghadap Kanaya, lalu melihat kesekelilingnya.

Ia sadar bahwa sedari tadi ia berjalan tidak sesuai arah, viona memberikan senyum kikuknya dan mengikuti langkah Kanaya menuju tukang baso langganannya.

***

Otaknya masih memutar kejadian sepulang sekolah tadi, rentetan kejadian yang membuat pikirannya semakin kacau. Reffi yang tiba tiba berada di depan sekolahnya, dengan tujuan menjemput Viola, Dimas dan Kerrel dalam waktu bersamaan mengajaknya untuk pulang bersama.

Viona menutup wajahnya dengan bantal dan berteriak, menyalurkan rasa geramnya. Mencoba menutup matanya, tetapi sialnya bukannya rasa kantuk yang datang tetapi bayangan wajah Reffi lah yang datang.

Beep .... beep!

Reffi : Qii.
Reffi : Cari makan yuk.
Reffi : gue tau lo belom makan.

Viona Aqila F : dah makan gue.

Reffi : udah gue bilang lo gajago boong.

Viona Aqila : 😒.

Sesudah berbalas pesan dengan Reffi, ia melempar ponselnya asal. Mood nya sedang tidak bagus untuk berkomunikasi dengan lelaki itu. Ia bukanlah kekasihnya tetapi melihatnya bersama dengan yang lain, hatinya terasa sakit.

10 menit berselang, ponselnya kembali berdering.

Reffi : Gue udah di depan rumahlo qi.

Ah!

Viona mau tidak mau pun segera berganti pakaian menjadi jeans dengan kaos dan sweater oversizenya. Ia langsung menuruni tangga dan langsung menuju pintu rumahnya.

"Mau kemana qi?" Tanya sang mama.

"Keluar bentar ma, pergi dulu ya. Gak lama ko." Dan segera keluar dari rumahnya.

Bisa ia lihat lelaki dengan jaket abu-abu telah bertengger manis di atas Pulsar hitamnya. Ia segera menghampiri si pemilik motor tersebut.

Reffi yang menyadari kedatangan Viona segera membuka helmnya,"udah siap?"

"Mau kemanasi?"tanya Viona ketus.

"Rahaasia." Jawabnya singkat dan langsung memberikan helm kepada Viona. Viona meraihnya lalu segera menaiki motor Reffi.

Sepanjang perjalanan tidak ada yang membuka obrolan,keduanya diam dengan fikirannya masing-masing. Hanya angin malam yang menemani malam mereka, jalanan pun tidak begitu ramai malam ini.

Motor Reffi berhenti di sebuah taman yang tidak terlalu jauh dari tempat tinggal Viona. Reffi menarik pergelangan tangan Viona dan memilih tempat duduk di dekat kolam ikan ,sedikit agak jauh dari jalanan tempat ia memarkirkan motornya. Dikarnakan ia tau bahwa Viona lebih menyukai tempat yang hening.

"Ngapain kesini?" Kembali Viona bertanya dengan nada ketusnya.

"Oiya gue lupa, bentar ya,tunggu sini jangan kemana mana okay." Reffi pun segera beranjak dari duduknya menuju ke arah motornya.

Viona hanya diam dan menuruti perintah Reffi, beberapa menit kemudian Reffi kembali dengan membawa kantung plastik berwarna putih.

Reffi mengambil posisi duduk seperti sebelumnya, tangannya memberikan kantung plastik itu pada Viona.

Viona memicingkan matanya untuk mengetahui isi dari kantung plastik itu.

Reffi terkekeh,"ini makanan vi bukan bom kok gausah aneh gitu ngeliatnya."

"Buat siapa?"Viona melontarkan pertanyaan konyol itu dengan polosnya.

"Buat nenek lo."

Viona mengangkat alisnya sebelah.

"Buat lo vi, gue sengaja beliin buat lo."lanjut Reffi.

Tangan Viona bergerak untuk mengeluarkan box makanan yang berada dalam kantung plastik itu. Gerak tangannya terhenti ketika ponselnya berbunyi.

Kerrel A sent you a massage.

Kerrel A : kata risa besok jadi ngumpul?

Viona Aqila F : jadi.

Setelah membalas pesan singkat itu Viona segera memasukan ponselnya kedalam saku celananya.

"Dari siapa? Balesnya buru-buru banget,gue gaakan ngintip kali." Ucap Reffi dengan mata menyelidik.

"Kepo lo."

***

Kerrel A : kata risa besok jadi ngumpul?

Sent.

Tidak lama kemudian ponselnya berbunyi.

Viona Aqila F : jadi.

Kerrel mengerutkan keningnya setelah membaca pesan balasan dari gadis itu.

"Jutek amat." Kerrel bergumam.

Ia meletakan ponselnya di atas meja kecil sebelah tempat tidurnya.

Baru saja ia hendak meninggalkan kamar tidurnya,tetapi ponselnya kembali berbunyi.

'Pemberitahuan untuk seluruh anggota ekskul Taekwondo. Latihan rutin untuk besok diadakan di SMA Pelita pukul 15.00 dimohon kehadirannya.'

"Nah kalo lat nya di sekola sendiri kan enak gausah jauh-jauh." Ucap Kerrel pada dirinya sendiri.

Kembali Kerrel menaruh ponselnya di atas meja dan meninggalkan kamar tidurnya.

---------------------------------------

Long time no update heheheh
Tugas menumpuk, jangan bosen bosen yah bacain soal Viona Reffi Kerrel dan Dimas😆happy reading💕


I choose, Kerrel.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang