#8.bumi itu sempit.

25 12 0
                                    

Kerrel Mengambil air minum nya dan duduk di dekat lapangan SMA Pelita. Hari ini adalah jadwal rutin latihan Taekwondo yang di satukan dengan ekskul Taekwondo dari beberapa SMA.

"Geser dong." Seseorang tiba-tiba duduk di sebelah Kerrel.

Kerrel mendongak melihat siapa orang itu. Ternyata Reffi. Reffi memang mengikuti ekskul Taekwondo sejak ia masih duduk di bangku SMP jadi tidak heran jika ia menemukannya di latih gabung ini.

Melihat kedatangan Reffi, ia jadi teringat pertanyaan yang memang ingin ia katakan pada lelaki itu. Mungkin sekarang waktu yang tepat untuk bertanya, pikirnya.

"Ref,ngomong-ngomong lo kenal sama Viona?"

Reffi yang mendengar nama itu segera menoleh ke arah Kerrel, "kenal, kenapa?"

Kerrel hanya mengangguk.

"Lo deket sama dia?" Kembali Kerrel memberanikan dirinya untuk menanyakan soal gadis itu.

"Iyaa bisa dibilang gitu." Jawabnya singkat.

"Sejak kapan?"

"Sejak kita sekelas waktu SMP."

"Kenapa ga lo tembak aja?"tanyanya telak.

Reffi mengernyitkan dahinya lalu berkata "Nanti,nunggu waktu yang tepat."

Pembicaraan mereka terinterupsi dikarenakan latihan Taekwondo mereka akan kembali dimulai.

Di sisi lain mereka tidak menyadari bahwa sedari tadi seseorang dibelakang mereka mendengar percakapan mereka.

***

Setelah berbincang dengan Caca dan Kanaya, Viona lalu meninggalkan kelas dan menuju perpustakaan seraya menunggu waktu berkumpulnya dengan anggota kelompok videography nya. Dikarenakan beberapa anggota hanya bisa berkumpul 1 jam setelah bel pulang berbunyi.

Setelah ia memasuki perpustakaan ia meletakan ranselnya di kursi yang bersebelahan dengan jendela, ia pun segera berjalan menghampiri rak buku yang berisi novel-novel .

Ia mencoba mengambil novel di barisan rak paling atas tapi sayangnya postur tubuhnya tidak cukup tinggi untuk meraih buku itu.

Tiba-tiba sebuah lengan mencoba mengambil buku novel itu. Viona pun segera menoleh ke arah pemilik lengan.

Si pemilik lengan hanya tersenyum dan memberikan buku novel itu pada Viona.

"Makanya tinggiin." Dengan mengusap puncak kepala Viona.

"Apaansi dim." Viona mendengus.

Dimas hanya terkekeh melihat eskpresi Viona yang memajukan bibirnya. Sedangkan Viona langsung pergi menuju meja tempat ia meletakan ranselnya dan mulai membaca novel itu. Sedangkan Dimas memilih untuk memperhatikan Viona dari tempatnya terdiam.

"Dimas apasi kan gue udah bilang gue gasuka diliatin gitu."

"Seneng aja gue liatnya,gemesin." Dengan berpangku tangan seraya menunjukan senyum manisnya.

Viona pun mengalihkan pandangannya dari Dimas,heran mengapa lelaki itu senang sekali menggodanya.

"Kalo cemberut gitu makin gemesin tau."masih tetap dengan pandangannya.

Viona menutup novelnya dan beranjak pergi dari perpustakaan.

"Ih kok pergi sihh jahat ditinggal." Dimas yang tidak mau tertinggal pun segera menyusul kepergian Viona.

I choose, Kerrel.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang