Malam pun datang. Ku lihat jam dinding di kamar. Sudah hampir jam 11 malam. Aku tak juga bisa memejamkan mata.
Aku bangkit dari tempatku berjalan keluar vila. Menikmati semilir angin malam itu sambil membawa sekaleng kopi instan.
" Hah.. "
Disini begitu tenang.
" Uchiha-sensei "
Deg
Aku langsung menoleh ke kanan dan kiri. Tak ada siapapun disini. Ku lihat sekitar ku terutama semak-semak. Entah kenapa aku berharap dia keluar dari balik semak itu. Seperti kemarin..
Tapi nyatanya tak ada apapun.
Plak
Ku tampar pipiku sendiri tuk menyadarkanku dari lamunan.
Kembali ku pandangi langit malam itu. Sambil sesekali meneguk minuman di tanganku.
Krrsskk..
Aku kembali menoleh.
Guk!
" Mako? "
Lagi, aku menoleh ke sekitarku. Mencari si pemilik. Meski nyatanya tetap tak ada juga.
" Mencari angin malam juga hah.. " ucapku.
Guk!
Dan kamipun duduk bersebelahan memandang langit malam itu.
" Nee Mako.. kurasa aku menyukainya "
Pluk
" Hentikan Mako aku belum mengatakan apapun padanya, aku hanya ingin jujur padamu "
Dan diapun melepas gigitan di kepalaku. Ah.. tasukata..
" Hah.. "
Aku kembali mendesah.
" Aku tau dia mencintai Naruto.. meski ku bilang padanya bahwa aku mendukungnya.. tapi jauh di lubuk hatiku aku tidak rela.. "
Mako lantas menatapku.
" Nee Mako.. ini cinta kan? " ucapku menatapnya.
Pluk
Lagi-lagi Mako menggigit kepalaku.
" Arrrggggg " sambil mengeram.
" Wakata.. wakata... "
Diapun melepas gigitannya. Meski masih menyeringai padaku.
Guk!
" Ha-i.. ha-i.. mungkin aku hanya akan melihatnya dari jauh, seperti yang dia lakukan pada Naruto selama ini "
Guk!
Yah, untuk saat ini mungkin aku hanya akan melihat mereka. Drama kisah cinta konyol yang ingin segera kusudahi.
Baka..
Apa yang ku pikirkan..
Pagi ini kami kembali latihan. Untuk saat ini aku ingin fokus pada muridku dulu. Mencoba tuk berhenti memikirkan hal pribadi.
Dan akhirnya aku berhasil melewati hari ini. Bagus!
Ini adalah malam terakhir, untuk itu kami mengadakan api unggun dekat danau. Berbekal setumpuk, maksudku hampir segunung kayu kamipun membuat api unggun.
Aku membantu yang lain membuat api unggun. Lagi-lagi, pemandangan memuakkan terlihat didepanku. Dimana Hyuuga-san dengan ramahnya memberikan makanan pada Naruto sambil tersenyum.
Plak
Aku harus berhenti memikirkannya. Harus!
Tak ada harapan pada perasaanku ini. Tapi kenapa setiap kali melihat mereka rasanya begitu mengganggu.
" Se.. sensei.. "
" Ha? "
" Ke-kepalamu berdarah "
Ku pegang keningku. Benar, ada sedikit darah keluar. Mungkin karna aku menghantamkan sebalok kayu ke kepalaku tadi.
" Kalian teruskan, aku ke dalam sebentar "
Ku tinggalkan urusan api unggun pada muridku. Aku berjalan sambil memegang keningku, berharap darahnya lekas berhenti.
" Uchiha-sensei "
Aku menoleh.
" Mencari sesuatu? "
" Begitulah "
" Sensei keningmu "
" Iya, aku terpeleset tadi " dustaku.
" Aku akan membantu mu mengobatinya "
Kami duduk berhadapan. Hyuuga-san begitu teliti mengobati luka ku. Sial. Kenapa kau bisa jatuh cinta pada Naruto..
Aku benci mengakuinya.. Aku benar-benar kalah pada si dobe itu..
" Ha-i "
" Arigatou Hyuuga-san "
" Doitashimashita "
Dia lantas pergi meninggalkanku.
Sepertinya aku memang harus mengubur rasa ini dalam-dalam. Cobalah untuk merelakannya Sasuke!
Setelah beberapa saat aku kembali pada yang lain.
Cih. Lagi-lagi Naruto dan Hyuuga-san tampak begitu akrab didepan semua orang disini.
Menyebalkan.. Menjengkelkan..
Aku terus melempar tumpukan kayu itu ke api unggun di depanku. Berharap Naruto akan terbakar karnanya. Sial.. sial..
" Ke..Sasuke.. Sasuke hentikan "
Seseorang memegang tanganku. Aku menoleh melihatnya.
" Kau ingin membakar tempat ini ha? " ucapnya lagi.
" Ha? "
" Lihat "
Aku cukup terkejut melihat kobaran api didepanku. Kebakaran!
" Bahaya.. siapa yang melakukan ini? " ucapku.
" Kau.. lihat tanganmu " ucap Kakashi-san.
Ku lihat tanganku masih memegang sebalok kayu. Tunggu, ini benar-benar aku yang melakukannya?
Ku edarkan pandanganku ke sekeliling. Beberapa murid ku membawa ember berisi air. Ada juga yang membawa alat pemadam kebakaran.
" Gomennasai " ucapku menunduk sesaat lalu pergi meninggalkan mereka.
Aarrrgggg.. ada apa denganku??
~Skip~
KAMU SEDANG MEMBACA
SasuHina - Love Story
FanfictionAku terus menahan semua yang ada di hati dan pikiranku. Mencoba tersenyum di depannya meski tidak tulus. Badai.. Ada badai di hatiku yang berkecamuk. Begitu menyakitkan, membuatku muak. Aku tak pernah merasakan hal seperti ini sebelumnya. Kenapa sak...