Kenapa..

1.9K 193 17
                                    

Saat kami tiba di vila.

" Okaeri "

Aku cukup terkejut melihat keadaan disini.

" Jadi apa yang kalian lakukan disini? " tanyaku menahan geram.

" Tentu saja liburan "

" Kakashi-san, bukankah kau tau bahwa kami disini untuk latihan "

Kau tau, rasanya emosiku sudah sampai di ubun-ubun sekarang. Jika saja dia bukan Kepala Sekolah.. entah apa yang akan terjadi padanya.

" Lalu, bagaimana dengan kalian? "

" Kami mendapat undangan dari Kakashi-san jadi kami datang " jawab yang lain.

Aku lantas menatap Kakashi-san.

" Kau pikir Hinata, ehem.. maksudku Hyuuga-sensei akan datang begitu saja kesini? "

Aku diam tak menjawab.

" Jadi.. "

" Tentu saja karna undangan dariku, berterima kasihlah padaku "

Cih. Aku lantas naik ke kamarku.

Sekarang vila semakin ramai. Karna hampir semua guru di sekolah datang atas undangan dari Kakashi-san. Baka!

Pagi menjelang.

Usai sarapan kami memulai latihan kami. Masing-masing bela diri berlatih di tempat berbeda. Aku sendiri memilih di dekat danau.

Di tengah latihan, ku lihat Hyuuga-san berjalan mengendap-endap bersama Mako. Apalagi yang akan dia lakukan sekarang.

" Kalian teruskan latihannya " perintahku.

Ku tinggalkan mereka dan mengikuti Hyuuga-san. Dan sekarang kami saling mengendap-endap. Dia memasuki hutan. Lagi??

Ini artinya aku harus bersiap pada situasi terburuk yang akan terjadi nanti.

Lalu tiba-tiba dia berhenti. Mencuri pandang dibalik sebuah pohon besar. Apa yang dia lakukan?

Aku yang penasaran lantas ikut melihat ke arah itu.

Bruk

" Eh "

" Ohayo Hyuuga-san " ucapku.

" U-u-uchiha-sensei "

" Ha-i " senyumku menutupi rasa kesalku.

" A-aku.. aku.. "

" Hn? "

" A-aku tidak sedang melihat Naruto-kun "

" Ah dia mengakuinya " batinku.

Dia tersadar akan ucapannya. Lantas menutup mulutnya rapat-rapat.

" Kau menyukai Naruto? "

Dia berbalik. Menutup wajahnya dengan kedua tangan.

Guk!

" Kau sangat menyukainya ya "

" Aku menyukainya sejak dulu.. sejak kami kecil "

" Sudah pernah mengatakan padanya? "

Dia menggeleng lalu memeluk Mako disampingnya.

Jadi itu sebabnya mereka begitu dekat. Karna mereka sudah saling kenal sejak kecil. Aku mengerti sekarang.

" Kenapa tidak kau katakan perasaanmu padanya? "

" Dia pasti akan menolakku "

" Kau tidak akan tau kalau belum mencoba "

" Tapi memang seperti itu.. "

" Ku pikir kau tipe orang yang berani menantang bahaya "

" Eh? "

" Kita memang belum lama kenal, tapi entah kenapa aku yakin bahwa kau itu tipe gadis yang berani "

Dia diam melihatku.

" Jangan hanya melihat dari kejauhan, cobalah menantang perasaanmu itu " lanjutku.

" Ta-tapi aku.. "

" Aku akan mendukungmu.. dari belakang "

" Benarkah? "

" Hn "

" Mu-mungkin aku akan mencoba "

" Tentu, kau harus mencobanya "

Apa yang kau katakan Sasuke! Dan lagi obrolan macam apa ini.

Aku terus menahan semua yang ada di hati dan pikiranku. Mencoba tersenyum di depannya meski tidak tulus.

" Baiklah, kalau begitu aku permisi "

Diapun berlalu meninggalkanku.

" Uchiha-sensei "

Aku menoleh.

" Ada pohon yang roboh disini "

Aku berjalan mendekat padanya.

" Seingatku tadi tidak ada pohon yang roboh " lanjutnya.

" Badai " jawabku singkat.

" Badai? "

" Ya "

" Kok aku tidak tau ya.. "

" Sebaiknya kau lekas kembali " alihku.

" Ha-i "

Badai.. Ada badai di hatiku yang berkecamuk. Begitu menyakitkan, membuatku muak. Aku tak pernah merasakan hal seperti ini sebelumnya.

Bruk!

Kenapa sakitnya tidak mau hilang..

Bruk!

Kenapa rasanya begitu menyakitkan..

Bruk!

Kenapa...

Berapa kalipun aku memukul pohon-pohon ini sakitnya tak juga mereda. Ini menyebalkan.. ini menjengkelkan...

Untuk beberapa saat aku tidak kembali ke vila. Hanya duduk diam disini memandang langit yang mulai tampak di tengah hutan ini.

" Sss..sss...sen-..sensei.. "

Aku menoleh.

Semua muridku disini sekarang. Melihat keadaan sensei nya yang kacau. Sungguh waktu yang tidak tepat.

" Nani? "

" Hiii.. "

Bukannya menjawab, mereka malah menjaga jarak denganku. Bahkan semakin jauh dari sebelumnya.

" Ka-kami sudah selesai latihan "

" Hn "

Aku bangkit dari tempatku lalu berjalan mendekati mereka. Semua menunduk tak ada yang melihatku.

" Kalian bawa semua kayu itu ke vila "

" Ha-i sensei " seru mereka.

Ku tinggalkan mereka bersama pohon-pohon yang sudah roboh olehku. Dan aku kembali ke vila. Hari ini sungguh melelahkan.

~Skip~

SasuHina - Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang