Ku buka mataku perlahan. Kepalaku agak sakit.
" Anda sudah sadar Uchiha-sensei "
Ada Hyuuga-san disini.
" Ini.."
" Ruang perawatan "
" Oh "
Aku bangkit perlahan. Ada perban di kepala ku. Lagi?
" Anda baik-baik saja? "
" Kurasa.. "
" Syukurlah "
Ya, aku juga bersyukur karna masih hidup.
" Aku juga Mako ingin meminta maaf pada anda Uchiha-sensei "
" Hn? "
" Hora Mako "
Mako yang sedari tadi duduk di samping Hyuuga-san mendadak membuang muka. Apa dia membenciku?
" Mako "
" Ah sudahlah Hyuuga-san tidak apa-apa "
" Mako lekas minta maaf pada Uchiha-sensei "
Dia mengacuhkanku!
Mako tak bergeming. Malah berlalu meninggalkan kami berdua. Sudah ku duga dia membenciku.
" Ah gomen Uchiha-sensei, biasanya dia tidak begini "
" Hn "
" Aku akan menyusul Mako " ucapnya berlalu.
Ya, kau memang harus menyusulnya kalau tidak aku tak tau apa yang akan dia lakukan pada anak-anak di sekolah ini.
Ku lihat jam tanganku sudah jam 2. Sekolah sudah mulai sepi.
" Uchiha-san.. apa aku sudah bisa pulang sekarang? "
Pemandangan aneh juga tak enak dilihat terjadi disini.
" Ino-san, kau tidak apa-apa? "
" I-iie "
Dia menatapku malu-malu. Terakhir kali aku kesini dia masih normal. Kenapa sekarang jadi aneh begini?
Meski masih bingung aku tetap bangun dan keluar ruangan.
" Arigatou Ino-san " ucapku.
" Ah iie.. kau bisa meminta bantuanku kapanpun kau mau "
" Kuharap ini yang terakhir " batinku.
" Permisi " ucapku.
" Uchiha-san " panggilnya.
Aku berhenti sesaat.
" Semoga lekas sembuh "
" Arigatou " ucapku tersenyum tipis.
" Kyaa.. "
Pluk
Shimata!
Ku tutup mulutku dan bergegas menuju ruanganku. Gomen Ino-san aku tidak menolongmu.
Besoknya, seperti biasa aku mengambil absen di depan pintu gerbang sekolah. Lagi-lagi ada pemandangan aneh disini.
Siswi di kelas ku datang dengan senyum sumringah.
" Ohayo Uchiha-sensei " senyum mereka.
" Ohayo "
" Sensei, ini untuk mu "
" Bento? "
" Ha-i "
" Arigatou " ucapku menerimanya meski masih bingung juga karna tiba-tiba.
KAMU SEDANG MEMBACA
SasuHina - Love Story
FanficAku terus menahan semua yang ada di hati dan pikiranku. Mencoba tersenyum di depannya meski tidak tulus. Badai.. Ada badai di hatiku yang berkecamuk. Begitu menyakitkan, membuatku muak. Aku tak pernah merasakan hal seperti ini sebelumnya. Kenapa sak...