(Chapter 3) Senyuman yang jarang

44 27 16
                                    

"Dan yang haruskau tahu Shijoo-ya, sesempurna seseorang tidaklah lebih dari sebuah kekurangan dan kekurangan tidak juga lebih dari kesempurnaan. Iri adalah sifat ketika kita merasa rendah karena tidak memiliki. Iri bisa menjadi dengki. Dan ku harap kau tak menjadi seperti ku."- Sorrow about day (SAD)

_SENYUMAN YANG JARANG_

Komisaris Ahn keluar dengan wajah sembab dan tanpa ba-bi-bu langsung mengajak para polisi untuk kembali ke kantor investigasi khusus. Ia sudah menghabiskan dua jam lebih di klinik perusahaan LBJ Group ini.

"Nona, apakah kita bisa memberikan surat tahanan untuknya?" Tanya salah satu polisi.

"Tidak Dankyu-ssi, tidak sekarang." Ia berbicara agak tegas untuk membangun wibawa pada anak buahnya. "Tapi, bisakah kau dan anak buah mu menemui Letnan Kim Jong Nam. Undang dia ke kantor investigasi khusus, karena kita akan mengadakan rapat!" Perintahnya lalu izin untuk pulang.

"Baik nona!" Mereka membungkuk dan pergi dengan tergesa-gesa.

Setelah lorong kantor perusahaan ini senyap dan sepi. Komisaris Ahn menghela napas lega. 'Aku tak bisa mengerti tentang gadis itu. Tapi, dia bisa dibilang baik. mungkin?' Batinnya sambil terus berjalan kearah lift. Dan lorong itu kini terasa sangat sepi. Tidak ada orang yang berlalu lalang disana seperti biasa.

.{'_'}.

Aku mendengar jelas apa yang tadi dikatakan Komisaris Ahn tentang ku walau itu hanya percakapan batin. Dia menyebut ku baik, tetapi dia masih ragu dengan berkata 'mungkin'. Itu artinya ia masih belum bisa mempercayai ku seratus persen.

Aku benci dengan anugerah ini. Tuhan memberikan ku sebuah keistimewaan yang membuat ku menderita. Aku masih bingung dengan anugerah bodoh ini. Dari sekian banyak manusia yang lebih baik dari ku, kenapa harus aku yang lemah ini. Aku memang sudah bisa mengendalikan sebagian kekuatan khusus ini. Tapi, sebagian lagi masih bekerja sendiri tanpa aku suruh. 'Mereka' seperti ingin melindungi ku, tetapi itu membuatnya semakin memburuk.

Sakit. Hanya itu yang dapat kurasakan ketika kekuatan ini muncul dan membuat semuanya menjadi semakin rumit. Dan yang mampu kukatakan pada korban akibat kekuatan ini, hanya "Maaf. Aku yang salah."

Hanya itu yang mampu ku katakan. Karena saat itu aku bingung, takut, marah, sedih, linglung, dan segala hal yang membuat hati ku bergemuruh tak enak. Kekuataan ini seperti tidak punya tandingannya kecuali tuhan berkehendak lain. Hanya itu pengecualiannya. Dan kekuatan ini bisa hilang jika aku jatuh cinta. Yap. Jatuh cinta.

Sebenarnya aku tidak tahu rasanya disayangi dan menyayangi. Bagaimana bisa aku jatuh cinta? Dari dulu aku tidak pernah mempunyai ketertarikan terhadap laki-laki. Tapi, bukan berarti aku ini lesbian. Aku malah lebih benci dengan perempuan dan aku mengutuk diri ku sendiri karena terlahir di tubuh seorang perempuan sempurna. Alasan mengapa aku tak mempunyai ketertarikan terhadap laki-laki, karena aku merasa bahwa mereka tidak mungkin bisa menerima aku apa adanya. Dan kekuatan ini membantu ku menyeleksinya, namun nihil. Tetap saja mereka semua sama. Mereka hanya menilai tampang. Lebih memilih kuantitas dari pada kualitas. Aku benci orang seperti itu.

Pria baik itu hanya ada di dunia khayalan bagi ku. Karena setiap laki-laki baik yang datang, mereka berbalik membenci ku dan mati. Ajal mereka pun kekuatan ku yang merenggutnya. Bukankah itu tidak adil. Mereka menyelami sudut pandang ku, kehidupan ku, prinsip hidup ku, dan aspek hidup ku membuat mereka berakhir menjadi sebuah jasad. Aku sudah melarang mereka, namun mereka menyalahkan artinya. Aku bermaksud melindungi mereka dari kematian yang akan menjemput mereka karena kekuatan ku. Karena itu aku di kucilkan, di biarkan menyendiri.

Sorrow About Day (SAD) On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang