1st Shoot

1.8K 25 2
                                    

Butir - butir salju putih turun pagi ini. Pemandangan yang indah sekaligus terasa sangat dingin. Suasananya sangat cocok untuk tidur. Paling tidak itu yang dirasakan oleh Zaxia. Jam sudah menunjukan pukul 7 pagi dan dia masih bergelung di tempat tidurnya. Alarm yang berdering sedari tadi tidak menggubrisnya sama sekali. Dia masih menggulung tubuhnya dengan selimut dan menutupi telinganya dengan bantal.

Ditengah kesunyian kamar tidurnya, suara gebrakan pintu kaca terdengar sangat berisik karena dibanting keras - keras oleh seorang pemuda. Pemuda bermata biru langit dan rambut hitam yang sama dengan Zaxia itu segera masuk dan berdiri di dekat tempat tidur. Dia menggeleng pelan melihat tingkah laku adiknya yang masih bergelung ditempat tidurnya. Si pemuda beberapa kali menggoyang tubuh Zaxia. Tapi, tidak ada tanggapan berarti. Karena kesal, pemuda itu langsung menarik selimut Zaxia hingga terlepas. Seketika Zaxia tersentak kaget karena terkena udara dingin dari luar kamarnya.

Dengan mata masih setengah terpejam, dia langsung meraba - raba tempat tidurnya dan berharap kembali menemukan selimutnya. Dia berhasil menemukan selimutnya dan mencoba menariknya, tapi ada kekuatan lain yang menahannya. Zaxia mencoba memfokuskan matanya dan mendapati ternyata kakaknyalah yang sedang memegang selimutnya. Seketika Zaxia mengerang pelan.

" Kak G, Kembalikan selimutku. Aku masih ingin tidur." Erangnya sambil menguap lebar.

" Oh, tidak bisa, sweetheart. Hari ini, adalah hari pertamamu di kampus."

" Memangnya dimulai hari ini? Aku masuk pas siangnya saja saat pelajaran sudah dimulai. Tidak perlu mengikuti upacara pembukaan, bukan?" Gumam Zaxia sambil kembali menggulung tubuhnya.

" Oh, jangan coba - coba kamu tidur lagi setelah kakakmu yang baik hati ini menyengaja untuk membangunkanmu. Sini kamu!" Giotto atau biasa dipanggil kak G oleh Zaxia, naik ke tempat tidur dan mengelitiki adik satu - satunya itu.

Zaxia segera menggeliat dan menghindari tangan jahil kakaknya. Dia tertawa antara memang kegelian sama dia senang dengan perlakuan kakaknya yang tetap sama walaupun dia menerima syarat itu. Zaxia tahu dengan pasti kalau kakaknya yang satu ini menolak syarat itu mentah - mentah. Walaupun dia sendiri melakukan pekerjaan yang sama.

" Baiklah! Aku bangun, oke? Berhenti menggelitikiku kakakku yang baik hati!" Seru Zaxia disela - sela tawanya.

" Aku akan berhenti setelah kamu menjadi adik manis yang akan segera mandi, makan, dan akan berangkat kuliah mengikuti upacara pembukaan."

" Iya - iya. Berhentilah menjadi tante - tante cerewet di pagi hari. Nah, sudah sana. Aku mau mandi."

" Oh, bersyukurlah karena aku hanya menjadi tante cerewetmu sebulan sekali. Baiklah, mandi sana, manis." Kak G turun dari tempat tidur, menepuk lembut kepala Zaxia, lalu keluar dari kamar Zaxia. Meninggalkan Zaxia dalam lilitan selimut.

Zaxia terdiam memikirkan kembali kata - kata kakaknya. Memang hanya sebulan sekali kak G pulang dari misi - misinya. Hal yang juga akan terjadi padanya cepat atau lambat. Zaxia menghembuskan nafas panjang dan memilih untuk tidak memikirkan masalah itu pada saat ini. Dia segera melepaskan lilitan selimutnya dan beranjak ke kamar mandi.

" Buongiorno, Zaxia!" Suara wanita yang berasal dari panel shower menyapa Zaxia. Zaxia hanya menjawab dengan gumaman tidak jelas dan langsung berjalan ke panel. Dia memencet beberapa panel dan air panas beraroma lavender langsung mengucur dari shower. Shower mati tepat ketika air menyentuh kaki Zaxia di dalam bathtub. Air membenam seluruh tubuh Zaxia kecuali kepalanya.

Zaxia berendam cukup lama sampai suara kak G terdengar di panel showernya agar segera bersiap - siap. Dasar tante cerewet! Gerutunya sambil keluar dari bathtub. Uap panas secara otomatis langsung keluar dari pipa di dekat pintu kamar mandi ketika kaki Zaxia menginjak keset. Sambil menunggu rambutnya selesai di keringkan oleh uap panas, dia mengeringkan tubuhnya menggunakan handuk.

Hitwoman?! ( On Holds)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang