~1~

6.5K 396 19
                                    

Sebuah rasa adalah satu kenangan
Sebuah cinta berbuah manis
Bertabur bunga harum damai
Terpejam bersamamu tanpa memikirkan esok
Kebahagian adalah dua tangan bersatu berhiaskan indah bertabur intan......

Disc@mk
Warning@typo, occ dll
Pair@sasuhina
Slight@shikahina, gaahina,deihina

Plak

Sebuah tamparan mendorong tubuh seorang gadis limblung ke belakang. Tubuhnya kini terdampar di lantai dingin. Seorang pria bersurai raven menatapnya benci. Tak lupa sang pria menyebar sebuah foto, foto sang gadis tanpa busana tidur dengan seorang pemuda bersurai merah.

"Percayalah, aku dijebak Sasuke- kun". Hinata nama gadis itu, tubuhnya menggigil serta air matanya berderai.

" Aku selalu percaya tapi kali ini sebuah bukti ditanganku, pergilah sebelum aku membunuhmu". Ucapan dingin Sasuke membuat sang gadis membeku terdiam.

Deg

Begitu sakit saat orang yang dicintai tak mempercayainya. Air matanya semakin deras berjatuhan. Tubuhnya berdiri hendak jatuh, Sasuke hanya melihatnya datar. Sasuke benci sebuah penghianatan, dia benci akan kebohongan.

" Sasuke- kun". Hinata memanggil nama kekasihnya lemah. Seperti suara getaran tak terdengar.

" pergilah aku tak ingin melihatmu lagi". Sasuke berbalik tak menatap wajah mantan kekasihnya.

Hinata memejamkan matanya sebentar. Menghapus air matanya dan melangkah menjauh. Tubuhnya masih bergetar dan bekas tamparan masih terasa perih di pipinya. Dia amat memcintai Sasuke. Namun pria yang dicintainya tak pernah percaya kepadanya. Hinata tak pernah berselingkuh hingga menyerahkan kehormatannya pada pria bernama Gaara. Baginya Gaara adalah sahabatnya. Menapaki jalan berhias hujan malam ini, Hinata memutuskan akan pergi jauh dari kehidupan Sasuke. Cukup segala penjelasannya, pria itu tetap tuli dan menutup mata hatinya. Mungkin tak ada cinta tersisa untuknya. Hanya Sasuke satu- satunya, hanya nama itu yang membuat hatinya bergetar bahkan berdetak tak menentu. Semua berakhir dan retak karena sebuah kepercayaan pecah.

Air mata bersembunyi dibalik hujan, petir tak jadi ketakutan Hinata. Sesekali tangannya mengelus perut rata miliknya. Hinata amat sadar di dalam sana telah ada makhluk bernyawa lainnya. Bukan benih Gaara melainkan Sasuke, pria yang amat ia cintai.

....

Suna tempat berpasir dengan udara panas. Hinata memilih hijrah ke Suna. Melupakan segala hal mengenai Konoha. Baginya kenangan pahit telah menorehkan banyak luka di Konoha. Perut besar bersemayam malaikat kecil tak menghalangi pekerjaannya sebagai penjaga toko bunga. Hinata bekerja dengan gaji pas-pasan.

Flashback on

Plak

Hinata mendapat satu tamparan lagi dari ayahnya. Neji mengepalkan tangannya erat. Namun tak berbeda dari ayahnya, tangan besar kakaknya mendarat dipipi gembilnya.

Plak

Hinata merasaka perih kembali. Sementara Ibunya hanya menangis memohon kepada suami dan putranya.

" Kau mencoreng nama keluarga Hinata".hiasi amat geram.

" Pilihlah menggugurkannya atau pergi dari rumah ".Sorot mata marah terlihat mengerikan dimata Hinata. Hinta bukan wanita keji, dia mempunyai hati dan perasaan. Hinata memutuskan berdiri tanpa kata pergi melalui pintu yang telah ditunjuk oleh ayahnya. Hikari menangis meraung melihat putrinya meninggalkan rumah.

goodbyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang