~4~

2.7K 255 15
                                    

Cinta bukan ukuran seberapa banyak
Cinta itu seperti seberapa.banyak kau membuat kesan di hati....





Disc@OM MK
Warning@typo, occ,dll




Sudah satu bulan belum ada tanda-tanda bangunnya sang cantik Hyuuga. Hinata masih terus tertidur dalam peluk mimpi berkepanjangan. Sementara Akira beberapa hari lalu harus mendapatkan perawatan intensif, kekurangan ASI terlebih alergi terhadap susu formula. Shikamaru berusaha mencari donor Asi untuk putra angkatnya tersebut, dan usahanya tak membuahkan tangan kosong. Seorang ibu muda dengan Asi berlebih rela.menolong. seorang tetangga apartemen Shikamaru rela memberikan Asinya pada Akira. Tentu setelah Shikamaru menceritakan kisah pilu putra angkatnya itu.

Tangan besar itu mengelus tangan putih lemah milik Hinata. Terkadang mengecupnya pelan. Ada air mata membasahi.setiap kecupan itu.

"Kenapa kau lebih suka tertidur ketimbang melihat putramu Hinata". Shikamaru setiap datang selalu bercerita tentang putra Hinata.

" Bukankah kau sangat menantikan kehadiran,dia kecil dan rapuh". Shikamaru meletakan tangan lemah Hinata. " Kau tahu hari ini dia minum.ASI sangat banyak, Saara yang memberikannya, dia baik dan cantik ". Shikamaru bercerita dengan senyum merekahnya. "Dia mengingatkan tentangmu Hinata, semua hidupku.selalu tentangmu, bahkan dulu kau begitu lucu dengan tingkah gemasmu". Shikamaru kini mengelus surai indah milik Hinata.

"Aku tak pernah lupa saat- saat itu Hinata saat dimana kau tertawa, marah bahkan tingkah konyolmu, semua hal selalu kuingat ,A- Shikamaru tak.bisa melanjutkan kalimatnya, suaranya teredam tangis yang berkepanjangan. Didekapnya kembalu tangan halus Hinata. Air mata semakin menetes deras. Rasa sakit dan perih perlahan menghujaminya.

KHS ,18 Maret
07.00

Shikamaru Nara

Tampak gadis berlari kencang, berusaha menggapai pintu gerbang sekolahnya. Disana seorang berkepala nanas menahan satpam sekolah itu untuk menutup gerbang, sedang seorang lagi yang bersurai pirang memberi semangat.

"Hinata cepatlah, sebelum si tua bangka ini menang melawan Shika". Deidara memberi dukungan penuh sambil berteriak.

Hinata berlari lagi hingga mencapau gerbang. Nafas masih terengah dengan tanpa ragu mengambil air mineral ditangan Deidara. Menegak hingga tak bersisa. " akhirnya gerbanganya belum.tertutup".
Senyum canggung ia berikan pada pak satpam.

"Ayo cepat sebelum terlamabat". Hinata kembali berlari disusul Deidara dan Shikamaru. " kalian tahu tadi itu sangat menyenangkan". Hinata tertawa lepas, angin meniupkan helai indigo indah miliknya. Untuk beberapa saat Shikamaru terdiam,menghentikan langkahnya mengamati betapa indah dan manisnya gadisnya. Tertawa lepas tanpa beban. Dialah segala pusat rasa cinta milik pemuda nanas tersebut. Shikamaru meremas dadanya, ada getaran yang membuatnya begitu nyaman hanya dengan memandang Hinata. Seorang yang telah membuatnya memandang berbeda KHS. Shikamaru tersenyum kemudian menyusul sang juwita berlari bersama Deidara senpai.

Keterlambatan ketiganya membawa kegaduhan di sepanjang koridor sekolah. Shikamaru dan Deidara mengikuti Hinata berlari bahkan tertawa.

Dunia Shikamaru berubah mengenal Hinata ,terkadang naik terkadang turun. Tak terduga dan tanpa beban. Dulu Shika menghabiskan waktu dengan tertidur, sekarang dirinya mengetahui hal indah selain tidur yakni melihat gadisnya tertawa.

goodbyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang