Tangisan pemberi bahagia
Menyambut ceria sang malaikat
Kecil, rapuh, menyejukkan
Dialah sang putra kebahagiaan
Datang menyelamatkan hati terlukaDisc@mk
Warning@typo, occ dllShikamaru menatap pintu UGD sayu, perasaan sedih tersisa dihatinya. Dibalik sana seorang lemah dan rapuh tengah berjuang. Melawan rasa sakit, hatinya tersayat pilu mendengar teriakan kesakitan. Hinata tengah mengejan mengeluarkan beban teramat indah yang membawanya pada kebahagiaan.
Tak ada beda dengan Shikamaru, Gaara dan Deidara merasakan hal sama. Mereka merasa sakit mendengar teriakan Hinata, seorang perempuan yang memiliki tempat khusus dihatinya.
" Maaf Gaara- sama, anda harus menghadiri rapat saat ini". Sekertarisnya tengah memginstrupsi lamunannya. Gaara sangat berat meninggalkan Hinata, namun delegesi luar negeri tengah menunggunya.
" Pergilah Gaara, ada aku dan Shika". Deidara menyakinkan Gaara semua akan baik- baik saja.
" Bisakah semuanya ditunda". Gaara menundukkan wajahnya. Menyembunyikan air mata yang telah menggenang.
" Gaara-sama kita tidak bisa menunda lagi, semua demi rakyat Suna". Matsuri mengingatkannya.
" Gaara pergilah, kau sebentar lagi akan menggantikan posisi ayahmu, temui delegasi itu dan berikan kesan baik, semua akan baik- baik saja". Shikamaru kembali menyakinkan Gaara.
Pria bersurai maroon hanya mengangguk , tanpa kata meninggalkan Shika dan Deidara. Semakin jauh dan jauh, tak lagi terdengar Hinata. Namun langkahnya terhenti saat mendengar suara tangisan bayi. Kelegaan tergambar jelas diwajah tampannya. Kembali berjalan dengan senyuman, tak hanya itu untuk pertama kalinya Gaara meneteskan air mata. Gaara Sabaku putra bungsu Rei Sabaku putra Gubernur menangis untuk bayi yang bahkan ayahnya tak menerima kehadirannya. Gaara berjanji bayi itu adalah akan memanggilnya ayah. Tangan kecilnya akan memeluknya erat. Bahkan menangisi dirinya saat tubuhnya terluka.
" Aku akan menjadi ayahmu, nak".Gumaman Gaara tak terdengar sampai di telinga Matsuri. Langkahnya semakin mantab sedang tangannya sedikit menghapus air matanya.
....
Perawat keluar ruangan dengan wajah terlihat sedih. Shika dan Deidara memgerutkan kening.
" Maaf siapakah suaminya". Perawat berambut hitam itu memandang ke arah Shika dan Deidara.
Keduanya hendak bergerak maju, namun memdapat kerutan aneh dari.perawat. " maaf kalian berdua suaminya". Ungkap perawat berwajah cantik.
Shikamaru dan Deidara terdiam, mereka bukan suami Hinata namun rasa sayang keduanya tak dapat diragukan. " Kami walinya". Ujar Shikamaru.
" Baiklah, silahkan". Perawat mempersilahkan Shikamaru dan Deidara masuk.
Hal pertama yang Shika dan Deidara lihat adalah seorang bayi mungil berambut gelap dalam gendongan seorang perawat cantik lainnya. Masih terdengar suara tangisan. Shikamaru merasa untuk pertamakalinya, suatu perasaan bahagia menyelusup dalam hatinya, bukan hanya Shikamaru bahkan Deidara menangis saat mengambil alih bayi mungil putra Hinata ketangannya. Pria bersurai blonde itu mengecup kening sang bayi pelan. Untuk sesaat dunia Shikamaru dan Deidara teralih pada bayi kecil. Tangis pertama begitu merdu, kisah kehidupan akan segera termulai.

KAMU SEDANG MEMBACA
goodbye
Fanfictionkesedihan hanya membuatmu berjalan terjatuh tanpa tahu arah. pandang ke depan , tersenyum.dan hadapi.