Jika luka terjatuh mampu sembuh dengan obat merah namun luka hati butuh waktu lama agar mengering....
.
.
.
Deidara tak mengerti dengan dirinya, mengosongkan semua jadwalnya dan pergi meninggalkan Suna.
Bukan pindah atau lari dari masalahnya namun dirinya pergi menemui seseorang yang gadisnya ingin temui. Merangkul penuh kasih, mencium dan meminta perlindungan.
Deidara- senpai memang yang terbaik
Aku yakin Deidara- senpai akan jadi seseorang yang pemurah. Hati yang lembut, dan jiwa memaafkan. Kau bisa diandalkan senpai.
Sebulan sebelum Hinata koma, Deidara mendapat pujian dari gadis itu. Perempuan yang bahagia karena dirinya mampu bersikap rela hati kepada dua sahabatnya. Gaara dan Shikamaru.
Dari ingatan itu, Deidara berdiri di depan rumah bergaya tradisional. Memasuki gerbang utama setelah di introgasi begitu ketat oleh Genma.
Bahkan Genma masih mengingatnya dan Deidara heran karena Hyuuga masih memperkerjakan Genma.
Deidara mencoba mengatur nafasnya, setelah semua dirasa tenang. Deidara turun dari mobilnya, melangkahkan kakinya mendekat ke arah pintu utama kediaman Hyuuga.
Dirinya haris memberitahukan keluarga Hinata. Kesalahpahaman ini harus ada yang meluruskan walau dirinya hanya mendengar cerita tak langsung Gaara, namun Hinata membutuhkan keluarganya. Membutuhkan air mata keluarganya untuk membuatnya terbangun.
Deidara tak harus menunggu lama, karena begitu sampai didepan pintu utama itu telah terbuka.
Deidara menyampaikan keinginannya pada maid dan setelahnya mengharuskannya menunggu beberapa saat di ruang tamu Hyuuga. Rumah yang bahkan sangat dirindukanya. Wajar jika Hinata begitu ingin merasakan dekapan hangat rumah Hyuuga. Begitu ingin tidur dikasur empuknya bahkan merasakan susasana rumah yang kehangatannya menghilang sejak.perginya perempuan itu.
Deidara menatap seisi rumah, figura Hinata masih berada di tempatnya. Tak ada yang berubah. Yang berubah hanyalah perasaan dan hati seseorang. Butuh waktu menatap sebuah hati tersakiti.
Deidara berdiri, melangkah menuju figura Hinata dan sang ayah. Dilihatnya figura itu. Aku yakin ayah Hinata begitu merindukan putrinya. Batin Deidaran.
Suara maid membuyarkan lamunannya. Maid merasa bersalah dan membungkuk meminta maaf namun Deidara merasa itu kesalahannya.
"Maaf, anda dipersilahkan masuk ke ruangannya". Maid mempersilahkan Deidara. Deidara mengangguk dan mengikuti arah maid Hyuuga.
Kediaman Hyuuga setalah ruang tamu adalah sebuah lorong panjang dengan hiasan lukisan bunga sakura, gunung fuji dan figura keluarga.
Setelah lorong, Deidara hafal betul dirinya akan menemui sebuah taman terbuka dengan kolam ikan, kolam itu tanpa atap dan benar- benar terbuka, ini membuat hujan akan sangat indah terlihat.
Yang unik adalah, di samping sisi taman ada sebuah meja panjang dan kursi- kursi sebagai tempat santai. Di samping kanan sedikit menjorok adalah dapur. Inilah yang mebuat Deidara jatuh hati saat pertama kali Hinata mengajaknya ke rumahnya.
Dari sebrang akan ada sebuah jalan menuju lantai dua, dimana kamar Hinata berada. Sedang jika dirinya melewati dapur akan ada sebuah pintu menuju taman belakang.
Deidara sangat hafal tentang ruang demi ruang kediaman hyuuga.
Maid masih membimbingnya di depan. Di samping taman berjejer rapi bangunan- bangunan kecil. Yang unik adalah setiap bangunan memiliki ruang bawah tanah. Bangunan pertama adalah kamar sang kepala keluarga sedang bangunan sebelah kiri taman adalah kamar Hyuuga Neji. Berbeda dengan milik.Hiasi, kamar kakak Hinata berlantai dua, lantai atas terdapat kursi dan rak- rak buku. Disanalah ruang kerja Neji.
KAMU SEDANG MEMBACA
goodbye
Fanfictionkesedihan hanya membuatmu berjalan terjatuh tanpa tahu arah. pandang ke depan , tersenyum.dan hadapi.