Terkadang kau menyesal karena membuat orang yang kau cintai jatuh hati pada temanmu....
Disc@punya om MK
Warning@typo ojo nesu,occ,dll banyak masih belajar okey.....KONOHA, waktu silam
Pemuda bermanik hitam itu berlari kencang, tak memperdulikan orang berlalu lalang yang ia tabrak. Bahkan umpatan kesal tak terlalu ia pedulikan.
Nafas tersengalnya diabaikan begitu saja karena ada hal juah penting membutuhkannya.
Sampailah pemuda itu di sebuah gang sempit, gelap dan sunyi. Tanpa menunggu lama ia memasuki gang itu, maniknya mencari-cari seseorang.
Nafasnya seperti tercekik tali, maniknya membola sempurna. Tangannya terkepal erat menahan amarah yang membuncah. Dirinya tersdar dan berlari ke arah seorang gadis terkulai lemah tak berdaya. Penampilannya berantakan, bajunya sobek di sana-dm sini. Bahkan darah mengalir di sela-sela pahanya.
HINATA
Shikamaru berteriak mendekati tubuh gadis yang teramat ia cintai. Melepas jaketnya dan menutupi tubuh lemah tak berdaya itu. Membopong tubuh gadisnya, membawanya pergi dari tempat yang membuatnya sesak perlahan.
Shikamaru berlari kembali, bahkan kakinya sempat menabrak tumpukan sampah berbau busuk.
Sampai di ujung gang, ia mencari taksi. Dirinya mengumpat kesal jika gang ini jarang dilalui taksi. Kembali ia berlari dan tatapan aneh dia dapatkan dari pejalan kaki. Ia tak terlalu peduli. Maniknya menyiratkan bahagia saat seseorang hendak menaiki taksi. Shikamaru menyerobot begitu saja, menggumamkan permintaan maaf dan berkata 'demi kemanusian' .
"Rumah Sakit Konoha". Ucapnya gemetar. Bahkan tubuhnya ikut gemetar takut. Takut akan terjadi sesuatu dengan gadisnya, takut akan dirinya kehilangan Hinata.
"Shi-Shika- ma-maru". Ucap pelan Hinata. Kelopak mata itu mengerjap pelan, bibirnya pucat, wajahnya sayu. Senyuman itu terlihat getir. Ada air mata yang mengalir. Shikamaru menghapus air mata itu dengan tangan yang bergetar.
"Siapa". Sembari mengucap sesutu yang membuat gadisnya tersenyum kecut. " Siapa Hinata". Shikamaru mengulangi pertanyaannya.
Gadis itu hanya menggeleng lemah tak berdaya. Kelopak matanya itu kembali terpejam. Air mata kembali mengalir.
Shikamaru seorang yang jarang menunjukkan air matanya. Saat ini dirinya teramat tersiksa antara hatinya perih dan terluka. Menangis memeluk gadisnya erat. Wajahnya ia dekatkan dengan wajah gadis yang dicintainya. Terisak bersama gadis yang amat ia sayangi.
Shikamaru menghapus air matanya, saat sopir taksi mengatakan telah sampai pada tujuan. Turun dengan membopong Hinata, berlari dan berteriak memanggil dokter jaga.
Perawat datang dan orang berlalu lalang menatapnya dengan pandangan prihatin.
Shikamaru berlari mengikuti perawat yang membawa tubuh Hinata. Saat Hinata berhasil memasuki UGD, tubuh tegap itu mendadak lemas tak berdaya. Jatuh lunglai membentur lantai dingin rumah sakit.
Pukul 23.00 Shikamaru merasakan dunianya bergantung pada ruangan di depannya. Nafasnya kembali memburu lelah. Tatapannya kosong ke arah satu ruanganny, dimana Hinatanya kehilangan senyum hangatnya, dimana saat gadis itu menggumamkan nama seseorang yang membuatnya ingin membunuh pemuda itu, pemuda yang telah menyakini hati Hinata, pemuda yang telah meragukan kepercayaan gadisnya.
"Brengsek". Shikamaru berdiri dan meninju dinding rumah sakit. Tangannya membiru tak terlalu diperdulikan.
Brengsek

KAMU SEDANG MEMBACA
goodbye
Fanfickesedihan hanya membuatmu berjalan terjatuh tanpa tahu arah. pandang ke depan , tersenyum.dan hadapi.