3

103K 5.8K 128
                                    


“Bacalah oleh kalian Al-Qur'an. Karena ia (Al-Qur'an) akan datang pada Hari Kiamat kelak sebagai pemberi syafa’at bagi orang-orang yang rajin membacanya.”[HR. Muslim804]

- Andira -

Disinilah aku berada, di tengah-tengah anak TK yang sedang duduk rapi di balik meja kecil, aku duduk di pojok sebelah kanan, mengasingkan diri agar tidak terlihat mencolok, dan tidak mempermalukan diriku lagi.

Tak berselang lama ku lihat umi datang bersama beberapa wanita yang sedikit lebih tua dariku, lalu ku lihat mereka membagi kelompok anak-anak tersebut dan di dampingi oleh salah satu dari mereka.

"Assalamualaikum, Nak Andira kan?"Ucap umi yang baru saja menghampiri ku.

"Wa'alaikumsalam, iya umi"ucapku sopan.

"Ada apa nak kesini? Apa nak Andira juga ingin mengajar mengaji anak-anak?"Tanya umi ramah. Tunggu mengajar mengaji? Yang benar saja, aku bahkan hanya hafal 3 huruf Hijaiyah saja, yaitu Alif ba dan tsa.

"Tidak umi, Andira ke sini mau belajar mengaji"

"Belajar mengaji? Baiklah mari ikut umi"ucap umi tersenyum hangat. Umi pun berjalan mendahului dan di ikuti olehku di belakang nya, beliau membawaku ke dalam masjid,lalu mengambil dua buah Al-Quran. Dan salah satunya di berikan padaku,aku hanya mengernyit bingung.

"Kamu sudah mengaji di juz berapa nak?"Ucap umi membuatku semakin bingung.

"Andira tidak haus umi, Andira ingin belajar mengaji, tidak ingin minum jus" ucap ku.

"Nak Andira umi tidak menawari nak Andira jus, tapi umi bertanya nak Andira sudah di juz berapa"

"Emang juz apa sih umi?"Tanyaku penasaran. Dan di tanggapi senyuman manis dari umi

"Juz itu pengelompok dalam membaca Al-Qur'an untuk tujuan mempermudah kita untuk membaca, dan angkanya di sesuaikan dengan jumlah hari dalam bulan Ramadhan terkait dengan budaya tadarus dalam bulan tersebut" jelas umi, aku hanya menggangguk berpura-pura mengerti.

"Tapi umi, Andira belum bisa mengaji, Andira tidak bisa membaca Qur'an"

"Kalau begitu kamu tunggu dulu sebentar"ucap umi lalu meninggalkanku dan menyerahkan Al-Qur'an tadi kepadaku lalu aku pun meletakkannya ke tempat dimana dia diambil.

Umi datang membawa buku yang ku ketahui adalah Iqra, aku tersenyum simpul, umi menyuruhku duduk di sampingnya, lalu membuka Iqra tersebut dan meletakkannya di sebuah meja kecil. Lalu umi beranjak lagi dan membawa papan tulis kecil beserta spidol dan menghapusnya. Setelahnya umi menuliskan sesuatu sepertinya itu adalah huruf-huruf Hijaiyah.

"Sekarang kamu ikuti umi ya" ucap umi sambil tersenyum, aku hanya mengangguk menyetujui.

"Alif "ucap umi dan iringi oleh ku.

  Sudah 1 jam lebih aku belajar mengaji dengan umi aku sudah mulai bisa membaca Iqra,entah mengapa hatiku rasanya bahagia saat bisa membacanya.

"Masyaallah, Kamu hebat Andira, bagaimana kalau kita langsung belajar Al-Qur'an saja?" Tawar umi.

"Tapi Andira belum terlalu bisa membacanya umi, Andira takut kalau bacaan Andira tidak bagus bahkan membaca saja Andira masih seperti mengeja"ucapku lemah.

"Kalau soal itu umi yang akan membimbing mu Andira, nanti lama kelamaan kamu juga akan lancar membacanya bahkan kamu bisa menghafal nya"

"Iya umi, sebenarnya Andira malu karena tidak bisa mengaji seperti yang lainnya, bahkan Andira kalah dengan anak-anak SD yang sudah khatam membaca Qur'an" ucapku, entah kenapa hatiku perih saat bicara seperti itu.

ANA UHIBBUKA FILLAH USTADZ [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang