9

87.3K 5.4K 75
                                    

“Ya Rasulullah, apakah hak suami atas istrinya?”Beliau menjawab, “Hak suami atas istri adalah tidaklah ia (istri) keluar rumah kecuali dengan izin dari suami. Jika ia melakukannya (keluar tanpa izin), malaikat langit, malaikat rahmat, dan malaikat adzab melaknatnya sampai ia pulang.”

-Andira-

Aku terbangun dengan keadaan kepalaku yang terasa sangat berat,mataku sulit untuk terbuka. Yang ku lihat pertama kali adalah ruangan serba putih dengan lampu yang menyilaukan. Tubuhku masih terasa lemah, mungkin ini akibat karena aku makan terlalu sedikit dan kelelahan.

"Alhamdulillah, kamu sudah bangun"ucap seorang lelaki yang tengah duduk di kursi samping ranjang tempatku berbaring. Aku mengalihkan pandangan ku,tak ingin menatapnya.

"Maaf"ucapnya

"Buat apa minta maaf, udah selingkuhnya?"ucapku kesal. Sambil bangun dengan posisi duduk.

"Selingkuh?Maksudmu apa Andira?"

"Jangan sok bego deh, kamu kira aku ga liat tadi kamu pelukan sama dokter itu kan!! Apa lagi namanya kalau bukan selingkuh!!"ucap ku emosi. Dia merengkuh ku dalam pelukkan, sambil mengelus pundak ku pelan.

"Astaghfirullah, aku ga selingkuh, kamu salah paham"ucapnya. Aku segera memberontak dari pelukan nya. Namun bukannya lepas tapi dia malah semakin mengeratkan pelukannya. Aku menangis, kenapa saat melihatnya berpelukan dengan wanita itu dadaku rasanya sesak, aku menangis sesegukan, Zikri masih setia memelukku, mencoba menenangkan ku,pelukannya begitu hangat, membuatku terbuai, jantungku tiba-tiba saja berdegup dengan kencangnya. Ada apa dengan ku?

"Lepas!!"ucap ku tersadar sambil melepas pelukannya dengan satu hentakan keras. Dia mencoba menggapai tanganku, namun segera ku tepis tangannya.

"Maafkan aku, sungguh kamu salah paham, dokter tadi Sherina temanku, dia memeluk ku tanpa sengaja"jelasnya meyakinkanku. Aku hanya diam. Sambil menatap lurus dengan pandangan kosong.

"Aku ingin cerai!"tegasku

"Astaghfirullah, Andira apa yang kamu katakan, istigfar"

"Aku ingin cerai Zikri!!" Ucapku dengan nada tinggi. Dadaku kembang-kempis tak karuan.

"Aku tidak akan menceraikanmu Andira"ucapnya melemah, yang aku bisa kini hanya menangis, cerai? Sebenarnya aku tidak ingin ada perceraian di dalam rumah tanggaku, tapi kata-kata itu lolos keluar dari mulutku tanpa di perintah.

"Aku ingin pulang"ucapku sambil berdiri

"Akan ku antar, tapi sebelumnya kamu makan dulu, tubuhmu membutuhkan nutrisi"nasehatnya

"Aku ga lapar dan aku bisa pulang sendiri"ucap ku dan pergi meninggalkan ruangan itu. Di ikutin oleh Zikri. Dia berlari kecil  mencoba mengimbangi ku. Dia menuntun ku menuju mobil, aku tidak menolak karena aku malas berdebat dengannya lagi.

Perjalanan kami di landa oleh keheningan. Pintu gerbang di bukakan oleh satpam yang memang selalu menjaga gerbang di pesantren. Aku keluar dengan terburu-buru aku berjalan cepat menuju rumah, aku tidak peduli dengan pening yang sedangku derita. Aku terus berjalan, akhirnya sampai di kamar, aku melepas jilbab dan membuangnya asal. Aku segara naik keatas ranjang, lalu berbaring mencari posisi nyaman agar aku bisa tertidur.

***

Keesokan harinya aku segera menelpon Anna untuk menjemputku. Aku sudah menceritakan semuanya pada Anna. Aku pergi tanpa sepengatahuan Zikri. Dia kini berada di rumah sakit. Aku pergi hanya untuk menghindari nya saja. Dan juga karena aku harus memulai syuting FTV terbaru ku.

ANA UHIBBUKA FILLAH USTADZ [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang