Beugh
"Augggghhhh" seketika kurasakan pandanganku menggelap saat bola oranye itu melayang membentur keras kepalaku seenaknya. Kurasakan kesadaran mulai meninggalkan ku perlahan.
***
Tidur nyenyakku harus terganggu saat kurasakan silau menabrak mata dan bau obat-obatan memasuki indera penciumanku.
Eeughh, kubuka mata perlahan. Sambil mengeryit menyesuaikan dengan cahaya di ruang ini.
"Lo nggak papa?" Ku alihkan pandangan kesamping. Alisku terangkat saat melihat seorang lelaki, ehem ralat lelaki remaja tinggi lebih tepatnya dengan alis tebal yang membingkai indah mata gelap nya dan jangan lupakan bibir tebal seksinya yang tampak kissable itu.
"Eugh. Rumah sakit?" sebuah pertanyaan yang lebih cocok sebagai pernyataan keluar dari bibirku.
"Iya lo dirumah sakit. Tadi lo pingsan karna kena bola basket gue yang mantul dari ring" jawab lelaki berhidung mancung di depanku.
Seketika ingatanku kembali ke kejadian tadi. Mulai dari Andreo yang ketahuan berselingkuh dengan Mira sahabatku. Ck, mantan sahabat lebih enak ku mendengarnya. Sampai ke kejadian bola oranye bergaris yang melayang semena-mena menubruk kepalaku. Ck, jadi anak ingusan ini yang menyebabkan benjol di kepala indahku.
"Jadi lo yang buat gue celaka? Lihat ni kepala gue bengkak gini. Sakit tau nggak!!!" Meledak sudah emosi yang kupendam sejak melihat Andreo selingkuh tadi. Entah mengapa bocah ingusan ini yang mejadi sasaran amukanku.
"Cantik"
"Hah?" Tanyaku melongo.
"Lo cantik, apalagi kalau lagi marah jadi kelihatan seksi" jawab anak ingusan tampan di depanku.
"Apaan sih lo, nggak jelas banget. Yang kebentur kepala gue kenapa lo yang sarap?" Jawabku kesal sambil memelototkan mata sipitku.
"Udah nggak usah maksa mau melotot. Mata lo itu kecil nggak usah di besar-besarin gemes gue liatnya."
"Ck, lo..." ucapanku terputus saat kudengar tiga kata keluar dari bibir kissablenya.
"Lo milik gue"
"Ha?" Ujarku melongo.
"Lo. milik. gue" ejanya memberikan penekanan di setiap kata "okay gue pergi dulu ya sayang. Diluar sudah ada taxi yang gue panggil tadi. Besok gue kerumah lo buat minta izin nikahin anaknya ke orang tua lo"
Hah?
"Gue pulang dulu ya Veyrine mutiara indica" ucapnya beranjak sambil menyeringai ke arahku.
Perlahan kudengar suara pintu tertutup dan derap kaki menjauh.
***
Minggu pagiTok tok tok..
Suara benturan antara kepalan tangan dengan permukaan pintu mengintrupsi acara sarapan rutin keluarga Alan indica.
"Iya, sebentar" jawab Mbok Siti sambil berlalu kearah sumber suara.
"Siapa bik?" Tanya seorang wanita paruh baya berbaju merah delima, Mamaku yap beliau Mamaku.
"Ini Nyonya, ada tamu nyari non Veyrine"
"Kamu ngundang seseorang kesini Rin?" Tanya Mama penasaran.
"Hmm.. enggak kok ma."
"Jadi itu siapa? Temuin gih. Mana tahu penting"
"Iya Ma" jawabku sambil beranjak menuju ruang tamu.
"Maaf, ada perlu apa ya?" Tanyaku sopan ke arah lelaki tinggi yang memunggungiku.
Perlahan kuliat ia mulai berbalik.
"ELO?" Seruku kaget melihat sosok tampan tinggi di depanku.
"Siapa Rin?" Tanya Papa mengintrupsi.
"I-ini pa. . ."
"Perkenalkan nama saya Athur om, kedatangan saya kesini ingin melamar Veyrine"
WTF??
Sontak jawabanya membuat kami melongo di tempat. Taklama kudengar deheman menginterupsi.
"Ehem, sebaiknya kita bicarakan ini di dalam. Ayo silahkan masuk" ujar Papa
&&&&&&&&$$$$$$&&&&&&&
Test cerita baru Ders, hope you like.Wait your vote and comment :-):-)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Brondong Husband
Romance"Nggak Pa! Veyrine nggak mau nikah sama dia. Dia itu masih kecil Pa dia lebih cocok jadi adek ketimbang jadi suaminya Rin! Veyrine yakin umurnya hanya beda beberapa tahun dengan Nathan" Ujarku menolak permintaan Papa yang kuanggap tidak masuk akal...