Cek.. Cek.. Lama nggak salam sapa sama readers kesayangan semua!! Aku kangen kaliaaan. Sungguh!! Uh jadi pengen cium!
Apa kabar everybody? Author harap sehat selalu dan nggak pernah bosen untuk baca MBH.Karna sudah lama vacum Author mau ganti nama panggilana boleh? Boleh kan ya?! Pokoknya harus boleh!! Astaga! Alasan? Hmm biar kedengerannya asik dan lebih dekat aja.. HAHAHA. Jadi Author dengan ini menyatakan terhitung hari ini Author akan merubah nama menjadi "Nu" kenapa "Nu" ? Jawabannya adalah nggak tau! Suka aja!!
Oke sekian info yang dapat Nu sampaikan.. Thank you and Love you!********####*******
"Ya"
"Hah, Apa?" Tanya Athur dengan menyebalkannya.
Ck.
"Jawabanku iya Athur!" Ujarku dengan menahan kesal. Memangnya aku memiliki pilihan lain selain menyetujui tawaran menyebalkannya itu?
"Hahaha.. Oke Mulai lusa perjanjian kita akan berlaku, aku memberimu waktu satu hari untuk belajar terbiasa."
*****##*****
Aku kesiangan!!
Sial!!
Dengan tidak memperdulikan apakah aku akan jatuh nanti, aku mulai berlari sekuat tenaga ke kamar mandi. Dengan kecepatan yang entah datang dari mana dalam waktu tiga menit aku sudah keluar dari kamar mandi dengan handuk hijau yang melilit tubuhku.
Aku lupa!
Bagaimana jika Athur mesum itu melihatku dalam keadaan seperti ini?!
Arghh.. Bisa-bisa ia melakukan hal yang tidak-tidak!
Walau sudah menyetujui perjanjian itu tetap saja aku merasa tak tenang jika ia melihatku dalam keadaan seperti ini.
Jujur, aku belum percaya seutuhnya ia akan benar-benar tidak melakukan hal aneh padaku.
Ck, membayangkan jika ternyata selama ini saat aku tidur si Athur mesum itu~ Ah! Memikirkanya kesalku tiba-tiba bertambah berkali-kali lipat!
Sudah sudah Vey, lupakan!
Argh!
Belum lagi pagi ini ada rapat penting dan malam tadi Athur mesum itu malah memintaku menemaninya menonton Insidius sampai nyaris subuh!"Vey, temani aku nonton sebentar. Aku takut film horror."
Masih aku ingat perkataannya semalam yang membuatku meledakan tawa di depannya dan berakhir dengan tatapan kesal yang dihadiahkannya padaku. Mengapa memaksa menonton film horror jika ia takut?
Ck!
Bergegas ku ambil sepasang kemeja dengan rok span hitam, memakainya cepat lalu segera beranjak ke dapur yang berada di lantai bawah. Baru akan membuka pintu kamar aku dikejutkan dengan kedatangan Athur yang entah berasal dari mana masih dengan muka bantal dan rambut hitamnya yang kelihatan acak- acakan.
"Mau kemana?" Tanya nya sambil menggaruk kepalanya masih dengan posisi di depan pintu.
"Ke kator, aku terlambat."ujarku sambil berusaha menerobos diantara tubuh besarnya.
"Kau tidak kuliah?" tanyaku sambil berbalik memandangnya yang masih saja menguap dengan posisi yang sama saat aku menemukannya di depan pintu tadi.
"Aku free hari ini." Jawabnya.
"Oke, aku pergi." Ujarku sambil beranjak hendak menuruni anak tangga menuju lantai bawah.
"Vey.." Serunya menghentikan langkahku yang sudah setengah perjalanan.
"Kenapa?"
"Kamu melupakan sesuatu." Ujarnya yang membuatku bingung.
"Sarapan sudah aku siapkan malam tadi, ambil saja dalam kulkas lalu panaskan di microwave. aku terlambat Athur, jadi tidak bisa menyiapkanya di meja makan. Tolong hari ini saja." Ujarku sambil hendak beranjak kembali sebelum panggilannya mengintrupsiku lagi.
"Veyrine, kamu melupakan sesuatu." Ujarnya sambil mendekat ke arahku. Saat ini kami hanya berjarak kurang dari setengah meter. Athur menatapku lekat yang membuatku hampir tenggelam dalam tatapan teduhnya.
"Veyrine kamu. . "
"Iya Athur, apalagi yang aku lupakan? Please aku sudah terlamb~"
Cup
"Kamu melupakan ini." Ujarnya setelah mengecup keningku lama.
Jantungku berdebar tidak normal lagi. Apa aku memiliki riwayat penyakit jantung? Pulang kantor nanti aku harus memeriksakannya!
"Hati-hati di jalan." ujarnya sambil memberikan usapan kecil di kepala yang sukses membuat debaran jantungku semakin di atas normal.
Dengan ekspresi kaget dan pipi merona aku mulai melangkahkan kaki melanjutkan perjalanan yang tadi tertunda.
"Vey~." Panggil nya lagi.
Aku berbalik memandangnya tanpa mengatakan satu patah katapun.
"Hati-hati." Ujarnya dengan senyum lebar yang membuat kedua pipi ku makin menegang dan pastinya merona lagi!
Ingat Vey, ini hanya perjanjian kalian. Athur hanya menjalankan apa yang telah kalian sepakati!
Jangan terpengaruh!!"Oh iya Vey. Dimana kamu meletakan koper mu?" Tanyanya lagi.
"Di atas lemari, tertutup dengan kain hijau."
"Oke, take care sayang, inget jaga mata waktu di kantor jangan jelalatan."
"Ck, iya!" Jawabku malas.
Athur sialan!
Ada apa dengannya pagi ini?!Apa karena perjanjian konyol yang dengan terpaksa ku setujui kemarin?!
Aaaargg!! Entahlah.*%%%*
Athur POV
"Kita mau kemana?" Tanyanya lagi yang entah sudah keberapa.
"...."
"Athur, ini pertanyaanku yang ke tujuh dan kamu nggak juga berniat menjawabnya?!"
Ah, ternyata sudah ketujuh!
"Sebentar lagi kita sampai Vey." Jawabku tanpa memandang ke arahnya. Aku harus menahan diri untuk tidak menyentuhnya. Ingat perjanjian Athur! Jangan menjadi lelaki brengsek dengan tidak menepati janji!!
"Dari semenjak dalam pesawat tadi juga kamu bilang sebentar lagi sampai, tapi apa? sampai kita sudah take off dan naik mobil ini pun kamu masih juga bilang sebentar lagi sampai." gerutunya yang tampak sangat menggemaskan.
Saat ini kami dalam perjalanan ke suatu tempat yang lumayan jauh. Tadi saat Veyrine pulang kerja ia sempat shock karena melihat sebuah koper bersarnya yang sudah berganti posisi dari atas lemari dan sudah padat dengan barang-barangnya. Aku semakin tertawa kencang saat melihat pipinya memerah ketika ia mendapati pakaian dalamnya sudah ku kemas juga.
Haha
Oh God! Kenapa harus malu? apa dia tidak ingat jika aku bahkan pernah membantunya membuka perkakas itu saat malam pertama kami?
"Akhirnya sampai!" Ujarku menatap ke arahnya.
God!
Dia tertidur?! Kenapa ekspresinya terlihat seakan menggodaku?! Shit!! Akhir-akhir ini aku jadi sering mengumpat! Shit!!
"Vey.. Vey bangun. Kita sudah sampai." Ujarku sambil mengguncang lengannya yang terasa agak dingin.
"Eugh.. Sudah sampai?"
"Ya."
"Kita dimana?" Tanyanya sambil membuka mata dan~
"Ya ampun Athur kali ini apa yang kamu rencanakan?!"
*****%%%%*****
Cek respon, Mau di update kapan nih ders? Nu ngikut aja!
KAMU SEDANG MEMBACA
My Brondong Husband
Romance"Nggak Pa! Veyrine nggak mau nikah sama dia. Dia itu masih kecil Pa dia lebih cocok jadi adek ketimbang jadi suaminya Rin! Veyrine yakin umurnya hanya beda beberapa tahun dengan Nathan" Ujarku menolak permintaan Papa yang kuanggap tidak masuk akal...