Athur POV
Hari ini tepat seminggu kehidupan gue di dunia kampus. Jika lo pernah denger orang-orang bilang dunia kampus itu menyenangkan, ingat! itu semua Bullshit. Dunia sekolahan masih lebih baik lagi. Kalian tau kenapa gue bisa bilang begitu? Karna gue udah ngerasainnya. Seminggu ini bener-bener hari yang berat.
Ingat! Kehidupan kampus nggak se indah FTV!Bosan
Perasaan yang muncul saat nggak ada tugas kuliah dan temen lo semua lagi pada pergi sama pasangan masing-masing.
No!
Gue nggak ngenes kalau itu yang kalian pikirkan.
Kalian tau? Banyak cewek kapus yang terang terangan ngincer gue. Bukan gue ke PD an. Tapi anak PAUD juga tau kalau mereka naksir gue. Bahkan saat gue masuk kelas selalu ada berkotak-kotak hadiah yang memenuhi meja gue. Mulai dari coklat, sepatu, baju dan lain-lain. Kalau udah kayak gini ya rezeki si Tama sama Roy sahabat gue yang ngabisinnya.
Apa nggak ada lagi spesies wanita yang masih bisa menghargai diri mereka sendiri? Kalian itu berharga girls. Bahkan salah satu Profesor di kampus gue pernah bilang ' lelaki jika di beri pilihan antara mobil, harta atau wanita maka lelaki itu akan lebih memilih wanita dahulu sebelum yang lainnya." itu bukti ketertarian laki laki ke kalian itu besar. So kalian itu berharga, jadi hargai diri kalian dulu baru minta di hargai. Jangan pas udah,di lecehin baru bilang "lo nggak ngehargain gue bla bla bla" lo pengen di hargai tapi lo nggak ngehargai diri lo dengan berlaku murahan,apaan?
Kalian itu wanita girls, Ovum! Dari jaman Megalitikum juga udah kodratnya di kejar kejar. Bukan kalian yang ngejar-ngejar.
Nggak kebayang gue kalau Ovum ngejar-ngejar si sperma.
......
Main basket sendiri jam 2 siang memang bukan pilihan yang tepat. Tapi ya bagaimana saat waktu lo kosong dan lo nggak tau mau ngapain. Ya kayak gue ini contohnya.
Ku langkahkahkan kaki berlari sambil tangan bergerak mendribble bola. Kudekati ring dan...
Hap.
Chiing
Bola oranye itu telah masuk ke dalam sangkarnya dan menggelinding keluar lapangan.
Kuambil bola itu dengan malas. Ini lah kelemahan lapangan ini kenapa tidak ada pembatas yang membuat bola tidak keluar lapangan. Mungkin besok gue kasih kritik ke om Irawan biar di benerin.
Berjalan, lalu akhirnya menunduk mengambil bola yang masih menggelinding ringan itu.
Grap
Saat sudah dalam genggaman ku dongakan kepala hendak beranjak kembali ke lapangan. Namun.
Pandangan ku seolah terkunci oleh pemandangan di depan sana. Tampak seorang gadis sedang berjalan cepat meminggalkan apartement dan mengarah ke tempatku berdiri saat ini.
Kuperhatikan.
Tunggu!
Dia menangis?
Ada rasa kesal yang muncul tiba-tiba dalam hatiku saat melihat deraian air bening itu membasahi pipi indahnya.Siapa manusia yang dengan kejamnya membuat gadis secantik itu menangis?
Entah dorongan setan dari mana tanpa kusadari bola oranye di tanganku sudah melayang ke arahnya dan. . .
Dugh
Awwww...
Shock
Tentu saja aku shock bagaimana bisa aku melemparkan bola oranye ini ke arahnya? Dan sialnya lagi tepat mengenai kepalanya.
Shit!!
Kulangkahkan kaki cepat saat melihatnya mulai linglung dan. . .
Hap. Ku tangkap badannya yang akan terjatuh sebelum membentur tanah.
Untung saja, reflek ini datang di saat yang tepat.
Kugoncangkan bahunya pelan menyadarkannya.
Tak kunjung mendapat respon, kuangkat tubuhnya yang seringan kapas itu dalam dekapku dan kubawa ke rumah sakit terdekat..........
Rumah sakit. Ya gue di rumah sakit saat ini.
Kupandangi terus sosok indah yang sedang berbaring di depanku ini.
Indah
Kuperhatikan perlahan kelopak matanya berkedut dan akhirnya terbuka menyajikan manik hitam gelap yang begitu kontras dengan kulitnya yang putih bersih.
"Lo nggak papa?" Tanya padanya.
Kulihat ia memperhatikan ku sejenak. Mengerjapkan matanya.
"Eugh. Rumah sakit?" Tanyanya.
"Iya lo di rumah sakit. Tadi lo pingsan karna kena bola basket gue yang mantul dari ring" jawab ku bohong. Kalian tahu, bukan ring yang membuat bola mengenai lepalanya tapi. . . Kalian pasti tahu.
Kuamati ekspresinya saat ini yang terlihat sendu. Ada apa?
Ekspresinya perlahan berubah dan mulai melihat ke arahku.
"Jadi lo yang buat gue celaka? Lihat ni kepala gue bengkak gini. Sakit tau nggak!!! Emosinya tiba-tiba yang mengagetkanku.
Apa yang terjadi baru saja?
Dia membentak ku?!!
Menarik!
Ini pertama kalinya.
Apa pesonaku sudah memudar terkena terik matahari saat bermain basket tadi?
Kuperhatikan lagi ekspresinya saat mengomel ke arahku.
"Cantik" gumamku tanpa sadar.
"Hah?" Tanyanya lengkap dengan ekspresi bingungnya yang menggemaskan. Huft, hampir saja aku menerjangnya.
"Lo cantik, apalagi kalau lagi marah jadi kelihatan seksi" Jujur, ya aku jujur saat ini. Bahkan ini kejujuran ter jujur sepanjang kehidupan ku 19 Tahun ini.
"Apaan sih lo, nggak jelas banget. Yang kebentur kepala gue kenapa lo yang sarap?" Jawabnya sewot sambil memelototkan mata sipitnya.
"Stop berlaku seperti itu, atau aku akan lepas kendali" batinku frustasi.
"Udah nggak usah maksa mau melotot. Mata lo itu kecil nggak usah di besar-besarin gemes gue liatnya." Ujarku sambil menahan kaki ini yang ingin melangkah langsung menerjangnya di tempat saat ini juga.
"Ck, lo..."
"Lo milik gue" entah setan apa yang menginvasi otakku hingga saraf motorik ku membuat bibir ini bergerak mengatakan tiga kata itu.
"Ha?" Ujarnya melongo.
"Lo. milik. gue" eja ku memberikan penekanan di setiap kata "okay gue pergi dulu ya sayang. Diluar sudah ada taxi yang gue panggil tadi. Besok gue kerumah lo buat minta izin nikahin anaknya ke orang tua lo" terusku sambil beranjak menjauh,dan menghilang di balik pintu. Sebelum pintu tertutup sempat ku katakan padanya "Gue pulang dulu ya Veyrine mutiara indica"
Cantik, nama yang cantik. Begitu mencerminkan pemiliknya.
You are Mine, honey! Milik Athurio smith!
$$$$$$$$$$&&&&$$$$$$$$$
Nih Ders, ane kasih dua bab langsung. Kurang baik apa lagi coba?
Pokoknya semakin banyak vote and komen semakin cepet juga updatenya. Hahaha (ketawa jahat)
Hope you like :):):)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Brondong Husband
Romance"Nggak Pa! Veyrine nggak mau nikah sama dia. Dia itu masih kecil Pa dia lebih cocok jadi adek ketimbang jadi suaminya Rin! Veyrine yakin umurnya hanya beda beberapa tahun dengan Nathan" Ujarku menolak permintaan Papa yang kuanggap tidak masuk akal...