Satu satunya alasan Nu update saat ini juga adalah karena Nu barusan baca komentar dari readers semua yang minta lanjut. Klasik banget nggak sih alasannya? Tapi itu beneran.. Kalian luar biasa Ders. Jadi makin cinta.. Cium boleh?? Hahahah..
******************************************************
Ya ampun Athur kali ini apa yang kamu rencanakan?!
***%%%%***
"Pegang ini, yang ini dan terakhir ini. Apa berat?" seru Athur dengan semangatnya.
"Ya Tuhan, Athur jadi kamu bener-bener serius?!" tanyaku sambil menggenggam tali ransel kecil yang tersandang di pundakku. Ini ringan karena Athur sudah membawa barang barang kami yang berukuran besar karena lebih berat tentu saja.
"Ya, tentu saja aku serius. Sudah sejak dulu aku ingin melakukan ini." Jawabnya seenaknya dengan senyum cerah yang menghiasi wajahnya sejak kami sampai sepuluh menit yang lalu. Sebahagia itu?
Ck! Bocah mesum menyebalkan!!
"Seumur hidup aku belum pernah mencobanya Athur! Kamu ingin membuat aku mati cepat?!" Kesalku.
Aku dapat merasakan detak jantungku semakin cepat dibanding biasanya dan aku yakin kali ini bukan karena berdekatan degan Athur. Melainkan rencana aneh yang entah datang dari mana.
"Berita bagusnya aku juga baru pertama kali melakukan ini."
"What?!!!" Kagetku dengan dua mata yang kuyakini akan keluar dari tempatnya.
"Udah nggak usah takut, toh aku sudah menyewa tur guide." balasnya lagi sambil membimbingku ke arah sebuah rumah dengan tulisan "Home Stay."
"Tapi~."
"Sudah, berdebatnya nanti saja. Lebih baik sekarang kita istirahat karena jam 4 subuh nanti kita akan mulai mendaki. Lagian anggap saja perjalanan ini sebagai honeymoon yang tertunda. Yah walaupun aku tau ini tidak cocok di katakan honeymoon karna kita tidak melakukan apa-apa."
"Athur!."
"Kenapa sayang?"
"Ck! Aku kesal!!" Ujarku sambil beranjak mendahuluinya. Athur selalu saja seperti ini. Dasar manusia egois!
"Sayaang."
"Nggak usah manggil sayang sayangan!!"
"Veey. udah ah ngambeknya aku yakin kamu pasti suka."
Ck, Suka apanya?!
******
Blam
Suara pintu yang di tutup mengalihkan pandanganku ke arah pintu kamar mandi yang baru saja di tutup. Veyrine tampak berdiri di depan pintu dengan kimono mandinya yang kumasukan kedalam kopernya pagi tadi. Tetesan air nampak satu dua turun dari rambutnya yang setengah basah. Veyrine benar-benar kelihatan seksi malam ini. Aku merasakan pandangan mata ini benar-benar tidak dapat di ajak kompromi dengan nakalnya tetap menatap Veyrine lekat.
Oh God!!
"Athur." Panggil Veyrine membuyarkan lamunan nakalku. ah selalu saja!
"Hmm."
"Athur.. Sayang."
Sayang? Veyrine baru saja memanggilku sayang? Sayang? Bukan bocah mesum?! Apa aku tidak salah dengar?
"Kamu barusan manggil aku apa Vey?" tanya ku dengan ekspresi bingung tentu saja.
"Sayang. Apa aku tidak boleh memanggilmu dengan sebutan itu?" Tanya Veyrine dengan menunjukan raut sedih yang baru kali ini aku lihat.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Brondong Husband
Romance"Nggak Pa! Veyrine nggak mau nikah sama dia. Dia itu masih kecil Pa dia lebih cocok jadi adek ketimbang jadi suaminya Rin! Veyrine yakin umurnya hanya beda beberapa tahun dengan Nathan" Ujarku menolak permintaan Papa yang kuanggap tidak masuk akal...