TT

3.5K 380 34
                                    

***********************************

I’m like TT. Just like TT
You do not know what i feel
You're so mean. You're so mean

***********************************

Dahyun menghela nafasnya jengah. Pasalnya ini sudah sebulan sejak ia jadian dengan Eunwoo. Sebulan terhitung sejak Eunwoo mengungkapkan perasaannya di depan ruang guru, didengarkan oleh guru-gurunya dan sempat jadi perbincangan diantara murid-murid lainnya.

Bukan. Bukan hal itu yang mengganggu pikiran Dahyun. Tentu ia takkan keberatan jika masalahnya adalah namanya dan Eunwoo jadi bahan gosip murid-murid lain

Tapi, masalahnya adalah...

“Eunwoo tak pernah mengajakmu kencan padahal sudah sebulan kalian jadian?!?”

Pekikan Chaeyoung bahkan lebih melengking daripada suara guru BP yang sukanya memanggil nama-nama anak bermasalah

Dan Dahyun buru-buru membekap mulut Chaeyoung yang kurang piknik itu,

“Terkadang aku berpikir lebih baik kau bisu untuk beberapa alasan” cibirnya sebal

“Apa kau sedang menyumpahiku, Hyun?”

“Bukan menyumpahimu. Aku hanya mendoakanmu” balas Dahyun

“Huu~~”

Chaeyoung memutar-mutar pulpennya dan memain-mainkannya, “Aku jadi ragu kalian itu pacaran atau tidak sih?”

Dahyun memandang Chaeyoung penuh tanya, “Maksudmu? Tentu saja kita pacaran”

“Coba pikir-pikir lagi Hyun, apa Eunwoo pernah memintamu menjadi kekasihnya?”

Oke, Dahyun sedang mengingat-ngingat kejadian sebulan yang lalu, Eunwoo memang mengatakan kalau lelaki itu menyukai Dahyun. Meskipun tidak memintanya menjadi kekasihnya, tapi  bukankah pernyataan cinta itu sudah cukup mewakili segalanya?

“Oke. Skip bagian itu.. bagaimana keseharian kalian sebulan ini? Apa kalian pernah chat atau menelpon satu sama lain semalaman suntuk?”

Dahyun menggeleng, ‘boro-boro semalaman, chat atau telpon aja nggak pernah’

“Apa Eunwoo pernah main ke rumahmu saat weekend atau di saat ia senggang hanya karena kangen?”

Dahyun menggeleng ragu, Chaeyoung benar untuk kedua kalinya

“Lalu bagaimana setiap pagi hari? Dia menjemputmu kan? Apa dia bersikap seperti pacar?”

Dahyun berdeham, “Aku tak mengerti apa yang kau maksud dengan ‘sikap pacar’, Chaeng. Tapi kurasa ia tak berubah sama sekali. Eunwoo datang setiap pagi dan menjemputku, dan kami pergi dengan sepedanya seperti biasanya”

“Tanpa pembicaraan baru tentang hubungan kalian?”

Dahyun menggigit bibirnya dan mengangguk sekali

“Sama seperti dulu sebelum ia menyatakan perasaannya padamu, seolah-olah dia tak pernah menyatakannya padamu?”

Dahyun mengangguk pasrah, “Bagaimama ini?” dia sudah pupus harapan

Daripada berlarut dalam kegalauan yang jika dipikir hanya akan membuang waktu, Dahyun berinisiatif untuk mengerjakan tugas fisika yang biasanya akan ia kerjakan di malam sebelum pelajaran selanjutnya. Melihat Dahyun mulai mengerjakan tugasnya, Chaeyoung menganga tak percaya,

“Mungkin sekali-kali kau harus galau, biar kau jadi rajin ngerjain tugas”

“Aku ini pintar, Chaeng. Hanya saja aku punya kebiasaan untuk bermalas-malasan” ucap Dahyun bangga

Chaeyoung berdesis, “Aku tak mengerti apa yang sedang kau banggakan sekarang ini. Tapi, kuharap kebiasaan anehmu itu segera hilang”

Ternyata waktu istirahat pergantian jam pelajaran telah usai dilihat dari beberapa murid yang masuk ke kelas. Mungkin mereka habis dari kamar mandi, atau  mereka itu anak-anak bandel yang mengendap-ngendap ke kantin hanya untuk membeli cemilan dan roti.

“Meskipun kelas kita adalah kelas B, ternyata level kita sangat berbeda dengan kelas A”

Terlihat Joy, Seulgi, Yeri dan Irene berbincang-bincang sambil berjalan memasuki kelas. Dahyun sontak mulai memasang lebar-lebar telinganya, pasalnya yang sedang mereka bicarakan adalah kelas A, kelas sang kekasih.

“Tentu saja. Mereka memiliki Cha Eunwoo dan Cheng Xiao”

“Cheng Xiao?”

“Iya. Murid baru yang datang di semester awal itu. yang katanya sangat cantik dan jadi pujaan para lelaki di Hanlim High School ini. Dia sangat manis dengan poninya itu” jelas Irene sambil memainkan rambutnya, seolah dia punya poni saja

“Mereka sangat bagus ya”

“Mereka adalah visual couple”

“Bahkan ada yang mengatakan bahwa mereka sering terlihat bersama dan belajar bersama”

“Ssssttt.. kalian tidak tahu kalau Eunwoo itu kekasih Dahyun?” Joy menyenggol kedua gadis yang lebih tua darinya itu, ia yang peka jika Dahyun sedari tadi memperhatikan mereka

Seulgi dan Irene langsung menggigit bibir dan menggaruk tengkuknya tak enak hati. Sementara diujung kelas, Dahyun menggenggam erat pulpennya. Sangat erat hingga tangannya merah. Merasa frustasi, dia meletakkan pulpennya dan mengambil pensil kayu dari tempat pensilnya

KRAKK

“Ebuset!” Chaeyoung berjengit ngeri saat Dahyun mematahkan pensil kayu itu dengan sekali tekuk

Sedikit merasa bebannya terangkat, Dahyun kembali mengambil pulpennya dan mengerjakan tugas fisika.

“Apa kau baik-baik saja, Hyun? Tumben kau tidak berceloteh kalau sudah membahas tentang Eunwoo”

“Aku mau ngerjain tugas fisika saja”

“Tumben..” Chaeyoung berdecak, tapi dia merasa senang karena sepertinya Dahyun sudah dewasa untuk memutuskan bertindak dengan bijaksana

“Biar aku pintar”

“HEH?” Chaeyoung mengangkat sebelah alisnya, ia menutup mulutnya yang kelepasan. Apalagi guru sudah datang

‘Apa Dahyun memutuskan belajar lebih giat untuk masuk kelas A? Sebenarnya tak aneh juga kalau kelas tiga nanti Dahyun akan masuk kelas A, toh nilainya memang selalu jadi yang tertinggi di kelas’

“Kalau aku pintar, aku pasti bisa buat bom”

‘Weh, ternyata. Dahyun belum dewasa sama sekali’.

_____________________________

CUAPCUAP

nih yang kemarin minta lanjutan hehehe...

Friendzone;-eunwoo ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang