Chapter 1: Violette

1.9K 108 11
                                    

"Peringkat satu kelas 3 IPA 2 adalah... Violetta Cecillia!"

Semua orang yang mendengar namanya bertepuk tangan dengan meriah. Gadis berambut panjang sepinggang itu menghampiri kepala sekolah untuk menerima piala. Banyak murid yang berseru meneriakkan nama dan memujinya.

"Hebat sekali, Violette!"

"Violette memang hebat!"

"Juara berturut-turut! Hebat banget, Vio!"

Kepala sekolah tersenyum ke arah Violette. "Kamu sudah mengharumkan nama sekolah selama tiga tahun ini. Semoga setelah lulus nanti, kamu bisa menorehkan prestasi yang lebih membanggakan."

"Terima kasih, Bu," sahut Violette sambil membungkuk hormat, diiringi dengan gemuruh tepuk tangan dari murid-murid di lapangan.

Violetta Cecillia, tidak ada yang tidak mengenal gadis itu. Bintang sekolah nan cantik yang sering mengharumkan nama sekolah berkat prestasinya. Namun, status sebagai siswi berprestasi tidak membuatnya menjadi sombong. Jadi, tidak heran jika banyak orang yang mau menjadi temannya, walaupun ada juga yang tidak menyukainya.

Violette selalu terlihat dengan sahabatnya sejak kecil, Fallen. Sosok bertubuh jangkung itu selalu terlihat bersama dengannya bahkan sejak mereka kecil. Fallen bukan anak yang menonjol baik dalam bidang akademis atau olahraga. Tetapi persahabatan mereka yang begitu kuat menjadikan keduanya tidak dapat dipisahkan.

Bagi semua orang, Violette adalah sosok yang sempurna.

Pagi hari, Gold Clover High School...

Violette melangkah dengan ringan menuju sekolah dan menyambut sapaan dari murid-murid yang menyapanya. Matanya kemudian melihat sosok yang familiar di antara rombongan anak-anak yang baru datang dan langsung berlari menghampirinya. "Fallen!"

Fallen tersenyum melihat sahabatnya. "Pagi, Vio. Sudah semangat sekali, ya."

Keduanya berjalan menuju kelas. Mereka menaruh tas di bangku deret terdepan, kemudian pergi menuju balkon untuk menonton anak laki-laki kelas sebelah yang sedang bermain basket sambil menunggu jam pelajaran pertama.

Saat itu ada cukup banyak murid yang berkerubung di sekitar lapangan. Tentu saja yang sedang bermain saat itu adalah sang ketua OSIS sekaligus ketua tim basket sekolah. Daniel, sosok laki-laki jangkung di lapangan yang tengah menggiring bola dan melemparnya ke ring. Seluruh siswi yang berkumpul bersorak riuh ketika laki-laki itu kembali mencetak skor.

"Waduh, cewek-cewek menggila semua." Fallen cekikikan. "Tidak heran, sih. Daniel memang ketua OSIS yang benar-benar sempurna di mata semua orang. Tampan, kapten tim basket, langganan olimpiade dan juara kelas pula."

Violette hanya tersenyum. "Ya, 'kan? Aku saja silau dengan pesonanya."

"Oh? Tersaingi, ya?" ledek Fallen.

"A-Apa, sih! Tidak, bukan begitu," balas Violette sembari tertawa. Kemudian mengalihkan pandangan kepada Daniel yang sedang bertos ria dengan teman-temannya. "Aku hanya beranggapan dia hebat. Tidak heran banyak juga yang suka dengannya."

"Ya, kamu dan Daniel memang serasi. Coba kalau pacaran, pasti auranya makin silau."

"Ih, enak saja! Lagian Daniel pasti sudah ada pacar. Mana mau dia denganku."

Violette dan Fallen hanya tertawa. Lalu mereka kembali melanjutkan obrolan hingga bel masuk berbunyi, kemudian memperhatikan lagi Daniel yang sedang bermain di lapangan. "Daniel enak ya, sudah jadi kapten tim basket, ketua OSIS pula. Hebatnya masih bisa ikut lomba ini itu dan tetap jadi juara kelas."

[END] Love You Until DeathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang