Chapter 8: Investigation (Part 1)

730 68 0
                                    

Shelby berjalan menuju gedung sekolah. Pukul setengah tujuh pagi, udara masih terasa segar. Suasana di sekolah masih sepi. Hanya ada janitor tua yang sedang membersihkan halaman. Kebanyakan murid masih berada di asrama karena sekolah dimulai pukul setengah delapan pagi. Tidak ada murid yang datang ke sekolah sepagi ini.

Ketika memasuki sekolah, Shelby melihat sosok seorang laki-laki di jendela salah satu kelas. Laki-laki bertubuh tinggi dan berambut pendek seleher tersebut menaruh tas di kursi paling belakang dekat jendela, kemudian tidur dengan kepala di atas meja dan tas sebagai alas. Tanpa perlu bertanya, dia sudah menebak kalau sosok itu adalah Ren.

"Terjaga lagi, ya," batin Shelby.

Seorang guru menghampirinya. "Selamat pagi, Shelby. Datang lebih awal lagi seperti biasanya," sapa beliau.

"Ah, selamat pagi juga, Bu Fallen." Shelby membalas dengan ramah. "Tampaknya bukan hanya saya yang datang pagi-pagi kali ini. Saya lihat ada Ren yang sudah mendahului ke kelas."

"Anak itu memang rajin sekali," kata Bu Fallen. "Oh, iya, nanti kalian pulang lebih cepat. Guru-guru akan mengadakan rapat untuk acara sekolah mendatang dan kelas 12 ada tryout selama empat hari, jadi besok kalian libur. Minggu depan baru masuk seperti biasa."

"Wah, benarkah? Terima kasih atas infonya, Bu Fallen," kata Shelby senang. "Kalau begitu saya permisi ke kelas duluan."

Bu Fallen hanya tersenyum melihat Shelby yang berlari ke dalam gedung sekolah. Beliau berjalan menuju ruang guru dan duduk di meja kerjanya. Mata abu-abunya melirik kertas formulir Klub Misteri yang berisi identitas anggota, visi dan misi, beserta kegiatan yang dilakukan. Nama Ren tertulis di sana sebagai ketua klub, dengan Dean, Benny, dan Shelby sebagai anggotanya.

"Klub Misteri, ya," batinnya sembari mengambil kertas tersebut.

Mendadak, sebuah perasaan aneh timbul di hatinya. "Entah kenapa Ren benar-benar mirip dengannya. Seolah-olah sosok gadis itu memang ada di dalam dirinya."

Bu Fallen mengambil kertas formulir tersebut dan membaca isinya. Semuanya ditulis oleh Ren selaku ketua klub. Dari gaya dan bahasa menulis, anak itu benar-benar menyerupai Violette, sahabatnya yang telah tiada enam belas tahun yang lalu.

Bayangan sosok Ren kemudian hadir di benaknya. Sosok laki-laki lugu dan serius dengan posisinya sebagai ketua klub. Hal itu terlihat dari saat bertanya tentang Violette. Dia sangat teliti, memastikan semua informasi dipahami dengan baik. Tidak heran para guru menyukainya, selain karena tergolong sebagai murid teladan dan sering dapat nilai bagus, di ulangan harian ataupun kuis dadakan.

Di luar kelas pun Ren tidak pernah gagal memberikan pertolongan, dibalik sifatnya yang bagi murid-murid lain sulit didekati. Ren menjadi figur yang sempurna di mata semua orang. Bu Fallen sering melihatnya membantu para guru, menemani Dean dan Benny yang pernah dihukum harus menulis ulang PR mereka hingga sore, bahkan tulisan yang diterbitkan di artikel selalu rapi dan informatif, sehingga banyak pengunjung yang mampir dan situs sekolah jadi lumayan populer.

Sosok yang sama persis dengan yang ada di diri Violette enam belas tahun lalu.

"Kurasa memang ada sedikit kesamaan di antara mereka...," batin Bu Fallen. "atau memang aku benar-benar melihat ada sosok Violette di dalam dirinya."

Sementara itu, di kelas...

"Pagi, Ren. Kau datang lebih lagi, rupanya." Shelby menyapa Ren yang sedang faceplant di mejanya. Yang dipanggil terlihat mendongak dalam keadaan separuh terbangun ketika gadis itu menghampiri.

[END] Love You Until DeathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang