Chapter 10: Confession

705 62 1
                                    

Berita tentang ruang klub yang terkena vandalisme langsung diketahui oleh pihak guru. Ren mewakilkan ketiga temannya untuk menceritakan semuanya walau tetap menyembunyikan tentang mereka yang mencari tahu kematian Violette. Dengan bukti laporan dari penjaga sekolah dan kronologi yang dijelaskan, mereka terbebas dari kecurigaan.

Setelah melaporkan hal itu, kegiatan klub terpaksa diliburkan sampai ada arahan dari guru konseling. Walaupun tidak ada properti yang dirusak, namun cukup sulit untuk membersihkan bekas piloks yang ada di meja, dinding, dan tirai. Ren harus mengorbankan sebagian uang sakunya kepada janitor sekolah yang bersedia membantu membersihkan ruang klub.

Minggu siang, Shelby berkunjung ke kamar Ren dan membawakan dua bungkus roti melon dan dua kaleng soda. Laki-laki itu menyambut kedatangannya dengan wajah setengah mengantuk hasil begadang semalaman selama tiga hari terakhir. Terlihat dari kantong matanya yang semakin jelas dan layar laptop yang memperlihatkan sekian banyak artikel berita.

"Niat amat sampai banyak tab yang kebuka begitu," komentar Shelby.

"Begitulah. Aku terpaksa melakukan riset sendiri. Setidaknya informasi apapun yang kutemukan bisa berguna untuk investigasi kita."

Shelby mengangguk. Ren kemudian menghela napas. Manik hijaunya menatap gadis itu dalam-dalam sebelum berbicara lagi. "Shelby, ada sesuatu yang ingin kutanyakan kepadamu."

"Apa?"

"Kau... apakah kau punya hubungan sesuatu dengan Bu Fallen?"

Jantung Shelby seakan berhenti berdetak ketika mendengar pertanyaan itu. "K-Kenapa kau tiba-tiba menanyakan hal itu?"

"Aku curiga dengan kau yang kelihatannya sangat akrab dengan Bu Fallen. Kau juga bisa dengan gampangnya mendapat informasi semacam itu dari beliau. Apalagi saat mendapat informasi tentang pulang cepat waktu itu. Guru-guru yang lain takkan memberitahukan hal itu kepada kita hingga jam pelajaran dimulai.

Yang paling membuatku heran adalah sewaktu bertanya tentang Violette. Aku pernah bilang kalau pihak sekolah pasti akan melarang kita bertanya tentang kasus yang terjadi di luar sekolah. Seharusnya Bu Fallen melarang kita untuk menyelidiki kasus itu karena terjadi di luar lingkungan sekolah. Aku yakin Kepala Sekolah sudah memberikan perintah kepada guru-guru untuk melarang kita membahas tentang apapun yang terjadi di luar sekolah. Dan sebagai guru, beliau tidak akan melanggar perintahnya."

Shelby membeku mendengar ucapan Ren. Sementara laki-laki itu hanya menatapnya. "Apakah aku terlalu mengejutkanmu? Atau ada yang salah dengan ucapanku barusan?" tanyanya. Dia berharap alasan yang pertama bukan jawaban yang didapat.

Gadis itu menundukkan kepalanya. "Kau... benar-benar ingin tahu?"

Ren mengangguk. Shelby memalingkan wajah, tidak berani menatap lawan bicaranya. "Kurasa aku tidak bisa menyembunyikan ini darimu. Tapi berjanjilah untuk tidak mengatakan hal ini kepada siapapun."

Gadis di hadapannya menghela napas sebelum melanjutkan. "Kau... ingat aku pernah bilang kalau aku punya bibi yang bekerja menjadi salah satu guru di sini?"

"Ya, aku ingat. Kau mengatakannya di hari pertamamu di klub."

"Sebenarnya..." Shelby menelan ludah. "aku ini keponakannya Bu Fallen. Beliau adalah bibiku dan guru yang aku maksud waktu itu."

Sekujur tubuh Ren seakan disengat listrik. "Hah?"

"Bibi Fallen adalah satu-satunya kerabat semenjak Papa dan Mama meninggal. Aku sempat putus asa dan nilai-nilaiku turun drastis, meskipun bisa lulus dengan nilai biasa saja. Akhirnya aku dimasukkan kemari agar beliau bisa mengawasi. Beliau saat itu baru saja diterima untuk mengajar di sini setelah sebelumnya mengajar di tempat lain."

[END] Love You Until DeathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang