Chapter 13: Repeated Fate, Repeated Tragedy

723 59 5
                                    

"Bu Fallen..." Dean memandang wanita di hadapannya dengan ngeri. "Jadi, Anda memang benar-benar pelakunya?!"

Bu Fallen menyeringai. "Memang benar. Akulah orang yang membunuh Violette! Gadis itu pantas mati! Dia telah merebut laki-laki yang kusukai!"

"Hanya karena hal itu ibu sampai tega membunuhnya!?" tanya Benny tidak percaya.

"Ya, dan aku tidak menyesal melihat gadis itu mati! Siapapun yang berani merebut Daniel, akan kuhabisi nyawanya! Rupanya aku tidak salah saat mencegat Dean dan Benny saat itu. Kalian memang sedang mencari tahu siapa orang yang telah membunuh Violette enam belas tahun yang lalu!"

Bu Fallen menyeringai puas melihat wajah takut mereka. "Aku akan membungkam kalian dengan berbagai cara," beliau menghampiri ketiganya. "Tapi tenang saja... aku takkan membunuh kalian dengan cara yang sama seperti anak-anak yang kubunuh."

"Ibu...," kata Benny. "Jadi ibulah guru pembunuh itu."

Kepala Ren tiba-tiba berdenyut keras. Pandangannya mulai menggelap. Hal terakhir yang bisa dia lihat adalah Bu Fallen yang menyeringai kejam sebelum tubuhnya tumbang.

Di UKS...

Shelby membuka matanya perlahan. Dia melihat ke arah sekelilingnya. "Apa yang... terjadi?" tanyanya dalam hati.

Perlahan dia bangun dan duduk di tempat tidur. Kepalanya masih terasa sakit setelah kemarin malam berhadapan dengan sosok itu. Hal terakhir yang diingat adalah konfrontasinya dengan si pelaku, namun terlanjur dipukul hingga pingsan.

"Oh, kamu sudah bangun, rupanya." Seorang guru masuk ke UKS. "Ren tadi menemukanmu pingsan di kamar. Dia langsung melapor kepada penjaga asrama dan membawamu ke UKS. Luka di kepalamu juga cukup parah, untung tidak sampai gegar otak."

Shelby perlahan duduk di kasur, sementara guru itu memberikan segelas air padanya. "Ini, minumlah."

"Terima kasih, Bu Kiara...," desis Shelby. "Anu, sudah pukul berapa sekarang?"

"Pukul lima lewat," jawab Bu Kiara sambil merapikan kertas di meja kerjanya. "Nanti akan saya laporkan ke wali kelas dan kepada bibimu kalau kamu tidak bisa hadir besok. Setidaknya sampai kepalamu memulih."

"Bibi..." Shelby seketika tersentak, teringat dengan apa yang terjadi kepadanya sebelum pingsan. "Bibi Fallen... dimana dia?"

"Tadi beliau bilang ada di ruang Klub Misteri."

Mata Shelby membulat. "Oh, tidak... aku tidak bisa biarkan...," dia buru-buru bangkit, namun Bu Kiara menghentikannya.

"Kamu tidak bisa bangun terlebih dahulu. Kamu baru saja pulih, jangan terlalu memaksakan diri."

"Tapi aku harus segera ke sana, Bu! Mereka teman-temanku! Klub Misteri juga sudah menjadi bagian dari hidupku!" Shelby menukas cepat. Suaranya kemudian merendah. "Karena... mereka tidak seharusnya bertemu dengan orang yang bahkan keberadaannya tidak bisa diterima. Aku tahu kebenaran dari kasus ini."

"Apa maksudmu?"

"Insiden vandalisme itu. Kasus gadis yang dibunuh di tebing beberapa tahun yang lalu. Semua itu dilakukan oleh orang yang sama. Orang yang belakangan ini menjadi perbincangan di kota sana!" Shelby menghantamkan tinju ke kasur. "Sial, seharusnya aku menyadari kalau bibi adalah pelakunya. Rupanya selama ini aku tinggal dan diurus oleh seorang psikopat."

"Shelby, tenangkan dirimu. Ceritakan pada saya, apa yang sebenarnya terjadi. Saya akan coba membantu sebisa mungkin."

Shelby mengatur napasnya. "Kejadian vandalisme yang menimpa klub kami. Tadinya kami melakukan investigasi kecil tentang kasus kematian seorang gadis enam belas tahun lalu. Sampai ketika kami pulang dari investigasi itu, ada orang yang mencoret-coret dinding ruang klub dengan piloks."

[END] Love You Until DeathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang