Chapter 2: The Feeling Between

1.1K 83 7
                                    

Pagi harinya...

Violette memandangi amplop di tangan sembari bersandar di kursi mobil. Sejak tadi dia menatap surat tersebut sambil sesekali memutar-mutar atau memainkan ujungnya, masih ragu apakah harus menyelipkan itu di sela-sela halaman buku, memberikan langsung, atau malah tidak memberikan sama sekali.

"Apa sebaiknya aku tunggu momen yang tepat saja? Tapi kalau begitu aku bisa keduluan oleh cewek lain. Aku harus mencari waktu yang tepat untuk memberikannya tanpa mengundang banyak perhatian."

Gadis itu menghela napas. "Jatuh cinta dengan rival sendiri pula. Taruhannya apakah aku masih bisa dekat dengannya atau malah jadi canggung kalau bertemu. Aku tidak mau kalau sampai hal itu terjadi."

Mobil pun sampai di depan area sekolah. Violette turun dan membaur dengan anak-anak yang baru datang di halaman depan menuju ke kelas. Sosok Fallen belum terlihat sama sekali, kemungkinan bus yang mengantar ke arah sekolah sedikit terlambat.

Jam menunjukkan pukul tujuh kurang lima belas ketika Fallen tiba di kelas dan langsung menghampiri sahabatnya. "Maaf aku telat. Tadi ada urusan sedikit di rumah."

"Tidak apa-apa. Untung saja belum bel masuk," sahut Violette.

Fallen menaruh tasnya di meja sebelah Violette. "Jadi, bagaimana? Kamu sudah memutuskan atau belum?"

"Soal surat cinta itu? Sudah, sih." Violette menunjukkan surat yang ditulisnya. "Aku sampai begadang semalaman hanya untuk menulisnya."

Fallen terkejut. "Jadi betulan ditulis, ya."

"Ya, begitulah. Aku sebetulnya bingung haruskah aku mengikuti saranmu untuk menyelipkannya di loker atau kubatalkan saja. Tapi kalau dibatalkan nanti malah keduluan orang lain."

"Tidak ada masalahnya mencoba, kok. Mungkin kamu selipkan di buku catatan Fisika waktu kamu berikan padanya."

"Benar juga." Violette pun menyelipkan surat itu ke dalam buku catatan Fisika-nya. "Aku akan berikan nanti waktu istirahat. Mudah-mudahan saja dia tidak kebingungan karena dapat surat cinta dari rivalnya."

Bel tanda masuk berbunyi. Anak-anak kelas 3-A membawa buku-buku mereka ke lab bahasa untuk mengikuti pelajaran bahasa Inggris. Violette mengeluarkan buku dan tempat pensilnya dan bergegas menuju lab, tanpa sadar jika dia menjatuhkan surat cintanya. Ketika sudah keluar kelas, seseorang memungut surat tersebut dan menyelipnya ke dalam kantong rok, kemudian menyusul anak-anak lain ke ruang lab.

Pelajaran bahasa Inggris berlangsung selama satu setengah jam. Setengah sembilan pagi, bel pergantian pelajaran pun berbunyi. Murid-murid kelas 3-A kembali ke kelas untuk mengikuti pelajaran berikutnya. Masih ada jeda waktu lima sampai sepuluh menit sebelum guru yang akan mengajar datang. Beberapa anak mempergunakan waktu jeda untuk mengobrol atau ke toilet.

Tiba-tiba, seorang siswi menghampiri Fallen dan seketika menghardiknya. "Heh, kembalikan yang kamu curi itu!"

Fallen terkejut. "Kembalikan? Aku tidak mengambil apa-apa."

"Tidak usah bohong! Aku melihatmu tadi memungut sesuatu dari bawah meja Violette! Habis mencuri apa, hah?!"

Seluruh mata menoleh ke arah Fallen dan siswi itu. "Aku berani bersumpah, aku tidak mencuri apa-apa dari Violette. Kalau itu miliknya sudah pasti kukembalikan."

"Lalu yang tadi kamu pungut itu apa?! Kamu kira aku tidak lihat?! Kamu sendiri pungut dari bawah mejanya, 'kan?! Aku melihatmu menyembunyikan itu ke dalam kantong!"

"Sudah kubilang aku tidak mengambil apa-apa!" balas Fallen. "Kalau ada yang jatuh pun aku pasti langsung memberikannya kepada Violette!"

"Halah, tidak usah berbohong, deh! Apa perlu aku minta kamu untuk keluarkan semua isi kantong rokmu?!"

[END] Love You Until DeathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang