Chapter 7: Incarnation, Fallen Angel

752 70 1
                                    

Biru.

Hal pertama yang dilihatnya adalah biru. Sekelilingnya berwarna biru. Di bawah kakinya terdapat hamparan pasir yang membentang beserta batu-batu karang. Meskipun begitu, dia merasakan dapat bernapas dengan normal.

Ren merasakan tubuhnya sedang terapung-apung. Benar-benar mengapung. Kakinya tidak menapak di pasir sama sekali dan tangannya tidak merasakan udara yang ada di permukaan air.

Sesaat, Ren merasa panik. Dia memejamkan mata, berusaha membangunkan diri dari mimpi itu. Sekujur tubuhnya gemetaran. Berkali-kali, hatinya meneriakkan untuk segera terbangun dan melupakan laut yang menjadi ketakutannya.

Sesosok gadis memakai gaun putih dan rambutnya panjang bergelombang tiba-tiba muncul dan mengulurkan kedua tangan, lalu menggenggam lengannya dengan pelan. "Shh... jangan takut. Kau tidak benar-benar tenggelam."

Ren tertegun. "Siapa kau?"

Gadis itu melepaskan kedua tangannya. "Tidakkah kau ingat? Aku adalah orang yang kematiannya sedang kau cari saat ini."

Butuh waktu beberapa saat hingga Ren menyadari siapa gadis yang ada di hadapannya. "V-Violette?!"

Violette, tersenyum manis ke arahnya. "Senang bertemu denganmu, Ren Hibiya."

"K-Kenapa kau bisa ada di sini?" tanya Ren. "Kukira... kukira kau sudah tewas... enam belas tahun lalu...,"

Violette tertawa kecil. "Justru yang kau lihat saat ini adalah alam bawah sadarmu sendiri. Bayangan yang muncul oleh rasa ketakutanmu terhadap laut yang juga menjadi tempatku meregang nyawa."

"Kenapa kau menarikku kemari?"

"Karena aku ingin memberikanmu petunjuk. Bagaimana kau memiliki ketakutan itu dan siapa orang yang membunuhku."

Ren tersentak. "Petunjuk?"

Violette mengangguk. "Sang iblis yang menyamar menjadi malaikat adalah pembunuhnya. Bagi si pembunuh, kau adalah seorang fallen angel karena dianggap telah berkhianat kepadanya."

"Fallen... angel?"

"Seharusnya kau tahu siapa dia," ujar Violette. "Sayang sekali, aku tidak bisa memberitahumu lebih banyak."

Ren terdiam sesaat. "Violette... bagaimana kalau aku tidak bisa menemukan jawabannya? Bagaimana jika pembunuhnya tidak ditemukan sama sekali?"

"Kau pasti bisa, Ren. Jawabannya selalu ada di depan mata, 'kan? Kita hanya tidak menyadarinya saja. Aku ingin kau menemukan siapa yang telah membunuhku enam belas tahun yang lalu."

Tubuh Violette mulai menghilang. "Petunjuknya hanya satu. Sang fallen angel-lah yang mengakhiri nyawaku malam itu."

Sebelum Ren bisa mencegahnya, Violette memberikan senyuman terakhir sebelum benar-benar hilang. Kemudian, sekelilingnya menjadi gelap.

Ren tersentak bangun. Keringat mengalir deras dari pelipis dan sekujur tubuh. Matanya menyapukan pandangan ke sekeliling. Dia tidak berada di dasar laut lagi, melainkan di atas kasur di kamar asramanya sendiri. Laki-laki itu duduk di kasur dan memegangi dadanya.

"Yang tadi itu... mimpi?" batinnya.

Ren melirik jam dinding. Pukul enam sore, lama juga dia tertidur. Harusnya Dean, Benny, dan Shelby sudah kembali ke asrama masing-masing. Dia berniat untuk meminta maaf pada mereka karena harus meninggalkan ketiganya di tengah-tengah diskusi.

[END] Love You Until DeathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang