Letter.

2.8K 232 7
                                    

SMU Yosen.

Adalah sebuah sekolah yang berada di kota Akita bagian utara, sekolah besar dengan umur tak muda yang menyimpan segudang prestasi dari dulu hingga sekarang.

Kalau bisa mengambil satu contoh, Fukui akan dengan bangga mengatakan mereka berhasil menduduki bangku juara tiga dalam pertandingan interhigh.

Tapi tetap saja, ia tak pernah menyangka akan terlibat dalam drama detektif macam ini dalam hidupnya.

"Aku... dipilih oleh kepala kepolisian Akita untuk mengusut kasus hilangnya salah satu murid Yosen, Manatsuto Nakazae."

Bagaikan ditampar keras, keempat makhluk disana menganga serempak, serta-merta  mempertanyakan fungsi indra pendengaran mereka.

(Meski tidak termasuk si titan ungu yang dengan cueknya ngemil dibelakang kerumunan.)

"Repeat Sophia... repeat." Tatsuya bertutur, sepertinya belum kembali kepada kenyataan.

Setelah itu, dimulailah penjelasan panjang mengenai kejadian yang telah dilaluinya dari mulai menginjakkan kakinya di Akita sampai bertemu dengan Tatsuya setengah jam yang lalu.

"Aku tidak percaya ini..." Tatsuya memijat keningnya pening, tak rela sang adik yang (baginya) serapuh gelas itu berada dalam tugas berbahaya.

Okamura menggaruk tengkuk, berusaha mencerna beberapa informasi yang dibeberkan secara live.

"Err... ini hanya sekedar bertanya, tapi kenapa kau yang mengawas di wilayah Akita? Bukankah ada juga yang di Tokyo?" Tanyanya.

Sophia menghela nafas kemudian berkata "Partnerku sudah mengambil kasusnya duluan," dengan nada jengkel.

Akhirnya setelah beberapa lama berunding, mereka setuju untuk membawa Sophia.

"Tapi ada syaratnya," Himuro mengundang perhatian adiknya "Kau harus izin dan menjelaskan pada pelatih kami kenapa kami terlambat."

Sontak pemain tim Yosen memucat. Melirik jam tangan dan telepon genggam, mendapati mereka terlambat dari jam yang ditentukan.

"Baik, aku terima."

~CNS~

Masaki Arako menatap bengis anggota tim intinya dengan katana kayu ditangan.

"Sudah berani kalian rupanya, hah?! Bukankah ku bilang datang setengah delapan?!" Dengan gaya khas pemain antagonis dari suatu negara, Masaki mulai menceramahi anak didiknya.

"Go-gomenasai kantoku. Tadi kami-"

"DIAM FUKUI!"

Fukui meringkuk di pinggir ruangan bak anak anjing terbuang.

"Dan lagi membawa orang asing ke klub. Apa mau kalian sebenarnya?"

Anggota tim saling melirik satu sama lain, gemetar ketakutan sekaligus ngeri.

"Ma-masaki Arako-sensei..."

"APA?!"

Masaki menoleh garang kepada gadis tidak dikenal yang memanggil, hanya untuk mendapatinya memasang wajah malaikat setengah berurai air mata.

"Ke-kenapa kau?!" Tanyanya gelagapan

"To-tolong jangan marah pada mereka... yang salah adalah aku..."

Code Name : Sea! [SLOW-UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang