Case 1 : Bloody Cafe (Part 1)

6K 415 20
                                    

Kling.

Suara bel terdengar ketika ia membuka pintu sebuah cafe di kota Tokyo. Cukup besar memang, namun semua peralatan dan suasana disini terkesan sederhana dan harga harganya cukup terjangkau. Pas untuk tempat berkumpulnya anak anak muda seperti dirinya. Walaupun ia tau ini bukan hanya undangan iseng.

Tapi jujur, sampai sekarang Sophia masih bingung, apa alasan cafe ini dinamai Bloody Cafe. Cafe ini nampak biasa saja baginya.

"Err. Terima kasih sudah mengantarku kesini."

Sophia menoleh kearah pria disampingnya. Laki laki paruh baya yang ditemuinya di stasiun tadi ternyata juga mendapat 'undangan' yang sama sepertinya.

"Ah. Tidak masalah, Homuro-san."

Homuro menyerahkan tiketnya kepada resepsionis di dekat pintu dan memilih sebuah kursi yang terletak dipojok, tempat ia dapat mengawasi gadis yang membuatnya penasaran. Ia terus memperhatikan gerak gerik gadis bersurai kebiruan itu.

Sementara Sophia nampaknya agak tidak nyaman dengan keramaian seperti ini, belum lagi tim basket Seirin yang isinya notaben orang orang berisik.

"Eh, ingat tidak saat kita melawan Kaijõu? Aku benar benar deg degan! Ternyata kita bisa menang ya!"

"Apalagi saat melawan Shūtoku! Astaga, jantungku mau copot rasanya waktu itu!"

"Sayang kita kalah dengan Toūo. Padahal seharusnya kita bisa maju ke final!"

"Minna-san, tolong jangan disinggung.
Lihat Kagami-kun sudah Pundung disana..."

"Lebih baik kau diam saja, Kuroko teme..."

"Hah? Ah, maaf Kagami-kun... Dan Kuroko-kun, kapan kau kembali?"

"Daritadi..."

Sophia memperhatikan tim basket Seirin sambil menyesap Green tea miliknya. Sebuah senyuman merekah di bibirnya, walau sangat tipis.

'Sepertinya kau menemukan teman teman yang baik, Taiga...' Batinnya lega. Karena jujur, ia khawatir sepupunya ini tidak mendapat teman, mengingat perawakannya yang terkesan mengerikan dan sifatnya yang agak blak blakan dan judes.

"Soyeba Masayoshi-san, apa kau sudah punya pacar?"

'Tunggu, apa?'

Sophia langsung tersedak green tea miliknya.

"A-ah, daijoubu ka?" Ujar Riko sambil menepuk nepuk punggung gadis berambut panjang itu.

"Furihata! Setidaknya tanyakan hal yang normal sedikit!"

"E-eh, memang itu salah ya?"

Sophia menarik nafas dalam dalam sebelum mengeluarkannya menjadi sebuah helaan nafas panjang.

"Ini harus kujawab atau tidak?"

"Yah, terserah kau saja sih..."

Memang perkataan mereka begitu, tapi dari wajah mereka ia tahu bahwa mereka sangat penasaran, bahkan Kagami bangkit dari kepundungannya dan ikut memasang telinga disebelah Kuroko.

"Belum. Aku belum punya pacar"

Sophia bisa melihat raut bahagia dari anak kelas satu dan beberapa anak kelas dua. Bahkan ia juga sempat mendengar helaan nafas lega dari Kagami. Sophia menaikkan sebelah alis.

"Memangnya ada apa?"

"Tidak. Tidak ada..."

Sophia memincingkan matanya curiga, namun sebelum kata kata sarkatis sempat keluar dari bibir sang Masayoshi, sebuah suara cempreng menginterupsi gadis itu.

Code Name : Sea! [SLOW-UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang