Miracle?

3.1K 249 8
                                    

Waktu baru menunjukkan pukul lima kurang sepuluh menit, namun seseorang sudah meninggalkan penginapannya dan menyusuri jalan Akita dengan tenang.

Tata letak lokasi investigasi yang dikirimkan oleh sang partner dari Tokyo sudah dicatat dan diingatnya baik baik. Mencegah dirinya tersasar dan terlibat masalah lagi seperti kemarin.

Pagi hari pada musim gugur memang cukup dingin, itulah sebabnya Sophia dan beberapa orang yang ditemuinya dijalan telah menggunakan jaket tebal untuk melindungi diri mereka dari angin dingin yang menusuk.

"SMU Yosen, berada seratus meter ke barat dari penginapan. Di sebrang toko bakeri, eh?" Gumamnya sambil membaca notes kecil setengahnya. Terlalu terlarut sampai kehilangan fokus ke jalan didepannya.

Bruk!

Kedua orang itu sama sama terjatuh. Yang satu mengerang jengkel karena kertasnya kini terbang entah kemana, sedangkan satu lagi masih meringis sakit akibat membentur tanah yang cukup keras.

"Maafkan aku. Tadi aku sedang terburu - buru..." Ujar pemuda itu sambil berdiri dan membersihkan celananya.

"Ya, tidak masalah..." Sophia pun berdiri sambil menghela nafas, pasrah akan satu satunya petunjuknya kini menghilang.

Satu kesialan telah menyambutnya pagi ini. Membuat moodnya langsung turun seperempat dari tingkat tertinggi.

Keduanya mengangkat kepala, berniat meminta maaf dengan keadaan yang lebih formal.

Seandainya Sophia tau betapa salahnya ia saat mendongakan kepala...

"Maafkan ak- eh, Sophia?!"

Sophia yang baru sadar akan suara khas itu langsung melebarkan matanya. Menatap tak percaya kepada pemuda berkalung cincin besi dihadapannya.

Ya, tak salah lagi.

Ia adalah 'kakak' dari sang sepupu dan dirinya...

"Tatsu... ya... ?"

... Himuro Tatsuya.

~CNS~

Jujur saja, Sophia bingung mengklarifikasikan keadaanya sekarang. Ia bisa dibilang beruntung karena bertemu orang yang memandunya langsung ke lokasi investigasi,

Tapi juga dapat dikatakan sial karena orang tersebut ternyata adalah Himuro Tatsuya, orang yang seharusnya paling ia hindari disini.

Belum lagi ditambah dengan seekor titan bermuka gorila dan seorang pemuda keturunan China yang juga memiliki tinggi diatas rata - rata. Rasanya ia memiliki bodyguard salman konteks yang... agak absurd.

"Kapan kau pulang ke Jepang? Kenapa tidak memberitahuku?" Tanya Tatsuya dengan senyum ramah, mengelus kepala 'adik'nya itu dengan penuh kasih sayang. Senyum ramah secerah matahari terpasang manis di wajahnya, membuat beberapa perempuan mulai berbisik bisik.

"Eh, pemuda itu tampan ya?"

"Aah, benar benar pria idaman~"

"Tapi siapa perempuan disampingnya?"

"Semoga bukan kekasihnya."

"Belum lama kok..." Komentar Sophia sambil tersenyum setengah terpaksa. Meski tetap ada rasa senang saat melihat si pemuda yang bertingkah seperti terakhir kali mereka bertemu.

Beralih ke tempat yang tidak jauh (bahkan bisa dibilang di sebelah mereka) dua bodyguard yang dimaksud duduk, si muka gorila hanya bisa duduk dengan aura aura suram, seolah meratapi nasibnya yang (memang) mengenaskan.

Code Name : Sea! [SLOW-UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang